Jakarta, 25 Januari 2024 – Sejak dulu, ikan nila telah menjadi makanan yang populer di Indonesia. Ikan nila juga merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang banyak digemari, karena harganya yang cukup terjangkau dan mudah didapat. Selain itu, ikan nila menjadi sumber protein yang dipilih masyarakat karena dagingnya yang lembut dan gurih, serta kandungan gizinya memberikan manfaat yang menguntungkan bagi kesehatan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kandungan gizi dan manfaat protein yang terdapat dalam ikan nila, kali ini eFishery berbincang dengan Qonita Rachmah S.Gz., M.Sc., seorang ahli gizi, untuk menjelaskan keuntungan mengonsumsi ikan nila.
Kandungan Gizi Ikan Nila Baik untuk Semua Umur dan Mencegah Dampak Negatif Polusi Udara
Ikan nila adalah salah satu ikan yang memiliki tekstur sangat lembut dan duri yang minim sehingga cocok diberikan untuk anak kecil, apalagi, kandungan seleniumnya memenuhi 100% kebutuhan selenium bagi bayi usia 6-11 bulan. Jika khawatir dengan duri, maka sebelum konsumsi bisa terlebih dahulu dipresto maupun dikukus atau dipepes. Kandungan gizi ikan nila belum terdapat pada database makanan Indonesia, namun berdasarkan database makanan Amerika menunjukkan kandungan gizi ikan nila per 100 gram yaitu 96 kalori energi, 20 gram protein, 1,7 gram lemak, 10 mg kalsium, 203 mg kalium, 170 mg fosfor, 41,8 gram selenium, 27 mg magnesium, 3,9 mg niasin (vitamin B3), dan 24 µg asam folat1.
“Kembali membahas tentang selenium, beberapa studi menunjukkan bahwa mikronutrien satu ini ternyata juga dapat membantu mencegah terjadinya berbagai jenis kanker seperti kanker paru, kolorektal, kandung kemih, dan kanker prostat. Selain itu, selenium juga berfungsi mencegah penurunan fungsi kognitif; baik diberikan untuk lansia yang mengalami penurunan kognitif akibat proses penuaan (aging). Yang tidak kalah pentingnya, selenium juga merupakan mineral yang penting untuk membunuh radikal-radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan stres oksidatif,” ujar Qonita.
Selain itu, ketika polusi udara meningkat dan menyebabkan kenaikan radikal bebas, mengonsumsi ikan nila sebanyak dua hingga tiga kali dalam seminggu bisa mencegah dampak negatif dari polusi udara tersebut2.
1 (USDA Food Database, 2019) https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/175176/nutrients
2 Ryan-Harshman, M., & Aldoori, W. (2005). The relevance of selenium to immunity, cancer, and infectious/inflammatory disease. Canadian Journal of Dietetic Practice and Research, 66(2), 98-102.
Ikan Nila Rendah Kalori dan Tinggi Protein
Ikan nila merupakan sumber protein yang rendah lemak jenuh, kandungan protein sedikit lebih tinggi dibandingkan salmon, dan kandungan lemaknya lebih rendah dibandingkan salmon. Secara umum, energinya juga lebih rendah dibandingkan salmon. Jadi, ikan nila bisa menjadi bagian dari diet untuk menurunkan berat badan, karena rendah kalori dan tinggi protein sehingga membuat perut lebih kenyang dan tidak mudah lapar. Ikan seperti nila direkomendasikan untuk dikonsumsi dalam jumlah lebih besar untuk menggantikan protein hewani tinggi lemak lainnya seperti daging merah atau daging olahan yang berhubungan dengan penambahan berat badan. Ikan juga merupakan bagian penting dari pola makan atau diet Mediterania, salah satu diet tersehat di dunia. Beberapa studi menunjukkan bahwa diet Mediterania ini berkaitan dengan penurunan risiko obesitas dan penurunan lemak perut3.
Ikan Nila Tinggi Kandungan Omega-6
Omega-6 atau asam linoleat adalah salah satu lemak baik yang tinggi kandungannya di ikan nila dibandingkan omega-3. Omega-6 ini adalah asam lemak esensial yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi penting untuk mengonsumsi makanan tinggi omega-6 seperti ikan nila ini. Lemak baik omega-6 ini membantu menjaga level kolesterol tetap terkendali.
“Omega-6 juga ternyata berguna untuk membantu sel otot kita merespons insulin, hormon yang sangat penting untuk mencegah diabetes mellitus tipe 2 maupun mencegah kenaikan gula darah pada penderita diabetes atau dengan kata lain dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin4. Terakhir, ikan nila ini juga rendah kandungan merkurinya karena ikan ini biasanya dibudidayakan secara massal dan memiliki lebih sedikit kontak dengan polusi dibandingkan ikan jenis lainnya,” tutup Qonita.
eFishery terus berupaya menyediakan ikan berkualitas tinggi dan segar langsung dari pembudidaya. Sesaat setelah dipanen, ikan langsung dikirim dengan pemantauan suhu dan air yang ketat, sehingga kualitasnya lebih terjamin dan aman untuk dikonsumsi. Informasi lebih lanjut mengenai ikan segar eFishery bisa diakses di https://efi.sh/jual-ikan-segar dan instagram @efisheryfish.id.