siklus dan teknik pemeliharaan larva udang vaname
siklus dan teknik pemeliharaan larva udang vaname

Siklus dan Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vaname

Artikel Ini Telah Direview Oleh:

Anggie Nur
Anggie Nur

Magister Bioteknologi

Pemeliharaan larva udang vaname dimulai dari stadia nauplius, zoea, mysis, hingga post larva udang. Sampai saat ini, pembenihan larva udang vaname yang diproduksi Petambak belum memenuhi permintaan pasar yang ada. Permasalahannya terletak pada kurangnya pengetahuan Petambak pemula tentang teknik pemeliharaan udang.

Tapi jangan khawatir, Bapak/Ibu dapat terapkan tips siklus dan teknik pemeliharaan larva udang vaname dengan mudah. Simak penjelasannya di bawah ini! 

Siklus Larva Udang Vaname

tahap pendederan udang vaname
Sumber: eFishery

Udang vannamei termasuk crustacea yang memiliki 10 kaki dan karapas yang menutup seluruh kepala. Udang vaname juga memiliki sifat nokturnal, yaitu mencari makan pada malam hari. Proses pembuahan udang vaname ditandai dengan udang betina yang loncat secara tiba-tiba.

Pada proses tersebut, udang betina mengeluarkan sel-sel telur yang bersamaan dengan udang jantan mengeluarkan sperma, sehingga terjadi proses pembuahan antara sel telur dan sperma udang. Tahap selanjutnya di siklus hidup udang setelah pembuahan adalah stadia nauplius, stadia zoea, stadia mysis, stadia post larva, stadia juvenil, udang muda, dan udang dewasa. Berikut penjelasannya:

1. Telur

Telur udang vaname diperkirakan tenggelam ke dasar tambak pada saat pemijahan. Diameter telur udang vaname berukuran kurang dari 1/64 inci. Jumlah telur yang diperoleh tergantung dari ukuran induk.

Induk udang vaname dengan berat 30-45 gram bisa menghasilkan 100.000-250.000 butir telur. Telur akan berkembang menjadi larva sempurna dengan suhu antara 26-28 ºC, DO 5-7 mg/l, dan salinitas air 35 ppt.

2. Nauplius

Nauplius merupakan tahap setelah telur menetas. Udang memiliki warna tubuh cenderung abu kecoklatan yang mengkilat. Nauplius memiliki kemampuan berenang yang terbatas dan biasanya merupakan bagian dari plankton samudera. Nauplius hanya boleh diperoleh dari pemasok yang memiliki reputasi baik dengan status Bebas Patogen Spesifik atau Specific Pathogen Free (SPF) bersertifikat untuk induk dan nauplius yang dihasilkan.

Telur dan nauplius mungkin telah bersentuhan dengan induk betina yang mungkin membawa patogen mikroba, sehingga harus didisinfeksi (proses menghilangkan patogen) selama pemindahan ke tangki penetasan atau budidaya larva. Nauplius memiliki sifat fototaksis, yaitu peka terhadap cahaya, sehingga nauplius cenderung berkumpul dalam satu titik cahaya.

3. Zoea

Zoea berukuran dari 1/25 hingga 1,5 inci. Bentuk tubuh zoea mengalami perkembangan pada bagian mulut dan perut sehingga larva mulai aktif mencari makanan sendiri.

4. Mysis

Mysis adalah planktonik di air tawar yang memiliki beberapa morfologi bentuk tubuh yang sudah terlihat seperti perkembangan ekor kipas (uropod) dan ekor (telson).

5. Post Larva

Ada dua tahap post larva, yaitu ukuran sekitar 1/6 sampai 1/4 inci. Pada tahap ini, larva memiliki bentuk paling sempurna dibandingkan tahapan metamorfosis sebelumnya. Pada tahap ini, larva mulai aktif bergerak horizontal dan vertikal pada kolom perairan tambak udang.

6. Juvenil

Udang post larva berkembang langsung menjadi udang juvenil. Pertumbuhan ukurannya cepat, hingga 2,5 inci per bulan. Pada tahap juvenil, bentuk tubuh juvenil sudah mirip dengan udang dewasa.

7. Udang Muda

Pada tahap ini, udang terus tumbuh tetapi pada tingkat yang lebih lambat dibandingkan pada fase juvenil. Udang muda biasanya belum menunjukkan tanda-tanda kematangan ovarium (udang betina) atau belum layak memijah.

Udang muda yang berumur di bawah 2 bulan memerlukan kadar garam 15-25 ppt agar pertumbuhannya tetap optimal. Setelah umurnya lebih dari 2 bulan, sebaiknya kadar garam air dijaga antara 5-30 ppt untuk pertumbuhan udang hingga stadia udang dewasa.

