monitoring kualitas air
monitoring kualitas air

Cara & Proses Lengkap Monitoring Kualitas Air Budidaya Udang

Artikel Ini Telah Direview Oleh:

Laksono Radityo
Laksono Radityo

Praktisi Budidaya Udang

Monitoring kualitas air budidaya udang adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk memantau perubahan atau fluktuasi parameter kualitas air selama budidaya berlangsung. Selain itu, monitoring berguna untuk mempermudah pengelolaan air tambak udang vaname apabila terjadi fluktuasi kualitas air di luar kisaran optimal udang.

Buruknya kualitas air dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan udang, lambatnya pertumbuhan udang, dan udang mudah terserang penyakit. Untuk menghindari masalah tersebut, Bapak/Ibu perlu melakukan pengelolaan kualitas air budidaya udang dengan baik dan benar. Hasil pengecekan kualitas air tambak udang vannamei bisa dijadikan sebagai dasar keputusan perlakuan untuk pengelolaan kualitas air selanjutnya.

Monitoring kualitas air terdiri dari beberapa jenis, yaitu monitoring harian, mingguan, dan khusus. Bagi Bapak/Ibu yang belum mengetahui perbedaannya, tenang saja! Artikel ini sangat cocok untuk menambah informasi tentang cara merawat air tambak udang vaname yang benar. Mari simak dengan saksama, ya!

Monitoring Harian

petambak memeriksa kualitas air tambak udang
Sumber: eFishery

Pengamatan kualitas air harian dapat Bapak/Ibu lakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-09.00, kemudian data dicatat dan diserahkan pada pihak laboratorium untuk diinput pada laporan kualitas air harian.

Dari sekian banyaknya parameter kualitas air, ada 5 parameter fisik air yang cukup krusial bagi udang dan sangat disarankan untuk diukur setiap hari, yaitu suhu, oksigen terlarut, salinitas, kecerahan air, dan pH air. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

1. Suhu

Suhu air pada tambak akan mempengaruhi pertumbuhan, survival rate (SR), konsumsi oksigen, siklus molting, dan imunitas udang. Suhu yang disarankan untuk udang vaname adalah 27-32 ℃. Suhu di bawah 26 ℃ akan menurunkan metabolisme, nafsu makan udang, dan imunitas udang. Sedangkan, suhu yang tinggi dapat meningkatkan sensitivitas racun yang dihasilkan oleh Cyanobacteria atau Blue Green Alga terhadap udang.

2. Oksigen Terlarut (DO)

Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut berperan untuk respirasi atau pernapasan udang dan mikroorganisme lainnya. DO yang ideal untuk budidaya udang vaname adalah > 4 ppm. DO di bawah 4 ppm dapat membuat pertumbuhan udang lambat, nafsu makan menurun, efisiensi pakan rendah, hingga kematian pada udang.

3. Salinitas

Salinitas ideal untuk budidaya udang vaname adalah 15-25 ppt. Salinitas rendah dapat menurunkan oksigen, air menjadi keruh, kematian plankton, dan mempengaruhi molting. Sedangkan, salinitas tinggi dapat memperlambat pertumbuhan dan udang akan rentan terserang penyakit.

4. Derajat Keasaman (pH)

pH yang disarankan untuk budidaya udang vaname adalah 7,96-8,05, dengan batas kenaikan pH yang disarankan antara pagi dan siang maksimal 0,5. pH yang terlalu rendah dapat menyebabkan pertumbuhan udang lambat, nafsu makan turun, udang stres, dan rentan terkena penyakit. Sedangkan pH di atas 10 dapat meningkatkan toksisitas Blue Green Alga dan amonia hingga memicu kematian udang.

5. Kecerahan Air

Idealnya, kecerahan air untuk budidaya udang vaname adalah 30-40 cm atau sekitar 40% dari ketinggian air tambak. Air yang keruh dapat menghambat sinar matahari masuk ke dalam air, sehingga menyebabkan jumlah oksigen terlarut relatif rendah. Sedangkan, air tambak yang terlalu bening menunjukkan sedikitnya kepadatan fitoplankton yang berpengaruh pada nafsu makan udang.

