tahap persiapan tambak udang paling lengkap dan berurutan
tahap persiapan tambak udang paling lengkap dan berurutan

Tahap Persiapan Tambak Udang Paling Lengkap & Berurutan

Artikel Ini Telah Direview Oleh:

Syavin Pristiwayuning
Syavin Pristiwayuning

Penulis Makalah Ilmiah Perikanan

Saat akan menjalankan budidaya udang atau memasuki pergantian siklus, tentu Petambak akan melakukan persiapan tambak udang. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung terbentuknya ekosistem yang kondusif untuk pemeliharaan udang selama satu siklus budidaya. 

Persiapan tambak udang meliputi beberapa langkah penting, apabila salah satu langkah ada yang terlewat, kemungkinan dapat mengakibatkan kesehatan udang yang dibudidayakan terganggu. Oleh karena itu, simak tahap persiapan wadah budidaya udang vaname di bawah ini!

Tahap Persiapan Budidaya Udang Vaname

Banyak orang ingin memulai budidaya udang vaname, tetapi beberapa Petambak pemula mungkin belum tahu harus memulai dari mana. Sebab, dalam melakukan budidaya udang, Bapak/Ibu tidak bisa melakukannya sembarangan.

petak tambak udang
Sumber: eFishery

Bapak/Ibu perlu memperhatikan hal-hal penting dalam persiapan budidaya udang sebelum memulainya. Mari, simak tahap persiapan budidaya udang vaname secara berurutan versi eFishery di bawah ini!

1. Persiapan Sumber Daya Manusia

Dalam budidaya udang, Bapak/Ibu perlu mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten. SDM adalah salah satu komponen utama dalam kesuksesan budidaya udang vaname. SDM pada tambak udang mempunyai keahlian masing-masing di bidangnya. Dengan adanya SDM yang tepat, maka dapat membantu Bapak/Ibu dalam mengembangkan usaha budidaya udang.

Berikut adalah tugas SDM dalam budidaya udang vaname, di antaranya:

bagian dan tugas sdm tambak udang
Sumber: eFishery

2. Pengecekan Fasilitas Kolam

Dalam budidaya udang vaname, Bapak/Ibu perlu melakukan pengecekan fasilitas kolam. Setiap tambak harus memiliki fasilitas yang lengkap dengan kondisi yang baik. Oleh karena itu, para Petambak harus mengecek seluruh fasilitas yang dibutuhkan tambak. Bapak/Ibu perlu memastikan semua fasilitas sudah lengkap dan siap untuk digunakan sebelum siklus budidaya dimulai.

3. Persiapan Alat-Alat Tambak dan Laboratorium

Dalam mempersiapkan tambak udang, Bapak/Ibu perlu melakukan pengecekan alat-alat tambak dan memastikan semuanya sudah sesuai dengan standar. Beberapa alat tambak yang perlu dipersiapkan untuk menunjang kegiatan budidaya adalah sebagai berikut:

a. Peralatan Kualitas Air

  • Secchi Disk, untuk mengukur kecerahan air
  • DO Meter, untuk mengukur kandungan oksigen terlarut dalam air
  • pH Meter, untuk mengukur pH air
  • Refraktometer, untuk mengukur salinitas
  • TDS Meter, untuk mengukur nilai total padatan terlarut
  • Termometer, untuk mengukur suhu
  • Chemical Parameter Test Kit (ammonia, ammonium, nitrit, nitrat, fosfat, dan alkalinitas)
  • Botol Sampel

b. Anco

Anco adalah alat bantu yang digunakan Petambak untuk memantau nafsu makan udang yang dibudidayakan. Jumlah anco yang digunakan pada tambak disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya, para Petambak menggunakan 2-4 anco yang diletakkan pada tambak. Berikut adalah jumlah anco yang disarankan berdasarkan luas kolam:

tabel jumlah anco berdasarkan luas kolam
Sumber: eFishery

c. Aerator atau Kincir Air

Aerator atau kincir air sangat diperlukan untuk budidaya udang. Kincir air berfungsi untuk menjaga kondisi oksigen terlarut dalam air, mengontrol kotoran dan lumpur agar menuju ke arah central drain atau pembuangan, mencegah stratifikasi kualitas air, memaksimalkan feeding area, serta mengurangi daerah sudut mati atau dead zone (area rendah oksigen).

aerator atau kincir air tambak udang
Sumber: eFishery

Jumlah dan kekuatan kincir dapat Bapak/Ibu sesuaikan dengan luas kolam serta jumlah udang yang ditebar, umumnya 1 HP kincir dapat mencakup biomassa udang hingga 400-450 kg. 

