Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Anggie Nur
Magister Bioteknologi
Budidaya udang telah berkembang dari waktu ke waktu, dari mulai bisnis tradisional kecil hingga menjadi industri global di Asia Tenggara. Kemajuan tersebut berkorelasi terhadap adaptasi teknologi guna pertumbuhan kepadatan jenis udang tambak yang lebih tinggi sehingga permintaan pasar yang tinggi akan menguntungkan secara komersial.
Pada umumnya sekitar 80% dari semua jenis udang tambak yang dibudidayakan di dunia adalah jenis udang Penaeus (udang dari famili Penaeidae), dan hanya dua spesies udang, yaitu Penaeus vannamei (udang putih Pasifik), dan Penaeus monodon (udang macan raksasa).
Jenis Tambak Udang
Untuk bisa memilih dan mengelola jenis tambak udang dengan tepat, Bapak/Ibu perlu mengetahui jenis-jenis tambak udang yang sesuai dengan tujuan budidaya dan pengeluaran biaya. Berikut ini 4 jenis tambak udang untuk budidaya beserta padat tebarnya yang optimal:
Berikut merupakan penjelasan lebih detail mengenai jenis-jenis tambak udang:
1. Budidaya Tambak Udang Tradisional Ekstensif
Sistem budidaya jenis ini tidak memiliki bentuk yang spesifik (tidak beraturan) dan biasanya memiliki ukuran 500-1.000 m2. Setiap kolam biasanya juga memiliki kedalaman air 60-80 cm. Biasanya bibit udang berasal dari alam dan pasokannya tergantung musim.
Benur udang yang digunakan jenis tambak udang ini adalah benih yang ditemukan selama pertukaran air atau benih yang dikumpulkan dari alam yang sengaja ditebar oleh Petambak udang. Padat tebar sistem budidaya satu ini sangat rendah, yaitu 8 ekor/m2.
2. Budidaya Tambak Udang Tradisional Semi Intensif
Tambak udang pada sistem budidaya ini memiliki fasilitas pintu keluar dan masuk untuk pertukaran air, persiapan kolam, dan fasilitas panen. Tambak jenis ini juga memiliki parit berbentuk diagonal dengan kedalaman 70–100 cm yang berguna untuk drainase air, tempat teduh bagi udang saat hari cerah, dan pengumpulan udang selama panen.
Padat tebar untuk sistem budidaya ini lebih tinggi, dengan ukuran tambak 500-1.000 m2. Hal ini sangat berbanding lurus dengan pemberian pakan dan pengelolaan air secara teratur. Rekomendasi padat benur untuk budidaya tambak udang tradisional semi intensif yaitu 70 ekor/m2.
3. Budidaya Tambak Udang Intensif
Budidaya udang jenis ini membutuhkan budget yang sangat tinggi karena Bapak/Ibu perlu membuat sarana pemeliharaan kolam berupa tangki beton. Keunikan budidaya tambak udang intensif adalah ketergantungan terhadap benih yang dibesarkan di tempat penetasan, dengan padat tebar tinggi 110 ekor/m2, pakan yang harus diformulasikan, serta penggunaan aerasi dan pengelolaan air yang intensif. Ukuran kolam bervariasi, antara 500–2.000 m2.
Bahan baku tanggul kolam tambak ini dilapisi lembaran plastik, beton, dan tanah murni. Sistem pipa pembuangan terletak di tengah kolam, dengan pintu pembuangan tipe pintu air, pintu air biksu, atau kombinasi keduanya. Udang diberi makan setiap hari dengan diet formula FCR protein tinggi.
4. Budidaya Tambak Udang Supra Intensif
Budidaya tambak udang supra intensif memiliki kesamaan seperti tambak intensif dengan sistem low volume high density, yaitu tidak membutuhkan lahan yang luas namun produktivitasnya tinggi. Ukuran kolam bervariasi antara 2.000–5.000 m2. Target produksi masih dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah pengelolaan budidaya yang dapat menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi.
Oleh karena itu, produksi udang dengan sistem supra intensif dapat berhasil dan menguntungkan jika proses produksi diterapkan dengan baik. Padat tebar benur udang sebesar 400 ekor/m2, dengan kedalaman tambak 150-270 cm. Penerapan probiotik dalam pembentukan sistem bioflok pada media pemeliharaan dapat mendukung pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan FCR yang optimal dalam produksi budidaya.
Maksimalkan Budidaya Udang Melalui Konsultasi Budidaya dari eFarm, GRATIS!
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Untuk informasi yang lebih detail terkait budidaya udang, Bapak/ibu dapat konsultasi bersama ahlinya melalui aplikasi eFarm. Aplikasi eFarm memiliki fitur Konsultasi Budidaya dimana Petambak dapat berkonsultasi secara langsung dengan ahli budidaya. Hanya dengan handphone di genggaman, Bapak/Ibu dapat berkonsultasi terkait kendala budidaya secara GRATIS!
Ayo, dapatkan hasil panen yang optimal dengan solusi dari eFarm! Miliki aplikai eFarm sekarang!
Anggie Nur - Magister Bioteknologi
Anggie merupakan lulusan sarjana dan magister bioteknologi serta memiliki pengalaman riset di dunia perikanan khususnya udang
Pertanyaan Seputar Jenis Tambak Udang
Tambak udang terdiri dari 4 jenis sistem budidaya, yaitu budidaya tambak udang tradisional (ekstensif), semi intensif, intensif, dan supra intensif.
Budidaya udang jenis ini membutuhkan budget yang sangat tinggi karena Bapak/Ibu perlu membuat sarana pemeliharaan kolam berupa tangki beton. Keunikan budidaya tambak udang intensif adalah ketergantungan terhadap benih yang dibesarkan di tempat penetasan, dengan padat tebar tinggi yaitu 110 ekor/m2, pakan yang harus diformulasikan, serta penggunaan aerasi dan pengelolaan air yang intensif. Ukuran kolam bervariasi, antara 500–2.000 m2.
- Erfan A. H., M. Mangampa dan H. Suryanto. 2007. Budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) pola tradisional plus di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Media Akuakultur. 2(2):67-70.
- Kungvankij P dan Chua T. 1986. Shrimp Culture: Pond Design, Operation And Management. NACA Training Manual Series No. 2.
- Rahim, M. R. A. Rukmana, A. Landu dan Asni. 2021. Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) super intensif dengan padat tebar berbeda menggunakan sistem zero water discharge. Journal of Fisheries and Marine Research Vol 5 No.3 (2021) 595-602.
- Silva U, Tavares, Ballester E. 2017. Universidade Federal do ParanáUse of native and non‐native shrimp (Penaeidae, Dendrobranchiata) in world shrimp farming. Reviews in Aquaculture. Vol. 10(4):10-50.
- WWF. 2014. Indonesia Better Management Practices Budidaya Udang Vannamei Tambak Semi Intensif dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). WWF Indonesia: Jakarta.