Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Nabilla Anggi
Magister Budidaya Perairan
Tingkah laku udang memiliki perbedaan antara satu jenis dengan jenis lainnya, seperti kebiasaan udang loncat dari air tambak, berenang di kolom perairan, dan berenang melawan arus. Namun, kebiasaan udang loncat bukan sesuatu yang patut dimaklumi oleh Bapak/Ibu. Kebiasaan udang loncat bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Petambak harus paham alasan mengapa udang sering loncat di tambak udang agar tidak terkena dampak negatifnya. Yuk simak penjelasan selanjutnya!
Penyebab Udang Loncat
Pencemaran lingkungan perairan tambak udang dapat menimbulkan berbagai konflik untuk kesehatan udang, sebab udang sangat rentan terhadap kualitas air yang buruk. Untuk mendeteksi kondisi perairan tambak udang yang baik atau buruk, Bapak/Ibu bisa memperhatikan tingkah laku udang.
Tingkah laku udang loncat dapat terlihat 40 hari setelah proses penebaran di kolam tambak udang. Udang yang berenang tidak beraturan, meloncat-loncat, dan akhirnya kaku atau mati menunjukkan perairan tambak yang bersifat toksik atau merugikan udang. Namun, udang meloncat-loncat juga bisa menjadi indikasi udang sehat, yaitu ketika udang berenang dengan aktif dan meloncat-loncat. Saat melakukan pengecekan anco, Petambak akan mengecek bagaimana pergerakan udang. Saat pergerakannya lemah dan tidak meloncat, udang tersebut dapat dikatakan sakit.
Kondisi perairan yang buruk dapat dipengaruhi oleh amonia yang berlebih, pH tidak stabil, suhu tinggi, alkalinitas tidak teratur, atau kekeruhan parah. Parameter-parameter ini menyebabkan udang tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Berikut ini 7 kondisi yang dapat mempengaruhi tingkah laku udang pada perairan tambak hingga udang loncat:
- Respon terhadap perubahan lingkungan, perubahan lingkungan ini tidak selalu berhubungan dengan kualitas air namun bisa seperti adanya kejutan cahaya
- Media air budidaya udang terkena limbah
- Udang stres
- Kadar glukosa darah udang tinggi/meningkat
- Kolam tambak diberi insektisida triklorfon
- Lingkungan sekitar berubah secara drastis
- Proses pengeluaran telur udang betina dewasa terjadi secara tiba-tiba
Cara Mengatasi Udang Lompat
Berikut beberapa cara mengatasi udang lompat sesuai dengan musim dan kondisi kebutuhan budidaya udang:
1. Musim Pembenihan
Tanda udang sudah memasuki musim pembenihan adalah ketika udang betina dewasa melompat-lompat di permukaan perairan. Agar udang betina dewasa tidak lompat ke luar wadah, Petambak dapat menambah jaring di atas media pembenihan.
2. Musim Hujan
Perubahan kondisi lingkungan saat musim hujan menjadi masalah serius bagi Petambak. Pasalnya, perubahan yang drastis memicu stres pada udang, ditandai dengan tingkah laku udang yang melompat-lompat di kolam tambak udang. Untuk menangani hal tersebut, Petambak dapat melakukan kontrol rutin parameter kualitas air, mengelola pemberian pakan, dan memberi pakan yang dicampur probiotik pada udang.
3. Musim Panen Udang
Panen udang dapat dilakukan 3-4 bulan setelah penebaran benur ke tambak udang. Saat panen, Petambak biasa menggunakan jaring tarik untuk menyerok udang yang ada di dasar kolam tambak. Namun, salah satu permasalahan yang dihadapi ketika menyerok udang tersebut adalah udang melompat ke berbagai arah, sehingga udang bisa lolos dari jaring tarik dengan mudah. Untuk menanggulangi masalah ini, Petambak dapat mendesain jaring tarik yang bagian atasnya lebih menonjol ke atas permukaan air. Gunanya adalah untuk mencegah udang lompat keluar jaring tarik.
Atasi Udang Loncat dengan Berkonsultasi Gratis di Aplikasi eFarm!
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Fenomena udang loncat bisa menjadi indikator kesehatan air tambak dan udang itu sendiri. Kalau Bapak/Ibu masih bingung akan bagaimana cara menangani udang loncat, Bapak/Ibu tidak perlu khawatir. Bapak/Ibu bisa berkonsultasi secara gratis dengan ahlinya di fitur Konsultasi Budidaya dari eFarm.
eFarm merupakan aplikasi yang dibuat khusus untuk Petambak udang, dilengkapi dengan berbagai fitur yang menyediakan solusi untuk permasalahan budidaya udang Bapak/Ibu. Salah satunya adalah fitur Konsultasi Budidaya, di mana Bapak/Ibu bisa berkonsultasi dengan ahli budidaya untuk mendapatkan langkah penanganan/perawatan tambak yang tepat untuk meminimalkan risiko kematian udang.
Miliki aplikasi eFarm sekarang dan bergabunglah bersama ribuan Petambak lainnya. Konsultasi kendala budidaya Bapak/Ibu hanya di aplikasi eFarm!
Nabilla Anggi - Magister Budidaya Perairan
Nabilla merupakan lulusan sarjana dan magister budidaya perairan serta memiliki pengalaman di dunia perikanan baik hatchery maupun pembesaran
Pertanyaan Seputar Udang Loncat
Udang melompat, tapi karena berbagai alasan yang berbeda. Udang melompat bisa menjadi indikator kondisi perairan tambak yang toksik atau tidak sehat untuk udang. Tingkah laku udang loncat dapat terlihat 40 hari setelah proses penebaran di kolam tambak udang.
Ada 6 kondisi yang dapat mempengaruhi tingkah laku udang pada perairan tambak hingga udang melompat-lompat, yaitu media air budidaya udang terkena limbah, udang stres atau kadar glukosa darahnya meningkat, kolam tambak diberi insektisida triklorfon, lingkungan sekitar berubah secara drastis, atau proses pengeluaran telur udang betina dewasa terjadi secara tiba-tiba.
- Ardi, I., Setiadi, E., Kristanto, A. H., & Widiyati, A. (2017). Salinitas Optimal untuk Pendederan Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris Marmorata). Jurnal Riset Akuakultur. Vol 11 (4): 247-354.
- Azizah S, N. 2010. Ketahanan Tiga Strain Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii) Terhadap Surfaktan Deterjen Alkyl Sulfate.
- Paquotte P , Chim L, Martin J, Lemos E, Stern M, Tosta G. 1998. Intensive Culture Of Shrimp Penaeus Õannamei In Floating Cages: Zootechnical, Economic And Environmental Aspects. Aquaculture. Vol. 164 :151–166.
- Pratama D R. 2018. Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan Terhadap Peningkatan Intensitas Warna Ikan Guppy (Poecilia reticulata). Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan. Vol 1(7).