Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Muhammad Mustofa
Praktisi Budidaya Udang
Pada tahun 2014 tercatat penyakit DIV1 udang menyebabkan kerugian besar pada budidaya udang vaname di Tiongkok. Penyakit DIV1 udang atau Decapod Iridescent Virus 1 sangat berbahaya karena mempunyai tingkat kematian massal yang sangat tinggi. Maka dari itu, DIV1 akan sangat merugikan jika terjadi pada udang yang Bapak/Ibu Petambak miliki. Lantas, bagaimana cara menghindari kerugian yang disebabkan oleh DIV1? Yuk, Cari tahu cara pengendalian Penyakit DIV1 udang yang paling lengkap di artikel ini!
Apa itu DIV1?Â
DIV1 merupakan infeksi yang mengganggu mortalitas udang vaname. Virus ini pertama kali dilaporkan terjadi pada udang vaname tahun 2014 di Tiongkok. DIV1 mempunyai 2 strain, yaitu Shrimp haemocyte iridescent virus dan Cherax quadricarinatus iridovirus. Pada udang, organ yang menjadi target utama DIV1 adalah hepatopankreas dan insang. Selain itu, DIV1 juga dapat menginfeksi haematopoietic tissues, hepatocytes, dan organ lymphoid.
DIV1 mempunyai karakteristik bentuk icosahedral luas yang dapat mencapai ukuran diameter 150 nm dengan partikel virus yang mengandung linier double-stranded DNA. Famili dari virus ini memiliki spektrum inang yang luas termasuk invertebrata (insecta) serta poikiloterm vertebrata (ikan, amfibi, dan reptil). Selain itu, DIV1 dapat tumbuh optimum pada suhu dari 16-32°C. DIV 1 tidak ditemui pada suhu > 32°C. Infeksi DIV1 terjadi pada musim dingin dan mereda selama musim panas atau musim gugur ketika suhu lebih tinggi.
Jika sudah terinfeksi virus ini, kematian udang dapat ditemukan setiap hari, dengan kematian kumulatif hingga 80%. DIV1 telah terbukti menyebabkan kematian yang signifikan (hingga 100%) dan telah mengakibatkan kerugian ekonomi yang serius dalam industri akuakultur. DIV 1 dapat menyerang udang pada siklus post larva, juvenil, atau sub dewasa udang, khususnya pada saat suhu rendah.Â
Penyakit ini disebabkan oleh Decapod Iridescent Virus (DIV-1) yang merupakan virus DNA. Virus ini berpotensi menyebar pada udang baik dalam keadaan segar maupun frozen.
Untuk mendiagnosa DIV1 pada udang, Bapak/Ibu bisa melakukan real time PCR, In situ hybridization, nested PCR, dan in situ DIG-labelling-loop-mediated DNA Amplification. Namun, di antara ke-4 metode tersebut, metode yang paling valid dan sensitif adalah nested PCR dan real time PCR. Â
Penularan infeksi DIV 1 dimungkinkan terjadi secara horizontal melalui kanibalisme pada udang yang terinfeksi atau melalui kontak dengan feses yang terinfeksi. DIV1 memiliki kisaran inang yang luas serta dapat ditularkan dari krustasea (jenis udang-udangan) budidaya dan/atau liar. Oleh karena itu, polikultur spesies dekat seperti P. vannamei (udang vaname), M. rosenbergii (udang galah) dan P. clarkii (Udang merah) menimbulkan risiko serius penularan patogen. Dengan demikian polikultur krustasea tidak disarankan.
Gejala Penyakit DIV1Â
Sebelum DIV1 menyerang udang lebih dalam lagi, ada baiknya Bapak/Ibu mengetahui beberapa gejalanya agar pengobatan bisa segera dilakukan. Berikut adalah gejala-gejala yang akan timbul pada udang yang terinfeksi virus DIV1:
- Tubuhnya berwarna kemerahan.
- Warna Atrofi hepatopankreatik-nya memudar.
- Lambung dan ususnya kosong.
- Gerakan renangnya melambat.
- Nafsu makannya menurun.
