pendederan ikan lele
pendederan ikan lele

Pendederan Ikan Lele, Tahap Penting Sebelum Pembesaran

Pasti Bapak/Ibu pernah mendengar istilah pendederan dalam proses budidaya ikan lele. Nah, pendederan adalah salah satu tahap paling penting ketika berbudidaya ikan lele. Artikel ini akan membahas teknik pendederan ikan lele beserta ketiga tahapannya secara lengkap dan berurutan. Yuk, baca sampai habis!

Apa itu Pendederan Ikan Lele?

dua ikan lele
Sumber: Animalia Bio

Menurut Suyanto, pendederan ikan lele adalah proses pembesaran benih sampai ukuran yang aman untuk dibudidayakan di media pembesaran. Pendederan bertujuan untuk mendapatkan benih berukuran seragam sesuai permintaan pasar. Jika pendederan benih ikan lele tidak dilakukan, ukuran benih tidak akan seragam dan tingkat kanibalisme antar benih tinggi. Akibatnya, benih yang tersisa sangat sedikit, hanya yang berukuran besar karena habis dimakan.

Tahap Pendederan Ikan Lele

Ada 3 tahapan pendederan yang perlu Bapak/Ibu lakukan sebelum bibit lele siap masuk tahap pembesaran, yaitu:

  • Pendederan I, pemeliharaan benih 2-3 cm menjadi 4-5 cm selama 2-3 minggu.
  • Pendederan II, pemeliharaan benih 4-5 cm menjadi 6-8 cm selama sekitar 3 minggu.
  • Pendederan III, pemeliharaan benih 6-8 cm menjadi 9-12 cm selama  3 minggu.

Dalam pendederan, selang 2-3 minggu dari setiap tahapannya, Bapak/Ibu perlu melakukan sortasi untuk mendapatkan bibit berukuran seragam. Benih ini selanjutnya dipelihara pada pendederan berikutnya atau dijual. Berikut adalah tahapan dan cara pendederan lele:

1. Persiapan Kolam Pendederan

Proses pendederan memerlukan kolam untuk pengendapan air dan pemeliharaan dengan jumlah yang bergantung dari jumlah benih yang dipelihara. Kolam pendederan lele yang digunakan bisa berupa kolam tanah, semen, fiber, atau terpal. 

Tidak ada patokan ukuran kolam yang harus diikuti, tapi sebaiknya kolam tidak terlalu besar ataupun terlalu dalam supaya benih mudah dicek. Bapak/Ibu bisa membuat kolam berukuran 2×3 atau 3×4 dengan kedalaman 0,75-1 meter. Sebaiknya kolam juga ditambahkan penutup atau peneduh agar benih tidak mati karena panas matahari di musim kemarau. 

Hindari penggunaan air hujan dan ledeng karena terlalu dingin, asam, dan mengandung kaporit yang dapat menyebabkan benih stres. Bapak/Ibu bisa menggunakan air sumur gali/bor, air sungai, atau air irigasi sebagai sumber air kolam. Berikut adalah urutan persiapan kolam pendederan:

  • Untuk kolam baru, isi air hingga penuh dan biarkan 2-3 hari, kemudian kuras. Sementara untuk kolam bekas pakai, langsung buang airnya yang masih tersisa.
  • Setelah bersih, keringkan kolam.
  • Isi air kolam. Tinggi air kolam untuk bibit lele adalah 20-60 cm.
  • Beri antibiotik seperti supertera (bila perlu).
  • Endapkan air selama 24 jam untuk menstabilkan suhu, pH, dan oksigen.
  • Kolam sudah siap dipakai.

2. Pendederan I

Pada pendederan I, bibit berukuran 2-3 cm dibesarkan menjadi bibit berukuran 4-5 cm selama 2-3 minggu dengan padat tebar 3.000-4.000 ekor/m2 can tingkat keberhasilan 30%. Padat tebar bibit bisa ditingkatkan jika Bapak/Ibu menggunakan aerator, water heater, atu sistem sirkulasi. Berikut adalah cara yang bisa Bapak/Ibu terapkan dalam pendederan I: 

a. Penebaran Bibit

Penebaran bibit dilakukan pada pagi hari pukul 08.00-10.00 atau sore hari pukul 15.00-18.00 dengan cara berikut:

  • Puasakan bibit selama 6-12 jam agar tidak stres dan muntah.
  • Siapkan bak penampungan dan isi dengan air yang telah diendapkan 24 jam setinggi 35-40 cm.
  • Susutkan air kolam benih yang akan dideder, sisakan 3-5 cm.
  • Serok benih yang telah diseleksi pada sortasi I secara searah dan bertahap menggunakan seser halus.
  • Simpan di bak penampungan sementara atau langsung pindahkan ke kolam pendederan
  • Pindahkan bibit ke kolam pendederan agar tidak stres dan mati bila bak penampungan mulai padat.
  • Benamkan baskom di dalam kolam pendederan dan biarkan bibit keluar sendiri.

