Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Nabilla Anggi
Magister Budidaya Perairan
Memilih tanah tambak untuk budidaya udang menjadi faktor penting yang harus diperhatikan sebelum memulai usaha budidaya. Tanah yang baik untuk digunakan sebagai tambak adalah tanah yang mampu menahan air atau tidak bocor, serta mengandung bahan organik seperti Fosfor (P), Nitrogen (N), dan Karbon (C).
Tekstur tanah tambak yang cocok untuk budidaya udang akan dibahas secara lengkap di artikel ini. Simak penjelasannya!
Unsur Hara yang Baik untuk Tambak
Unsur hara pada tanah tambak akan berpengaruh terhadap kelangsungan budidaya. Berikut adalah beberapa unsur hara yang diperlukan untuk budidaya udang:
1. Fosfor (P)
Fungsi fosfor adalah mendorong pertumbuhan fitoplankton yang berfungsi sebagai pakan alami udang, sekaligus menjaga kestabilan kualitas air. Jika kandungan fosfor pada tanah tambak masih rendah, Petambak bisa melakukan pemupukan saat persiapan budidaya.
2. Nitrogen (N)
Nitrogen yang berada di dalam tanah tambak berguna untuk menetralkan amonia menjadi bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh fitoplankton.
3. Karbon (C)
Karbon berfungsi untuk menghasilkan sumber energi bagi bakteri sehingga dapat mengurai nitrogen organik. Kandungan karbon sangat mempengaruhi kualitas air tambak udang, terutama pH dan oksigen terlarut.
Kandungan bahan organik pada tambak dapat berasal dari sisa pakan, sisa metabolisme, pupuk, plankton yang mati, dan beberapa sumber lainnya. Bahan organik memang tidak mempengaruhi organisme budidaya secara langsung, namun dapat mempengaruhi kualitas air dan plankton pada tambak.
Tekstur Tanah yang Cocok untuk Tambak Udang
Pemilihan tanah sangat penting dalam persiapan budidaya. Sebelum menentukan sistem budidaya yang akan digunakan, Bapak/Ibu harus mengetahui jenis tanah dengan tekstur yang cocok untuk dijadikan tambak. Bapak/Ibu bisa memilih tanah yang mengandung unsur hara yang cukup dan memiliki tekstur yang sesuai untuk tambak.
Berikut ini merupakan tekstur tanah yang cocok untuk tambak:
Kesuburan tambak umumnya ditentukan oleh kandungan liat di tanah yang bisa mencapai kadar 50%. Jenis tanah lempung berpasir sangat sesuai untuk pertumbuhan makanan alami, sedangkan jenis tanah pasir dan pasir berlumpur bersifat sangat porus, sehingga tidak dapat menahan air serta minim unsur hara.
Kelola Tanah Tambak dengan Konsultasi Budidaya di eFarm!
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Sebagai Petambak, pasti Bapak/Ibu memerlukan arahan sebelum memulai budidaya udang. Bapak/Ibu bisa menggunakan fitur Konsultasi Budidaya dari eFarm. Fitur Konsultasi Budidaya menyediakan layanan konsultasi secara gratis dengan ahli Akuakultur sehingga Bapak/Ibu bisa mendapatkan langkah budidaya yang tepat hingga mendapatkan panen yang optimal.
Tertarik melakukan konsultasi gratis untuk budidaya udang Bapak/Ibu? Jangan pikir-pikir lagi, langsung miliki aplikasi eFarm secara gratis dan coba fitur Konsultasi Budidaya!
Nabilla Anggi - Magister Budidaya Perairan
Nabilla merupakan lulusan sarjana dan magister budidaya perairan serta memiliki pengalaman di dunia perikanan baik hatchery maupun pembesaran
Pertanyaan Seputar Tanah Tambak Udang
Jenis tanah yang cocok untuk tambak adalah tanah liat, liat berlumpur, lempung liat berpasir, dan lempung berpasir. Jenis tanah lempung berpasir sangat sesuai untuk pertumbuhan makanan alami, sedangkan jenis tanah pasir dan pasir berlumpur bersifat sangat porus, sehingga tidak dapat menahan air serta minim unsur hara.
Udang cocok dibudidayakan di daerah dengan tanah tambak yang memiliki ketersediaan unsur hara seperti Fosfor (P), Nitrogen (N), dan Karbon (C) yang cukup. Unsur hara tersebut sangat berguna dalam mendukung pertumbuhan udang.
- Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1991. Teknik Pembuatan Tambak Udang. Kanisius. Yogyakarta.
- Avnimelech Y dan Rivto G. 2003. Shrimp and Fish Pond Soil: Process and Management. Aquaculture. Vol. 220 (1-4):549-567.
- Barg U C. 1992. Guidelines for the promotion of environmental management of coastal aquaculture development. Rome, Italia: Food Agriculture Organization of the United Nation
- Boyd,C.E. 2003. Organic Matter In pond bottom sediment. Global Aquaculture Advocate.
- Hidayanto, M, Agus HW., dan Yossita F. 2004. Analisis Tanah Tambak Sebagai Indikator Tingkat Kesuburan Tambak. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 7(2): 180-184.
- Jasmin, S, Ramlan, Monda A. 2017. Identifikasi Sifat Tanah Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L) Di Desa Parigimpuu Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal Agroland. Vol. 24(3):214-221.
- Suprapto N, Chang T dan Ku C. 2017. Conception of learning physics and self-efficacy among Indonesian university students. Journal of Baltic Science Education. Vol. 16(1): 7-19.
- Tamanampo J. 2004. Ekologi Perairan (Ekologi Perairan Tawar). Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi). Manado.