Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Syavin Pristiwayuning
Penulis Makalah Ilmiah Perikanan
Sebagai Petambak Udang, ada 5 jenis pengecekan kesehatan udang yang perlu Bapak/Ibu ketahui. Pengecekkan kesehatan udang merupakan sistem atau prosedur yang dibuat untuk memastikan bahwa udang berada di kondisi yang sehat dan bisa tumbuh dengan optimal. Selain itu, pengecekan kualitas udang juga berguna untuk mendiagnosis penyakit sedini mungkin, mengetahui nilai ABW, dan bahan evaluasi untuk manajemen pakan. Ingin tahu apa saja kelima jenis pengecekan tersebut? Baca artikel ini sampai habis!
Cara Monitoring Kesehatan Udang
Dalam melakukan monitoring kesehatan udang, ada 5 jenis pengecekan yang perlu Bapak/Ibu ketahui. Kelima jenis pengecekan tersebut mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
1. Sampling UdangÂ
Sampling merupakan pengecekan yang dilakukan ketika udang berada di DOC (Day of Cultivation) > 30. Sampling bertujuan untuk melakukan monitoring manajemen pakan melalui anco dan mengetahui perkembangan bobot udang untuk evaluasi manajemen pakan. Pada sampling pertama, pengambilan udang menggunakan anco dilakukan pada 1 titik agar mengurangi risiko kemunculan masalah akibat stres. Sampling dilakukan rutin 5-7 hari sekali pada pagi hari saat suhu air masih rendah.
Setelah sampling pertama, sampling selanjutnya bisa dilakukan di minimal 4 titik untuk mengetahui persebaran udang. Hal tersebut dilakukan karena sampling 1 titik tidak mewakili seluruh populasi udang di tambak.
2. Pengecekan Hepatopankreas dan Usus UdangÂ
Pengecekan hepatopankreas dan usus bertujuan untuk mengetahui kesehatan udang dan mendiagnosis penyakit sedini mungkin. Untuk melakukan pengecekan ini, ikuti cara berikut:
- Timbang bobot udang yang akan digunakan sebagai sampel pemeriksaaan hepatopankreas.
- Semprot tubuh udang dengan alkohol sehingga proses pembedahan dilakukan secara aseptis dan pindahkan tubuh udang pada cawan petri yang berisi larutan fisiologis atau aquades steril.
- Bedah udang dengan cara membuka bagian cephalothorax/kepala udang dan bedah bagian dorsal atau atas abdomen udang dengan gunting atau pinset steril, lalu pisahkan antara hepatopankreas dan midgut udang.
- Ambil bagian kecil dari sisi bawah sebelah dalam hepatopankreas (dekat pangkal usus) dengan gunting atau pinset yang sudah steril.
- Letakkan sampel hepatopankreas yang terambil di atas object glass, lalu teteskan sedikit air di atasnya dan tutup dengan object glass, lakukan hal yang sama dengan midgut/usus.
- Amati dengan mikroskop perbesaran 40-100x (lipid droplet dan bentuk mikrovili), apabila menggunakan perbesaran 100x, maka tambahkan minyak imersi.
- Analisis dan catat hasilnya di lembar kerja seperti pada contoh di bawah:
3. Uji RT-PCR (Real-Time Polymerase Chain Reaction)
Penyakit pada udang dapat disebabkan oleh berbagai macam patogen seperti virus dan bakteri. Untuk mendapatkan validasi terkait penyebab wabah yang menjangkit udang, Bapak/Ibu bisa melakukan uji RT-PCR. RT-PCR merupakan salah satu pengujian penyakit pada udang yang memiliki hasil akurat.Â
Uji RT-PCR diterapkan untuk penyakit yang rawan di DOC tertentu. Hasil dari pengecekan RT-PCR akan memperlihatkan nilai CT–Value (nilai batas ambang sebuah siklus pemeriksaan) dari hasil materi genetik yang terdeteksi.Â
4. Koreksi Pengali Mortalitas
Secara umum, mortalitas atau tingkat kematian udang pasti terjadi selama masa budidaya, sehingga mortalitas perlu dikoreksi dengan cara mengali mortalitas aktual untuk memperkecil selisih antara populasi aktual dan estimasi. Koreksi mortalitas sendiri dibagi menjadi 2, yaitu koreksi untuk daily mortality dan disease outbreak mortality.