Tata letak kincir air yang baik pada tambak dapat Bapak/Ibu sesuaikan dengan bentuk tambak dan luasannya. Fungsi kincir yang paling penting adalah dapat menggerakkan lumpur menuju central drain. Putaran kipas pada kincir air diharapkan bisa menghasilkan arus air yang dapat meratakan oksigen air tambak secara vertikal maupun horizontal.

d. eFeeder 5 dari eFishery

eFeeder 5 untuk udang dari eFishery adalah mesin pemberi pakan otomatis yang mampu menekan angka FCR dan mampu meningkatkan size udang secara optimal. eFeeder 5 terhubung dengan aplikasi eFeeder sehingga Bapak/Ibu dapat dengan mudah mengatur frekuensi, takaran, dan jadwal pemberian pakan udang dari handphone Bapak/Ibu.

efeeder auto feeder tambak udang
Sumber: eFishery

4. Penyiapan Biosecurity

Biosecurity adalah salah satu langkah pencegahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan budidaya. Dengan mengaplikasikan biosecurity, Bapak/Ibu dapat meminimalkan terjadinya risiko penularan penyakit di tambak udang. 

Untuk meminimalkan terjadinya risiko penularan penyakit di tambak, Bapak/Ibu perlu menerapkan contoh-contoh biosecurity pada tambak udang:

  • Sebelum masuk ke dalam tambak atau memakai alat-alat yang digunakan untuk budidaya, Bapak/Ibu perlu melakukan sanitasi atau sterilisasi menggunakan kalium permanganat.
  • Pastikan benur yang akan ditebar sudah bersertifikat SPF (Specific Pathogen Free) atau benur sudah terbukti bebas dari patogen atau penyakit udang lainnya.
  • Pastikan alat yang digunakan pada setiap kolam berbeda. Misalnya, apabila Bapak/Ibu menggunakan secchi disk, upayakan setiap kolam memiliki secchi disk masing-masing. Namun, apabila alat perlu digunakan untuk semua kolam, seperti pH meter, maka Bapak/Ibu perlu melakukan sanitasi terlebih dahulu dengan cara membersihkannya dengan air tawar sebelum alat tersebut digunakan untuk kolam yang berbeda.
  • Lakukan perawatan air tambak dengan baik dan benar, hal tersebut berguna untuk mematikan patogen pada air. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan kaporit pada kolam penampungan air sebelum air dialirkan ke dalam petakan.
  • Lakukan pembersihan pada kolam penampungan air dari lumut, lumpur, dan kotoran lainnya.
  • Gunakan probiotik untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
  • Lakukan pengujian air ke laboratorium terdekat untuk mengecek apakah kualitas air sudah mengacu pada SNI. Selain itu, pengujian berfungsi untuk mengetahui apakah air terkontaminasi penyakit atau tidak.
  • Batasi akses kendaraan dan tamu yang hendak memasuki area tambak. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dan menghindari penyebaran penyakit mungkin saja terbawa.
  • Lakukan penanganan limbah padat dan cair sesuai baku mutu air limbah buangan, sebelum membuangnya ke perairan. Hal tersebut agar limbah budidaya udang tidak merugikan tambak dan lingkungan sekitar.
  • Pastikan tidak ada hama yang masuk kedalam lingkungan budidaya, seperti burung, kambing, kucing, anjing, dan hewan lainnya yang memiliki risiko dalam membawa penyakit. Untuk penanganan burung dapat menggunakan Bird Scaring Device (BSD) untuk menghalau burung agar tidak masuk ke dalam kolam.

5. Pembersihan

petambak membersihkan tambak udang
Sumber: eFishery

Dalam tahap pembersihan kolam, terdapat dua metode pembersihan yang dapat dilakukan, yaitu metode kering dan metode basah.

  • Metode Kering

Pembersihan tambak udang dengan metode kering dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari untuk mengeringkannya. Caranya adalah dengan menguras dan membiarkan tambak udang berada di bawah sinar matahari selama 10-30 hari.

