Keunggulan serta Cara Polikultur Udang dan Nila

Banyak Petambak yang mempertimbangkan polikultur udang dan nila karena simbiosis mutualisme yang terjadi pada kedua komoditas tersebut. Selain itu, dengan membudidayakan dua komoditas di media yang sama juga bisa membuat Bapak/Ibu mendapatkan keuntungan yang berlipat dan makin menguntungkan budidaya. Ingin tahu cara lengkapnya? Yuk, baca artikel ini sampai habis!

Keunggulan Polikultur Udang Vaname dengan Nila

Polikultur adalah teknik yang digunakan untuk memelihara 2 komoditas sekaligus di dalam media budidaya yang sama untuk menghasilkan keuntungan ganda pada setiap panen. Dalam hal ini, komoditas yang dipilih adalah udang vaname dan ikan nila. Ikan nila dipilih untuk dibudidayakan dengan udang vaname karena kedua komoditas tersebut menempati zona berbeda di tambak. Udang sering berada di dasar tambak, sedangkan ikan nila berada lebih dekat ke permukaan air, sehingga keduanya tidak mengganggu pertumbuhan satu sama lain.

Budidaya polikultur udang vanname dan nila juga dipilih untuk mengurangi efek penyakit bagi udang. Pasalnya, nila akan mengkonsumsi udang yang terkena penyakit dan mati sehingga tidak termakan oleh udang yang bisa menyebabkan perpindahan penyakit dari udang mati ke udang sehat. Ikan nila juga mengkonsumsi krustasea kecil yang bisa berpotensi sebagai media penyebaran penyakit di tambak. 

Jenis Polikultur yang Bisa Dilakukan

1. Polikultur Terpisah

Dalam metode polikultur terpisah, ikan nila dipelihara dalam wadah lain, seperti karamba, yang diletakkan di dalam tambak udang. Hal ini dilakukan untuk memberi makan ikan nila maupun udang dengan jumlah yang sesuai dengan estimasi. Dengan metode ini, kemungkinan ikan nila memangsa udang juga relatif kecil dan kualitas air jadi lebih stabil. Selain itu, proses pemanenan udang dan nila juga bisa dilakukan secara terpisah.

2. Polikultur Terpadu

Polikultur terpadu antar udang vaname dan ikan nila dilakukan dengan memelihara kedua komoditas tersebut dalam satu tambak tanpa pembatas apapun. Jadi, ikan nila boleh dicampur udang dalam polikultur terpadu ini. Namun, dalam hal ini, Bapak/Ibu perlu memperhatikan ukuran nila dan udang pada saat ditebar. Biasanya nila ditebar pada ukuran 20-50 gr, sedangkan udang ditebar dengan ukuran gelondongan (0,2-0,5 gr/ekor). 

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam polikultur terpadu adalah jumlah pakan yang harus mencukupi kedua komoditas agar ikan nila tidak kelaparan dan memangsa udang. Bapak/Ibu juga bisa memberikan pelet apung untuk ikan nila agar ikan nila tidak mencari pakan ke dasar tambak jika diberikan pelet tenggelam.

Cara Polikultur Udang Vaname dengan Nila

petambak memegang seekor udang
Sumber: Dokumentasi eFishery

1. Persiapan Tambak

Dalam tahap persiapan tambak, hal pertama yang perlu Bapak/Ibu lakukan adalah pengeringan yang bertujuan untuk mengangkat lumpur di dasar dengan menjemurnya. Setelah itu, perbaiki pematang dan saluran air jika terjadi kerusakan dan lakukan pengapuran agar pH-nya kembali normal (di angka minimal 6). Jika sudah, pasang saringan pada pintu air dengan ukuran mata jaring 1 mm dan 2,5 mm.

Tahap persiapan tambak juga mencakup pemupukan yang bertujuan untuk menghidupkan fitoplankton (pakan alami) dengan menambahkan pupuk anorganik N dan P. Jika pupuk sudah ditambahkan ke tambak, masukkan air secara bertahap sampai ketinggiannya mencapai 10 cm untuk menumbuhkan pakan alami selama 3-7 hari. Setelah itu, naikkan ketinggian air hingga 80 cm. Untuk catatan, gunakan air dengan tingkat kecerahan yang tinggi agar sinar matahari dapat mencapai dasar tambak untuk bisa mendukung proses fotosintesis.

Setelah tambak siap, tebar benih nila dan vaname yang sudah melalui proses aklimatisasi secara perlahan pada pagi atau sore hari. Penebaran bisa dilakukan secara bersamaan jika benur nila berukuran 20-50 gr/ekor dan vaname berukuran 0,2-0,5 gr/ekor.

