Ekspor udang ke Jepang merupakan salah satu bisnis yang cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan udang yang dijual ke Jepang dihargai dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan di negara-negara lain. Walaupun menarik dan menjanjikan, bukan berarti ekspor udang ke Jepang mudah. Ada beberapa syarat mutu, keamanan, dan cara yang harus Bapak/Ibu ikuti untuk berhasil mengekspor udang ke Jepang. Ingin tahu apa saja? Simak selengkapnya di artikel ini, yuk!
Prospek Ekspor Udang ke JepangÂ
Jepang merupakan salah satu negara dengan konsumsi udang tertinggi di dunia, mencapai 3,28 kg/kapitanya. Dalam memenuhi kebutuhan udang, Jepang bergantung dari impor dikarenakan terbatasnya luas area produksi untuk budidaya udang. Tingginya permintaan udang di pasar Jepang disebabkan oleh tingginya tingkat konsumsi ikan dan makanan laut (seafood) di negeri sakura tersebut. Konsumsi ikan dan makanan laut telah menjadi bagian dari sejarah panjang dan tradisi kebudayaan masyarakat Jepang dan semakin populer secara global hingga sekarang.
Salah  satu  negara  yang  paling banyak mengekspor udang ke Jepang adalah Indonesia. Di kawasan Asia, Jepang menjadi negara pengimpor udang Indonesia terbesar ke-2 setelah Tiongkok. Beberapa jenis udang yang banyak diimpor dari Indonesia adalah udang windu dan udang vaname. Secara total, banyaknya ekspor udang atau shrimp exports ke Jepang mencapai sekitar 29,10% dari total volume ekspor produk perikanan Indonesia.
Namun, impor udang beku Jepang dari Indonesia selama 5 (lima) tahun terakhir justru menurun -4,71% per tahun. Penurunan itu berbalik dengan tren dunia yang justru naik sebesar 5,4% per tahun. Pelemahan ekonomi dan krisis kesehatan global menjadi pemicu turunnya permintaan impor udang dari Indonesia dan negara lainnya. Selain itu, posisi Indonesia sebagai pemasok udang beku di pasar Jepang perlu terus diwaspadai mengingat pada tahun 2020, Indonesia telah kehilangan pangsa pasar, meskipun masih relatif kecil yaitu 0,4%. Sementara pesaingnya, Vietnam dan India, justru mengalami kenaikan pangsa pasar yang signifikan.
Maka dari itu, untuk memperbesar lagi peluang atau prospek ekspor udang Indonesia ke Jepang, peningkatan kualitas dan mutu udang sangat diperlukan. Sebagai Petambak dan pengusaha udang, setidaknya hal tersebutlah yang bisa Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan ekspor udang Indonesia ke Jepang.
Jenis Udang yang Diminati JepangÂ
Umumnya, udang-udang dari Indonesia (kode HS 0306) diekspor ke Jepang dalam bentuk beku dan segar. Harga udang ekspor yang dijual ke Jepang berkisar di angka US$10,7/kg. Udang-udang beku dan segar comes from the type of shrimp:
1. Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Udang vaname atau whiteleg shrimp sangat digemari oleh masyarakat Jepang karena cara pengolahannya yang sangat praktis. Selain cara penyajiannya yang praktis, udang yang tersedia dalam berbagai macam ukuran ini juga mengandung protein yang sangat tinggi. Maka tak heran jika udang vaname, maupun yang beku atau segar, sangat laku di Jepang.