b. Pemberian Pakan

Selama 1 minggu pertama, pakan bibit yang bisa Bapak/Ibu berikan adalah kutu air atau cacing sutera. Jika tidak ada, berikan pelet halus Fengli I atau pelet yang diadon dan ditambahkan multivitamin. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali/hari yaitu pagi hari, siang hari, dan malam hari. Adaptasi peralihan dari pakan alami ke pakan buatan harus bertahap agar pencernaan bibit terbiasa. Berikut adalah pakan yang bisa Bapak/Ibu berikan di minggu ke-2 dan ke-3: 

  • Minggu ke-2, cacing sutera 70% dan pelet 581-1 sebanyak 30%.
  • Minggu ke-3, cacing sutera 50% dan pelet 50%.

Berikut cara pembuatan pelet dan adonan untuk pakan bibit. Bahan:

  • Telur bebek mentah/matang 1 butir 
  • Pelet tepung PSP4 1 sendok makan.
  • Pelet 781-2 sebanyak 200 g (1 gelas teh).
  • Minyak cumi/minyak ikan/ikan laut (daging putih-diblender) seperlunya.
  • Air hangat 1 gelas.

c. Manajemen Air

Agar benih sehat dan tumbuh dengan baik, kualitas airnya harus dijaga melalui pengurasan atau pergantian air. Hindari pengurasan dan pergantian air ketika kualitas air sudah rusak sebab bisa memicu tumbuhnya benih penyakit. Akibatnya ikan stres, sakit, atau mati. Berikut cara pengurasan/pergantian air yang bisa Bapak/Ibu terapkan:

  • Mengganti air bisa dilakukan dengan cara ganti setengah tambah setengah atau overflow (air dialirkan dari atas kolam dan dibiarkan terbuang melalui pembuangan otomatis).
  • dilakukan ketika kualitas air mulai menurun yang ditandai air bau, keruh/berbusa, dan ikan berada di permukaan.
  • Ganti dengan air sumur bor/gali, sungai, atau irigasi yang telah diendapkan minimal 24 jam. 
  • Pergantian air dilakukan 2-3 hari sekali untuk menjaga kualitas air.
  • Hindari pergantian air di atas 50% karena dapat menyebabkan kanibalisme.

d. Sortasi Bibit

Setelah dipelihara selama 2-3 minggu, bibit diseleksi. Bibit hasil seleksi pertama ini disebut grade A dengan kualitas prima karena pertumbuhannya pesat.

3. Pendederan II

Pendederan II adalah kelanjutan pendederan I. Pada tahap ini, bibit berukuran 4-5 cm dibesarkan menjadi berukuran 6-8 cm dengan adat tebar 2.000-3.000 ekor/m2 selama 3-4 minggu. Proses panen dilakukan sebanyak 3 kali, pada minggu ke-2 menghasilkan benih grade A, minggu ke-3 menghasilkan grade B, dan minggu ke-4 menghasilkan grade C. Benih hasil sortasi pendederan II bisa dipelihara lebih lanjut pada pendederan III atau dijual karena sudah cukup besar dan aman dipelihara pada usaha pembesaran. Untuk melakukan pendederan II, ikuti cara berikut:

a. Penebaran Bibit

Benih yang ditebar pada pendederan II berukuran lebih besar sehingga kepadatannya harus dikurangi menjadi 2.000-3.000 ekor/m2 agar benih sehat dan leluasa bergerak.

b. Pemberian Pakan

Pada pendederan II, bukaan mulut benih sudah cukup besar sehingga bisa diberi pakan pelet berdiameter 1-3 mm seperti PF1000, PF999, 781-1, atau 781-2. Takaran pakan bibit ikan lele yang diberikan adalah 5-10% per hari dari total bobotnya. Misal, bobot total bibit 10 kg, pakan yang diberikan 5/100 x 10 kg = 1 kg/hari. Pakan diberikan sebanyak 3 kali/hari pada pagi, siang, dan sore.