2. Manajemen Pakan

Udang vaname yang masih di tingkat burayak memakan plankton-plankton nabati seperti Tetraselmis. Pada tingkat mysis, udang memakan plankton hewani, sedangkan saat dewasa udang memakan daging, larva serangga, cacing-cacingan, klekap, dan detritus.

Berbeda dengan udang yang memakan pakan alami, ikan nila perlu memakan pelet apung dengan kandungan protein di atas 20% agar cepat tumbuh besar. Pada bulan pertama pemeliharaan, banyaknya pelet yang perlu diberikan adalah 4% dari bobot total ikan. Pada bulan kedua, jumlah pelet dikurangi menjadi 3,5%. Lalu, 3% pada bulan ketiga dan keempat. Jika nila dipelihara lebih dari empat bulan, jumlah pakan yang diberikan turun lagi menjadi 2% sampai panen.

3. Manajemen Kualitas Air

Dalam manajemen kualitas air, hal yang perlu Bapak/Ibu perhatikan adalah oksigen terlarut (DO), salinitas, pH, suhu, dan kekeruhan. Berikut adalah penjelasannya:

  • Kadar DO air tambak sangat menentukan kelangsungan hidup ikan nila dan udang vaname. Baiknya, kadar DO di air tambak 4-8 ppm. Jika nilai DO di tambak Bapak/Ibu kurang dari angka normal, gunakan kincir untuk memperbaikinya.
  • Salinitas atau konsentrasi seluruh larutan garam yang ada pada tambak. Untuk dapat menunjang pertumbuhan udang, salinitas perlu berada di angka 15-30 ppm. 
  • Untuk pH atau derajat keasaman, nilai yang dibutuhkan dalam tambak adalah 6-9.
  • Suhu merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pertumbuhan nila dan vaname, sebab suhu yang berubah secara tiba-tiba bisa menyebabkan stres yang berujung pada kematian. Suhu yang baik untuk pertumbuhan nila dan vaname adalah 25-30 °C.
  • Kekeruhan dapat menghambat sinar matahari menembus ke dalam tambak sehingga mengganggu pertumbuhan udang vaname dan ikan nila karena proses fotosintesis di tambak kurang maksimal. Selain itu, proses fotosintesis yang kurang maksimal juga mengurangi kandungan oksigen di tambak. Tingkat kecerahan tambak dipengaruhi oleh zat terlarut atau tersuspensi seperti lumpur, plankton, senyawa organik, dan anorganik. Tingkat kecerahan yang baik bagi tambak adalah 25-40 cm.

4. Pemantauan Kualitas Air, Pertumbuhan, dan Kesehatan

pemantauan kualitas air, pertumbuhan, dan kesehatan dalam polikultur ikan nila dan udang vaname
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2015)

Pemantauan kualitas air, pertumbuhan, serta kesehatan ikan dan udang dilakukan sesuai dengan tabel di atas. Setelah itu, Bapak/Ibu perlu menganalisis data hasil temuan untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam mengelola kualitas air, kesehatan, dan pemberian pakan dalam pemeliharaan selanjutnya.

5. Panen

Panen udang vaname dilakukan secara parsial dimulai setelah 2 bulan pemeliharaan atau saat udang sudah mencapai size 150. Panen udang vaname dilakukan pada dini hari sebelum matahari terbit menggunakan jaring sudut. Sedangkan, ikan nila dipanen pada saat ukurannya sudah mencapai 5 ekor/kg. Panen ikan nila dilakukan pada malam-pagi hari sebelum matahari terbit. Untuk memudahkan pengumpulan ikan, panen total ikan menggunakan jaring.

Dapatkan Tips Polikultur Ikan dan Udang Langsung dari Ahlinya!

Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Bagaimana, Bapak/Ibu? Apakah Bapak/Ibu ingin mendapatkan keuntungan tambahan saat panen dengan teknik polikultur udang vaname dan ikan nila? Jika ya, Bapak/Ibu bisa memulainya dengan berkonsultasi dengan ahli budidaya eFishery di fitur Konsultasi Budidaya.

Konsultasi Budidaya merupakan salah satu fitur GRATIS yang ada di aplikasi eFarm dari eFishery. Selain bisa berkonsultasi langsung dengan ahli budidaya udang, di aplikasi eFarm Bapak/Ibu juga bisa mencari informasi lain seputar budidaya udang. Download aplikasi eFarm di Google Play Store!

Isi formulir di atas untuk berkonsultasi di Konsultasi Budidaya!

  • https://fenanza.id/en_US/polikultur-udang-vanname-dengan-nila-minimalkan-resiko-penyakit/
  • https://repository.unair.ac.id/71572/2/FULLTEXT_PKL.PK.BP.60%2016%20Yul%20t.pdf 
  • https://sitarali.id/uploads/m_dokumen/26/SNI%20-%20Polikultur%20Nila%20dan%20Udang%20Vaname%20di%20Tambak20220610020938.pdf