2. Tiger Prawns (Penaeus monodon)
Tiger prawns or black tiger shrimp merupakan udang asli Indonesia. Di Jepang, udang windu banyak digemari sebagai bahan makanan karena ukuran badannya yang tergolong besar serta rasanya yang manis dan gurih. Udang ini sudah tidak asing lagi di telinga orang Jepang karena kandungan vitamin, protein, dan mineralnya yang tinggi bisa meningkatkan perkembangan kognitif bayi, anak-anak, ibu hamil, serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Standar Syarat Mutu dan Keamanan Ekspor Udang ke JepangÂ
Untuk menjaga keamanan bahan pangan, terutama yang diimpor dari luar negeri, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang mengeluarkan peraturan nomor 370. Peraturan tersebut membahas tentang Standards and Criteria for Food and Additives atau Standar dan Kriteria Pangan dan Bahan Tambahan yang mengacu pada Food Sanitation Act.Â
Peraturan tersebut menjelaskan bahwa makanan laut dan olahannya harus mematuhi regulasi terkait sanitasi makanan. Regulasi tersebut bertujuan untuk menilai jenis dan rincian bahan mentah, dan untuk menguji jenis serta kandungan zat aditif, residu pestisida, mikotoksin, dan sebagainya.Â
Di Jepang, larangan impor dapat dikenakan pada produk makanan apabila makanan tersebut mengandung zat aditif, pestisida, mikotoksin, dan kandungan lain yang dilarang atau saat kadarnya telah melebihi batas yang ditetapkan. Dengan demikian, kandungan dari produk harus diperiksa di lokasi/pabrik tempat produksi sebelum diimpor ke Jepang.Â
Berdasarkan Food Sanitation Act, ada dokumen-dokumen yang harus diajukan kepada food monitoring departments of Quarantine Stations, Ministry of Health, And Labour and Welfare di Jepang untuk memonitor keamanan makanan. Inspeksi lebih lanjut akan dilakukan jika pada pemeriksaan tahap awal diperoleh indikasi bahwa terdapat standar atau kriteria yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, jika pada pemeriksaan tahap awal tidak ditemukan indikasi tersebut, maka dokumen-dokumen akan dikembalikan dan diserahkan kepada pemohon, bersamaan dengan dokumen pabean, setelah pengajuan permohonan untuk impor dari Bea Cukai disetujui. Artinya, jika permintaan ekspor udang Bapak/Ibu sudah disetujui oleh pemerintah Jepang, dokumen yang Bapak/Ibu kirim sebagai syarat monitor keamanan makanan akan dikembalikan ke tangan Bapak/Ibu.
Cara Ekspor Udang ke JepangÂ
Jepang merupakan salah satu negara tujuan ekspor yang banyak diincar oleh pengusaha udang di Indonesia. Namun, bukan berarti mengekspor ke Jepang itu mudah, ada beberapa cara ekspor udang ke Jepang yang harus Bapak/Ibu ikuti. Berikut adalah caranya:
1. Memenuhi Semua Persyaratan Teknis
Sebelum mengekspor udang ke Jepang, Bapak/Ibu perlu memenuhi beberapa persyaratan teknis yang ditetapkan oleh pihak Jepang. Persyaratan teknis ini meliputi hal-hal seperti kualitas udang, ukuran, jumlah, dan lain-lain yang diizinkan untuk masuk ke Jepang. Di tahap ini, Bapak/Ibu harus memastikan bahwa udang yang akan diekspor memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh pihak Jepang.
2. Memiliki Sertifikasi Udang Ekspor
Untuk mengekspor udang ke Jepang, Bapak/Ibu perlu memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Sertifikasi yang dimaksud adalah sertifikasi yang membuktikan bahwa udang ekspor telah memenuhi standar kualitas dan persyaratan teknis yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang. Jangan asal memilih sertifikasi, pastikan Bapak/Ibu memiliki sertifikasi yang sudah terpercaya dan diakui oleh pemerintah Jepang.
3. Mengemas Udang dengan Aman dan Rapi
Pengemasan udang yang baik sangat penting untuk menjaga kualitas udang saat transportasi. Pastikan udang dikemas dengan aman, rapih, dan teliti agar terhindar dari kerusakan maupun masalah lain selama perjalanan ke Jepang. Selain kemasan yang aman dan rapi, Bapak/Ibu juga harus menyertakan pelabelan yang jelas di setiap kemasan udang. Pelabelan tersebut terdiri dari nama produk, bahan, konten/kandungan, tanggal kedaluwarsa, metode penyimpanan, negara asal, nama importir, dan alamat importir.
4. Memilih Cara Pengiriman yang Aman
Untuk mengekspor udang ke Jepang, Bapak/Ibu mempunya 2 pilihan, yaitu pengiriman jalur darat dengan pesawat dan pengiriman jalur laut dengan kapal kargo. Jika memilih untuk mengirim udang dengan pesawat, udang yang Bapak/Ibu kirim akan sampai dengan lebih cepat, namun harga pengirimannya cukup tinggi. Sedangkan, jika Bapak/Ibu memilih untuk mengirim udang dengan kapal kargo, harganya jauh lebih murah namun udang akan memakan waktu lebih lama untuk sampai ke Jepang.Â
Lalu, ekspor udang ke jepang berapa hari membutuhkan waktunya? Bagi Bapak/Ibu yang bertanya-tanya mengenai hal ini, ekspor udang Indonesia ke Jepang membutuhkan 24-30 jam, sudah termasuk waktu untuk transit.