Monitoring Mingguan

ph meter tambak udang
Sumber: eFishery

Selain monitoring harian, Bapak/Ibu juga harus melakukan monitoring mingguan. Dalam monitoring mingguan, terdapat beberapa prosedur pengambilan data sampel yang ditetapkan sebagai berikut:

  • Sampel air diambil oleh team laboratorium lapangan antara jam 04.00-05.00 untuk pagi hari, dan jam 13.00-14.00 untuk siang hari.
  • Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat pengukur kualitas air pada kolom air. Kemudian, sampel dipindahkan ke botol sampel.
  • Botol sampel air tersebut diletakkan di keranjang yang kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

Parameter kualitas air mingguan juga tetap mengukur pH, DO, suhu, dan salinitas. Selain itu, terdapat beberapa parameter lainnya yang perlu diukur, yaitu:

1. Total Amonia Nitrogen (TAN)

Pengukuran Total Amonia Nitrogen (TAN) bertujuan untuk mengetahui kandungan amonia dalam tambak yang berasal dari sisa hasil metabolisme udang, plankton yang mati, dan sisa pakan yang tidak termakan oleh udang.

Kadar TAN maksimal dalam tambak udang adalah 2 ppm. Jika nilai TAN tinggi, berarti sisa bahan organik dalam tambak tidak terurai dengan baik. Dengan demikian, Bapak/Ibu perlu segera melakukan siphon tambak untuk meminimalkan sisa bahan organik pada tambak udang.

2. Amonia Bebas (NH3)

Pengukuran NH3 bertujuan untuk mengetahui jumlah amonia bebas yang tidak terurai dalam air. Kadar NH3 maksimal untuk budidaya udang adalah 0,01 ppm.

3. Alkalinitas Total

Alkalinitas berfungsi sebagai buffer (penyangga) pH alami dalam tambak, karena mampu meminimalkan fluktuasi pH air tambak. Jika nilai alkalinitas < 80 ppm, maka pH air tambak tidak stabil.

4. Alkalinitas Bicarbonate (HCO3)

Konsentrasi HCO3 diperlukan untuk mengetahui jumlah senyawa karbonat dalam tambak sebagai buffer perubahan pH.

Monitoring Khusus

do meter tambak udang
Sumber: eFishery

Monitoring khusus bertujuan untuk mengetahui kondisi parameter kualitas air pada saat tertentu, misalnya pada saat udang mengalami kondisi abnormal. Pengambilan sampel air untuk monitoring khusus dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

  1. Mengajukan permintaan ke departemen laboratorium sentral, dengan mengisi formulir pengajuan pengukuran parameter-parameter yang ingin diketahui.
  2. Monitoring khusus biasanya meliputi parameter kualitas air tambak yang yang diukur pada waktu tertentu. Hasil pengukuran parameter kualitas air dipakai untuk mengambil keputusan teknis di lapangan.

Parameter kualitas air yang diambil pada waktu tertentu, di antaranya:

1. TVC (Total Vibrio Count)

Keberadaan bakteri vibrio dalam perairan tambak, dibedakan dalam dua golongan koloni, yaitu golongan koloni hijau (green colony) dan golongan koloni kuning (yellow colony).

Hampir semua bakteri vibrio adalah bakteri yang merugikan. Apabila Total Vibrio Count (TVC) terlalu tinggi, yaitu > 3 x 10³ CFU/ml, maka Bapak/Ibu perlu melakukan pemberian probiotik, kontrol pakan, serta pembersihan dasar kolam dengan siphon dan central drain.

2. TBC (Total Bakteri)

Apabila bakteri terlalu rendah < 10 x TVC, maka Bapak/Ibu perlu melakukan pemberian probiotik berbasis Bacillus subtilis, untuk menumbuhkan plankton kembali. Selanjutnya, Bapak/Ibu perlu menjaga kembali kestabilan plankton.

3. Jenis dan Jumlah Plankton

Apabila dominasi plankton di perairan terlalu tinggi, dikhawatirkan nilai DO pada kolam akan menurun pada malam hari karena adanya persaingan oksigen dengan udang. Hal tersebut dikarenakan pada malam hari plankton melakukan respirasi. Maka dari itu, Bapak/Ibu disarankan untuk menjaga dominasi plankton dengan maksimal density di perairan 106 CFU/ml

Namun, jika hanya didominasi satu jenis plankton saja, dikhawatirkan plankton tersebut akan terkena gangguan dan mati massal. Sehingga, perairan akan menjadi terlalu bening. Untuk mengukur jumlah dan jenis plankton, Bapak/Ibu dapat melakukannya di laboratorium.