Selanjutnya, limbah-limbah yang ada di dasar kolam dibersihkan dan dibuang ke tempat yang telah ditentukan. Namun, metode kering ini tidak bisa diterapkan di semua bagian tambak, sehingga harus dibersihkan dengan metode basah.

  • Metode Basah

Metode basah dilakukan pada area tambak udang vaname yang tidak dapat dikeringkan sepenuhnya, metode ini dilakukan dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi untuk membuang limbah sisa budidaya pada siklus sebelumnya.

Metode basah memiliki keunggulan dari segi waktu jika dibandingkan dengan metode kering, karena metode basah hanya memerlukan waktu yang singkat sehingga lebih efektif dan efisien.

6. Pengeringan

Pengeringan tambak berfungsi untuk membunuh bakteri merugikan yang berada di dalam kolam tambak yang menumpuk dari aktivitas budidaya sebelumnya. Setelah tambak dikeringkan, Bapak/Ibu perlu memastikan bahwa bakteri merugikan di dalam tambak sudah hilang dan mati.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan proses pengeringan dan penjemuran tambak udang, antara lain:

  • Jika kolam memiliki pintu air pembuangan, buka pintu air tersebut untuk membuang air.
  • Jika kolam tidak memiliki pintu air, lakukan pengeringan menggunakan pompa.
  • Pastikan kotoran yang ada di kolam ikut larut saat membuang air.
  • Jika masih ada sisa kotoran, lakukan penyemprotan air pada bagian yang masih terdapat kotoran agar kolam benar-benar bersih.
  • Setelah tidak ada sisa air dan kotoran, tutup kembali pintu air.
  • Jemur dan keringkan kolam di bawah sinar matahari.

7. Pengapuran

ilustrasi kapur dolomit tambak udang
Sumber: eFishery

Setelah tambak udang vaname dikeringkan, kolam harus diisi dengan air dan didiamkan semalaman sebelum dibilas untuk menghilangkan sisa limbah dan meningkatkan pH. Proses ini harus terus menerus diulangi hingga pH air bersifat basa dengan kisaran 7-8,5. Pada kondisi basa, penguraian bahan organik dapat berlangsung lebih baik.

Saat pH air mencapai angka 7, pengapuran dapat dilakukan. Jenis kapur yang digunakan dalam proses ini adalah kapur CaCO3 atau dolomit [CaMg(CO3)2] untuk air kolam dengan pH yang mendekati netral. Sementara untuk pH air di bawah 5, Bapak/Ibu bisa menggunakan kapur jenis hidrat [Ca(OH)2] atau kapur aktif (CaO).

Menerapkan penaburan kapur pada tambak dapat menaikan pH air dan juga sebagai nutrien bagi plankton. Tak hanya itu, pengapuran dapat membasmi hama yang ada pada tambak. Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit adalah faktor penting dalam peningkatan produksi udang.

Bapak/Ibu perlu memperhatikan jumlah kapur yang digunakan. Hal ini dikarenakan untuk menghindari pH air yang terlalu tinggi, sehingga dapat meningkatkan toksisitas amonia dan mengakibatkan kematian pada udang. Selama proses pengapuran, kapur harus disebarkan ke seluruh dasar tambak hingga ke atas tanggul. 

Berikut adalah dosis pengapuran pada kolam tambak:

  • pH < 4 menggunakan kapur sebanyak 500-1000 kg/ha.
  • pH 5-6 menggunakan kapur sebanyak 250-500 kg/ha.
  • pH >6 menggunakan kapur sebanyak 100-250 kg/ha.

8. Pengisian Air

Setelah Bapak/Ibu memastikan kolam budidaya tidak ada kebocoran atau lubang, maka bisa dilakukan pengisian air. Bapak/Ibu dapat melakukan pengisian air hingga ketinggian 100 cm dengan salinitas di atas 15 ppt.

9. Sterilisasi

petambak memeriksa kualitas air tambak udang
Sumber: eFishery

Dalam budidaya udang, Bapak/Ibu dapat melakukan sterilisasi menggunakan bahan cupri sulfat dan saponin. Cupri sulfat biasa digunakan sebagai desinfektan untuk pengendalian infeksi parasit dan jamur, mencegah lumut hidup, serta mencegah teritip atau kerang-kerang kecil tumbuh. Adapun saponin digunakan untuk mengendalikan keberadaan hama seperti ikan liar yang dikhawatirkan menjadi hama pemangsa udang serta menjadi carrier penyakit.