8. Udang Dewasa

Udang vaname dewasa memiliki panjang 5-8 inci di umur 1,5 tahun. Udang dewasa memiliki bentuk tubuh yang lengkap, seperti mata, cephalothorax, abdomen, kaki, ekor, dan antena. Ketika waktu musim pemijahan tiba, udang dewasa betina ditandai dengan ovarium berwarna cerah berbondong-bondong ke tengah kolam tambak untuk melakukan pemijahan dengan udang dewasa jantan

3 Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vaname

Ketersediaan larva udang yang berkualitas (genetik dan morfologi) menjadi faktor penting keberhasilan budidaya udang. Larva udang dari alam hanya 20% dari total kebutuhan tambak udang di Indonesia, sedangkan 80% kekurangannya diharapkan dapat memproduksi larva sendiri atau oleh hatchery. Perkembangan hatchery semakin meningkat dalam memenuhi permintaan larva udang untuk usaha budidaya udang. Simak teknik pemeliharaan larva udang vaname sebagai berikut:

1. Penebaran Larva

Penebaran larva dilakukan dengan bertahap, yakni memilih benih larva yang bebas dari penyakit. Selanjutnya adalah proses aklimatisasi larva yang dibawa menggunakan plastik, yaitu dengan cara perendaman kantong plastik berisi benur/benih/larva selama < 30 menit. Setelah itu, larva yang ada di dalam kantong plastik dikeluarkan secara perlahan ke kolam tambak yang sudah diberi perlakuan khusus.

2. Pengelolaan Kualitas Air

Monitoring kualitas air setiap waktu perlu dilakukan agar kelangsungan hidup larva udang terjaga hingga panen tiba. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan pengukuran parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarut (DO).

3. Pengelolaan Pakan

Pengelolaan pakan merupakan hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan larva  udang vaname. Pengelolaan pakan udang meliputi jenis pakan yang dipakai, dosis pakan yang diberikan, waktu pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan, serta cara pemberian pakan untuk larva udang vaname. Kandungan gizi pada pakan larva yang diberikan harus mempunyai nutrisi yang tinggi untuk menjamin kelangsungan hidup dan mempercepat pertumbuhannya.

Untuk bisa mendapatkan kualitas larva udang yang baik, tentu saja beberapa teknik di atas harus dilakukan. Teknik ini pun harus dilakukan secara terus menerus. Mengapa demikian?

Jawabannya adalah karena larva udang sensitif terhadap lingkungan ekstrem. Maka dari itu, perlu ada data budidaya harian yang nantinya bisa dicek secara berkala untuk membantu Petambak menentukan langkah perawatan atau langkah bisnis yang tepat.

Temukan Solusi Terbaik untuk Menguasai Siklus Larva Bersama Para Ahli di eFarm!

Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Pahami teknik pemeliharaan larva udang yang lain dengan aplikasi eFarm! eFarm adalah aplikasi pendamping budidaya udang yang menyediakan solusi lengkap untuk berbagai permasalahan di tambak Bapak/Ibu. Salah satu fitur yang tersedia adalah Konsultasi Budidaya, di mana Bapak/Ibu bisa berkonsultasi langsung ke ahli Akuakultur dan mendapatkan langkah perawatan yang paling pas untuk tambak Bapak/Ibu!

Tunggu apa lagi? Yuk bergabung bersama ribuan Petambak agar bisa mendapatkan panen yang maksimal. Konsultasikan budidaya Bapak/Ibu sekarang di aplikasi eFarm!.

Anggie Nur - Magister Bioteknologi
Anggie Nur - Magister Bioteknologi

Anggie merupakan lulusan sarjana dan magister bioteknologi serta memiliki pengalaman riset di dunia perikanan khususnya udang

Pertanyaan Seputar Siklus dan Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vaname

Penebaran larva dilakukan dengan bertahap. Tahap pertama adalah memilih benih larva yang bebas dari penyakit. Selanjutnya adalah proses aklimatisasi larva yang dibawa menggunakan plastik, yaitu dengan cara perendaman kantong plastik berisi benur/benih/larva udang selama < 30 menit. Setelah itu, larva udang yang ada di dalam kantong plastik dikeluarkan secara perlahan ke kolam tambak yang sudah diberi perlakuan khusus.

Siklus hidup udang setelah pembuahan adalah stadia nauplius, stadia zoea, stadia mysis, stadia post larva, stadia juvenil, udang muda, dan udang dewasa.

Induk udang vaname dengan berat 30-45 gram bisa menghasilkan 100.000-250.000 butir telur.

  • Haliman, R W dan Adijaya D. 2005. Udang Vannamei. Penebar Swadaya: Jakarta.
  • Hutapea R, Pramesthy T, Roza S, Ikhsan S, Mardiah R, Sari R, Shalichaty S. 2019. Struktur Dan Ukuran Layak Tangkap Udang Putih (Penaeus Merguiensis) dengan Alat Tangkap Sondong Di Perairan Dumai. Aurelia Journal Vol. 1(1): 30-38.
  • Lama A. 2019. Optimasi Padat Tebar Terhadap Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) dengan Sistem Resirkulasi. Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah: Makassar.
  • Wardiningsih. 1999. Materi Pokok Teknik Pembenihan Udang. Jakarta: Universitas Terbuka.