5. Melengkapi Semua Dokumen yang Diperlukan
Dokumen yang lengkap dan benar sangat penting untuk melakukan ekspor ke Jepang. Dokumen yang dibutuhkan untuk mengekspor udang ke Jepang adalah surat izin ekspor, faktur, sertifikasi, dan lain-lain.
6. Melakukan Koordinasi dengan Pihak Berwenang
Sebelum melakukan ekspor udang ke Jepang, pastikan Bapak/Ibu sudah berkoordinasi dengan pihak berwenang terlebih dahulu. Pihak berwenang yang dimaksud adalah pihak yang akan bisa memastikan bahwa proses ekspor berjalan dengan baik dan aman.Â
Tantangan Ekspor Udang ke Jepang
Bagi para Petambak udang, ekspor ke Jepang bisa menjadi keuntungan yang sangat besar. Namun, hal ini bukan berarti tanpa tantangan. Jepang merupakan negara yang sangat menjaga ketat kualitas makanan yang masuk ke negaranya, termasuk udang impor dari Indonesia.Â
Kualitas di sini bukan hanya berbicara tentang kesegaran udang saja, namun juga membicarakan apa zat-zat yang terkandung dalam udang tersebut. Mulai dari komposisi pakan, vitamin, dan probiotik selama siklus budidaya, hingga komposisi bahan yang digunakan untuk mengawetkan udang selama perjalanan ekspor. Jika Bapak/Ibu tidak mengindahkan peraturan tersebut, maka siap-siap saja udang produksi Bapak/Ibu tidak diperbolehkan masuk ke Jepang.Â
Hal ini pernah terjadi kepada Petambak udang di Cilacap, Jawa Tengah. Pada saat itu produksi udang vaname asal Cilacap ditolak oleh Jepang karena adanya isu penggunaan chloramphenicol dalam proses budidaya. Menurut informasi, antibiotik chloramphenicol merupakan antibiotik yang biasa digunakan dalam pakan udang yang berfungsi untuk menanggulangi infeksi bakteri anaerobik seperti aeromonas, pseudomonas, mycoplasma, And enterobacteriaceae.
Chloramphenicol bekerja dengan mengawetkan pakan dengan membunuh mikroorganisme di dalamnya, memperbaiki sistem pencernaan, dan meningkatkan nafsu makan udang. Namun, ternyata residu chloramphenicol dapat membahayakan penderita anemia dan bisa memicu penyakit leukemia jika dikonsumsi manusia. Maka dari itu, ekspor udang dari Cilacap pada saat itu tidak boleh masuk ke Jepang.
Untuk menghindari kerugian ini, Bapak/Ibu disarankan hanya memberi pakan udang sesuai dengan anjuran ahli Akuakultur, ya! Jangan lupa juga untuk memilih pakan dan bahan-bahan untuk memproses udang yang tidak mengandung zat berbahaya bagi udang maupun bagi manusia yang mengonsumsinya.
Need Help Regarding Shrimp Cultivation Business?
Fill in your personal data in the following form. Our team will immediately contact you via the number cellphone attached. Make sure the data entered is correct.
Ikut Acara Budidaya untuk Tahu Cara Lengkap Ekspor Udang ke Jepang!
You can get knowledge and successful experience related to shrimp export through webinars Cultivation Event which are regularly held eFishery. Not only talking about shrimp exports, the webinars that are on Cultivation Event will also thoroughly explore various kinds of interesting topics about shrimp farming. Get an invite to follow Acara Budidaya secara gratis by creating an account on efarm app!
Fill out the form above to register on the app eFarm!
Pertanyaan Seputar Ekspor Udang ke Jepang
Ya, Indonesia sudah lama mengekspor udang baik dalam bentuk segar maupun beku ke Jepang.
Walaupun ada beberapa tantangan bagi produsen udang Indonesia yang ingin mengekspor udangnya ke Jepang, potensi ekspor udang ke Jepang terbilang sangat menjanjikan karena harga beli yang ditawarkan lumayan tinggi.
- https://finance.detik.com/industri/d-2064326/udang-asal-cilacap-ditolak-ekspor-ke-jepang
- https://itpc.or.jp/wp-content/uploads/2021/11/1.-Frozen-Shrimp-FINAL.pdf
- https://jangkargroups.co.id/cara-ekspor-udang-ke-jepang/
- https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/view/13218/2534
- https://kwbcsulbagtara.beacukai.go.id/2021/04/berapa-devisa-dihasilkan-selama-30-kali-ekspor-langsung-manado-ke-jepang/