Sterilisasi berfungsi untuk mematikan seluruh organisme yang ada di dalam air agar tidak membahayakan benur. Umumnya, sterilisasi membutuhkan waktu 5-7 hari. Dalam sterilisasi, Bapak/Ibu perlu memperhatikan beberapa hal, seperti:

  • Sterilisasi dilakukan dengan mempertimbangkan organisme yang ada di tambak udang.
  • Sterilisasi dilakukan dengan memperhatikan petunjuk penggunaan produk dan ancaman bahaya yang mungkin terjadi.
  • Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan obat yang ramah lingkungan dan tidak memiliki residu.
  • Dosis obat yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan sterilisasi

10. Pembentukan Air

Pembentukan air pada tambak sangat penting dilakukan untuk menciptakan lingkungan tambak yang ideal. Pembentukan air berfungsi untuk menumbuhkan plankton pada tambak, yang mana plankton tersebut dapat menjadi pakan alami untuk udang.

Pembentukan air dilakukan dengan melakukan penebaran pupuk yang sesuai dan tepat. Caranya adalah dengan melarutkan pupuk ke dalam air, kemudian Bapak/Ibu bisa menyiramkan pupuk ke seluruh tambak secara merata. Selanjutnya, Bapak/Ibu dapat mendiamkan tambak selama 7-14 hari sebelum memasukan benur udang.

Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Pelajari Langkah Tepat dan Akurat Persiapan Budidaya di eFarm!

Selain informasi mengenai langkah tepat dan akurat dalam persiapan budidaya udang di atas, masih ada informasi lebih lanjut tentang persiapan budidaya di aplikasi eFarm.

eFarm dilengkapi dengan berbagai fitur, termasuk Belajar Budidaya yang bisa diakses secara gratis. Dengan fitur ini, Bapak/Ibu Petambak bisa menonton video-video mengenai berbagai aspek budidaya, mulai dari pengelolaan modal budidaya udang, manajemen pakan, penyusunan tim atau SDM untuk perawatan tambak, hingga cara menangani penyakit yang mewabah.

Semua video dibawakan oleh Ahli budidaya udang dan Petambak yang berpengalaman, sehingga informasi yang Bapak/Ibu dapatkan lebih akurat dan dapat membantu budidaya udang lebih maksimal.

Yuk, download eFarm dan manfaatkan fitur Belajar Budidaya secara gratis!

Syavin Pristiwayuning - Penulis Makalah Ilmiah Perikanan
Syavin Pristiwayuning - Penulis Makalah Ilmiah Perikanan

Berpengalaman sebagai asisten koordinator pelatihan teknisi pada tahun 2020 dan saat ini aktif sebagai Technical Support Online di eFishery

Pertanyaan Seputar Persiapan Tambak Udang

Hal yang perlu dilakukan dalam persiapan tambak udang versi eFishery, seperti persiapan Sumber Daya Manusia (SDM), pengecekan fasilitas kolam, persiapan alat-alat tambak dan laboratorium, penyiapan biosekuriti, pembersihan, pengeringan, pengapuran, pengisian air, sterilisasi, serta pembentukan air.

  • Akmal Y, Humairani R, Mandasari, Muliari, dan Zulfahmi. 2020. Penerapan Teknologi Closed System pada Pembudidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Kelompok “Laut Mina Budidaya” Bireuen, Aceh. Jurnal Solma. 9(2): 249:260
  • Rejeki S, Susilowati I, Agustin TW, Ariyanti RW, dan Widowati LL. 2021. Program IPTEK bagi Desa Binaan UNDIP Produksi Tambak Terdampak Abrasi dengan Penerapan Leisa dan IMTA. Jurna Pasopati. 3(1): 11-17
  • Sari H. Teknik Persiapan Tambak pada Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif Mitra CP. Prima pasuruan Jawa Timur. Skripsi. Program Studi Budidaya Perikanan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. 28 hlm.
  • Untara LM, Agus M, dan Pranggono H. 2018. Kajian Teknik Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada Tambak Busmetik SUPM Negeri Tegal dengan Tambak Tuvami 16 Universitas Pekalongan. Jurna PENA Akuatika. 17(1)- 76-88.