4. Residu Bahan Kimia, seperti NH3, H2S, NO2, dan lain-lain

Residu adalah bahan sisa yang mengendap di dalam daging udang akibat penggunaan obat kimia atau udang tercemar bahan kimia. Biasanya, monitoring khusus residu dilakukan pada awal budidaya. Hal tersebut dikarenakan penyakit AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease) rawan menginfeksi udang bila kualitas air tidak terkontrol sejak awal budidaya.

Itulah berbagai monitoring kualitas air tambak yang perlu Bapak/Ibu lakukan secara rutin. Dengan melakukan monitoring secara rutin, maka Bapak/Ibu dapat melakukan cara mengolah air tambak udang vaname agar kualitas air selalu terjaga, pertumbuhan plankton tetap optimal, dan proses-proses yang terjadi di dalam air tetap berjalan dengan baik.

Konsultasi Gratis Terkait Budidaya Udang di Aplikasi eFarm!

Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Untuk mempermudah dan memaksimalkan pengelolaan air budidaya udang, Bapak/Ibu dapat berkonsultasi melalui Konsultasi Budidaya di aplikasi eFarm.

Fitur Konsultasi Budidaya dapat membantu Bapak/Ibu menyelesaikan permasalahan seputar budidaya udang, yang nantinya akan dijawab oleh ahli Akuakultur. Bapak/Ibu juga dapat mengaksesnya secara gratis, lho! Jadi, tunggu apalagi? Yuk, konsultasikan permasalahan budidaya dengan mudah! Isi formulir di bawah ini untuk menggunakan fitur Konsultasi Budidaya!

Laksono Radityo - Praktisi Budidaya Udang
Laksono Radityo - Praktisi Budidaya Udang

Berpengalaman sebagai asisten riset perikanan dan teknisi tambak udang. Saat ini aktif sebagai Technical Support Online di eFishery

Pertanyaan Seputar Monitoring Kualitas Air Tambak

Ada 12 parameter kualitas air untuk budidaya udang, seperti suhu, DO, pH air, salinitas, Total Amonia Nitrogen (TAN), alkalinitas total, Alkalinitas Bicarbonate, amonia bebas, Total Vibrio Count (TVC), Total Bakteri (TBC), jumlah dan jenis plankton, serta residu bahan kimia.

Kualitas air dapat diukur dengan alat pengukur kualitas air, seperti:

  • pH Meter untuk mengukur pH air
  • Termometer untuk mengukur suhu air
  • DO Meter untuk mengukur oksigen terlarut
  • Refraktometer untuk mengukur salinitas
  • Test Kit untuk mengukur amonia dan alkalinitas
  • Total Plate Count (TPC) untuk mengukur Total Vibrio Count (TVC)
  • Colony Counter untuk mengukur total bakteri (TBC)
  • Mikroskop untuk mengukur jumlah dan jenis plankton
  • Ferreira NC, Bonetti C, and Sieffert WQ. 2011. Hydrological and Water Quality Indices as Management Tools in Marine Shrimp Culture. Aquaculture. 318: 425-433.
  • Halim AM, Fauziah A, dan Aisyah N. 2022. Kesesuaian Kualitas Air pada Tambak Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di CV. Lancar Sejahtera Abadi, Probolinggo, East Java. Jurnal Chanos Chanos. 20 (2): 77-88.
  • Jala. 2023. Empat Parameter Fisik Penting Kualitas Air Tambak Udang.
  • Khairisa NH dan Qaiyimah D. Pengaruh Kontrol Kualitas Biologi dan Kimia Air Tambak terhadap Kualitas Udang Putih (Litopenaeus vannamei) di Pesisir Trisik Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya. 12(2): 104-112.
  • Muzahar. 2020. Teknologi dan Manajemen Budidaya udang. UMRAH Press. 91 hlm.
  • Putra AMFR. 2019. Monitoring Kualitas Air pada Tambak Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Situbondo, Jawa Timur.  Jurnal Ilmiah Perikanan dan kelautan. 6(2): 137-141.
  • Supono. 2017. Teknologi Produksi Udang Plantaxia. Yogyakarta.