- Cangkangnya menjadi lunak.
- Antenanya rusak.Â
- Kepalanya menunjukkan warna putih hingga kuning pucat.
Jika sudah ada udang di tambak Bapak/Ibu yang terindikasi gejala penyakit DIV1, Bapak/Ibu perlu mewaspadai penularannya. Sayangnya, belum ada ilmuwan yang mempelajari karakteristik biofisik virus ini dengan baik sehingga penentuan signifikansi penularannya masih sangat sulit.Â
Cara Mengatasi DIV1Â
DIV1 merupakan penyakit yang cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian massal pada udang hingga di angka 80-100%. Bapak/Ibu tentu tidak menginginkan penyakit ini untuk menginfeksi udang. Maka dari itu, berikut adalah cara pengendalian penyakit DIV1 yang bisa Bapak/Ibu lakukan:
- Meningkatkan biosekuriti, termasuk rencana pengawasan untuk manajemen tambak, karantina, dan pengujian DIV1 pada induk dan pascalarva udang. Langkah-langkah biosekuriti umum untuk meminimalkan penyebaran fomite (objek yang dijadikan tempat menetap oleh virus) melalui pembersihan dan desinfeksi juga diperlukan.
- Memilih benur udang yang sudah bersertifikasi SPF (Specific Pathogen Free).
- Membuang udang bila tambak sudah terinfeksi DIV1, lalu melakukan desinfeksi patogen, dan mengeringkan kolam setidaknya selama dua bulan.
- Memindahkan individu yang sekarat atau mati dari tambak yang terdampak untuk membatasi penyebaran.
- Menggunakan Udang galah (M. rosenbergii) sebagai spesies indikator untuk kasus yang dicurigai, karena jaringan hematopoietik putih pada udang galah yang sakit dapat diamati dengan mudah.
- Melakukan Polikultur udang dengan ikan dalam jumlah kecil sangat dianjurkan untuk mencegah DIV1 karena udang yang sakit akan disingkirkan oleh ikan predator.
- Tidak mengizinkan orang luar untuk mendekati tambak udang karena selain air dan lingkungan, manusia juga dapat menjadi sumber patogen bagi tambak udang.
- DIV1 biasanya terjadi pada tambak bersuhu rendah. Maka dari itu, pengaturan suhu air dengan resirkulasi air, ketinggian air, serta pengaplikasian kapur sangat diperlukan.
Konsultasikan Cara Penyembuhan Berbagai Penyakit Udang di eFarm
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
DIV1 merupakan penyakit yang bisa menyebabkan tingginya angka kematian massal pada udang dan akan sangat merugikan budidaya. Maka dari itu, kemunculan DIV1 di tambak harus dicegah sebelum terlambat. Namun, bukan DIV1 saja yang bisa merugikan budidaya, masih ada banyak penyakit udang yang perlu Bapak/Ibu antisipasi kemunculannya.
Untuk mengantisipasi dan menyembuhkan berbagai penyakit udang, Bapak/Ibu bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli budidaya udang eFishery secara gratis melalui fitur Konsultasi Budidaya di aplikasi eFarm. Selain bisa berkonsultasi langsung dengan ahli budidaya udang di aplikasi eFarm, Bapak/Ibu juga bisa menggunakan fitur lainnya untuk mencari lebih banyak informasi dan membeli produk yang mendukung budidaya udang.
Isi formulir di atas untuk menggunakan fitur Konsultasi Budidaya!
Muhammad Mustofa - Praktisi Budidaya Udang
Berpengalaman sebagai Asisten Dosen Universitas Pekalongan dan kini menjadi Online Technical Capability Development di eFishery
- https://www.nature.com/articles/s41598-017-10738-8
- https://www.researchgate.net/publication/341600253_Disease_Advisory_Decapod_iridescent_virus_1_DIV1_an_emerging_threat_to_the_shrimp_industry
- https://www.woah.org/fileadmin/Home/eng/Internationa_Standard_Setting/docs/pdf/Aquatic_Commission/A_DIV1_disease_card.pdf