Koreksi mortalitas pada saat wabah merebak terjadi menggunakan korektor yang lebih besar. Hal tersebut dikarenakan adanya banyak faktor yang membuat deviasi antara estimasi dengan nilai aktual menjadi lebar seperti kanibalisme, bangkai yang terperangkap, sentralisasi yang kurang baik, dan lainnya. Faktor pengali mortalitas yang biasa digunakan adalah 3-10.
5. Treatment (Siphon dan Isolasi)
Jika wabah sedang terjadi dan total kematian pada hari tersebut menunjukan persentase mortalitas masih ≥ 1%, maka siphon dilakukan pagi dan sore untuk mencegah kontaminasi karena aktivitas kanibalisme. Namun, jika wabah penyakit yang terjadi disebabkan oleh patogen yang berasal dari virus (dibuktikan dengan tes PCR), maka kolam tersebut harus diisolasi sehingga transmisi penyakit antar kolam dapat dicegah. Untuk melakukan isolasi, gunakan cara berikut:
- Membuat pagar di sekitar kolam jika kolam berdekatan dengan kolam lainnya guna mencegah penyebaran melalui aerosol kincir.
- Mengisolasi semua pekerja yang bertugas untuk mengurus kolam tersebut agar tidak berpindah ke kolam yang sehat.
- Menjaga tinggi air di bawah kolam yang berdekatan sehingga kemungkinan kontaminasi dari kebocoran plastik dapat dihindari.
- Jika harus dilakukan panen darurat, aktivitas panen diusahakan tidak melewati area kolam yang sehat.
- Melakukan sterilisasi pada daerah kolam setelah di panen, sehingga patogen dapat dieliminasi.
Beberapa cara yang digunakan untuk memonitor kesehatan udang bisa Bapak/Ibu lakukan sendiri. Namun, jika fasilitas yang ada di tambak tidak memungkinkan, Bapak/Ibu bisa mengeceknya di lab udang BKIPM (Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan).Â
Untuk mengecek atau memonitor kesehatan udang di BKIPM, Bapak/Ibu perlu memenuhi persyaratan berupa penginputan permohonan dan sampel yang dibutuhkan. Pemeriksaan di BKIPM umumnya membutuhkan waktu 5-14 hari dengan tarif yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Diskusi Seputar Kesehatan Udang dengan Ahli Budidaya di eFarm
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Pengecekan kesehatan merupakan hal yang fatal akibatnya jika diabaikan dan tidak dilakukan secara rutin. Bahkan, beberapa Petambak sudah mengalami kematian udang yang berujung pada kerugian. Apalagi jika udang mengalami penyakit yang tidak bisa disembuhkan seperti WSSV. Maka dari itu, untuk mengidentifikasi penyakit udang sedini mungkin, pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan secara rutin.
Bapak/Ibu bisa meminta saran dari ahli budidaya eFishery terkait pengecekan kesehatan udang melalui fitur Konsultasi Budidaya di aplikasi eFarm. Tidak perlu khawatir, fitur Konsultasi Budidaya bisa Bapak/Ibu akses secara GRATIS tanpa biaya apapun. Selain konsultasi tentang pengecekan kesehatan udang, di Konsultasi Budidaya Bapak/Ibu juga bisa meminta saran lain seputar budidaya udang.
Isi formulir di atas untuk konsultasi GRATIS di Konsultasi Budidaya!
Syavin Pristiwayuning - Penulis Makalah Ilmiah Perikanan
Berpengalaman sebagai asisten koordinator pelatihan teknisi pada tahun 2020 dan saat ini aktif sebagai Technical Support Online di eFishery
- https://sippn.menpan.go.id/pelayanan-publik/8194923/karantina-ikan-pengendalian-mutu-dan-keamanan-hasil-perikanan/pengujian-laboratorium