Terkadang pada saat pergantian ukuran pelet ke yang lebih besar, bibit mati mendadak karena pelet yang baru memiliki tingkat kekeringan tinggi dan mengembang hingga 2 x lipat di dalam perut ikan sehingga perutnya pecah, lalu mati. Antisipasinya, pada saat pergantian pelet yang lebih besar, rendam pelet agar mengembang selama 5 menit di air dingin dengan perbandingan 2:1 agar perut bibit terlatih. Pemberian pelet yang direndam ini cukup 2-3 hari sejak pergantian, selanjutnya berikan pelet kering dengan ukuran yang sama.

c. Manajemen Air

Pergantian air tidak seketat pendederan I karena bibit sudah mulai kuat dan bisa beradaptasi dengan kondisi air yang minim. Pergantian air dapat dilakukan ketika kualitasnya mulai menurun yang ditandai banyaknya benih di permukaan kolam, bau menyengat, dan berbusa. Bapak/Ibu bisa melakukan pengenceran dengan cara overflow (air ditambahkan dan dibiarkan keluar lewat lubang pembuangan otomatis). Berikut cara menjaga kualitas air pada pendederan II:

1. Lakukan pengawasan harian, periksa kondisi kolam, air, dan benih

2. Bila kualitas air mulai menurun, lakukan penggantian dengan cara berikut:

  • Puasakan benih 12-24 jam sebelum ganti air agar tidak mabuk.
  • Lakukan pengurasan total bila kualitas air buruk, berbusa, kental, atau bau.
  • Lakukan pergantian air pada pagi pukul 07.00-09.00 atau sore pukul 15.00-18.00.

d. Sortasi Benih

Untuk mendapatkan benih berukuran 6-8 cm pada tahap pendederan II, lakukan 3 kali sortasi dengan bak sortir 5-8 cm. Sortasi I untuk mendapatkan grade A bisa dilakukan pada minggu ke 2-3. Sortasi 2 untuk mendapatkan grade B pada 3-4 hari kemudian, dan sortasi 3 mendapatkan grade C pada minggu ke 3-4. Bapak/Ibu bisa langsung menjual bibit atau memeliharanya lagi ke pendederan III.

4. Pendederan III

Dalam praktiknya, pendederan hanya berlangsung hingga tahap I dan II saja karena sebelum sampai tahap III kebanyakan bibit telah habis terjual. Pendederan III dilakukan untuk mendapatkan bibit berukuran 8-10 cm sampai 10-12 cm (ukuran benih paling maksimal untuk pembesaran). Untuk melakukan pendederan III, ikuti cara berikut:

a. Penebaran Bibit

Kepadatan pada pendederan III lebih rendah daripada pendederan II. Hanya 1.000-2.000 ekor/m2 karena benih yang dipelihara berukuran lebih besar. 

b. Pemberian Pakan

Pada pendederan III, bukaan mulut bibit sudah cukup besar sehingga mampu memakan pelet berukuran 3 mm seperti pelet 781-1 dan 781-2.. Pelet diberikan sebanyak 5-10%/hari dari total bobot bibit yang dipelihara dengan frekuensi 3 kali/hari pada pagi, siang, dan sore hari.

Untuk mencegah perut ikan pecah, rendam pelet selama 5 menit sebelum diberikan pada 5 hari pertama pergantian ukuran. Perbandingan antara pakan dan air adalah 2:1 atau 2 gelas pakan direndam dengan 1 gelas air dingin.

c. Manajemen Air

Pada fase pendederan III, benih sudah besar dan mampu menyesuaikan diri dengan kualitas air yang kurang baik. Namun, bila Bapak/Ibu ingin bibit sehat, tumbuh dengan cepat, serta terhindar dari ancaman penyakit, mutu air kolam harus tetap dijaga.

d. Sortasi Benih

Sorasi dilakukan saat kondisi fisik bibit stabil. Untuk mendapatkan bibit berukuran 9-10 cm, sortasi dilakukan 10 hari setelah penebaran benih. Sisa benih yang tidak lolos pada sortasi pertama akan disortir 10 hari kemudian. Sementara, benih yang tidak lolos pada sortasi ke-2 bisa terus dipelihara lagi hingga siap tebar atau dijual.

Kabayan, Solusi Tepat Mengembangkan Bisnis Budidaya

Pada tahap pendederan, bibit sudah mulai mengonsumsi pelet yang sesuai ukuran bukaan mulutnya. Pelet digunakan untuk menunjang pertumbuhan bibit karena kandungan nutrisinya yang sudah seimbang.

Bapak/Ibu bisa memberikannya pelet bernutrisi tinggi pakai Kabayan dari eFishery. Kabayan merupakan penyedia akses ke institusi finansial yang sudah berizin dan diawasi OJK untuk memperlancar pembelian pakan. Dengan Kabayan, pakan bisa dibayar menggunakan sistem pembayaran tempo yang dapat dibayarkan setelah panen.

Isi formulir berikut untuk mendapatkan akses ke Kabayan!

Dapatkan Akses ke Lembaga Finansial yang Terpercaya, Terdaftar & Diawasi OJK!

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/71608
  • https://webadminipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/178135
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/105658/
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/178358