Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Syavin Pristiwayuning
Penulis Makalah Ilmiah Perikanan
Banyak keuntungan yang bisa Bapak/Ibu dapatkan dari budidaya udang di KJA (Keramba Jaring Apung). Salah satunya adalah memaksimalkan potensi lahan budidaya yang belum dimanfaatkan sepenuhnya di Indonesia. Ingin tahu manfaat lain dari teknologi KJA udang vaname serta beberapa hal yang perlu diperhatikannya? Yuk, baca artikel ini sampai habis!
Potensi dan Kelebihan Budidaya Udang di KJA
KJA merupakan salah satu alternatif budidaya udang vaname yang ramah lingkungan dan lebih mudah pengelolaannya karena tidak adanya keharusan untuk melakukan pengelolaan kualitas air secara intensif. Budidaya udang vaname menggunakan KJA masih sangat besar potensinya. Hal tersebut dikarenakan masih adanya lebih dari 11 juta Ha potensi laut Indonesia yang bisa dimanfaatkan. Beberapa kelebihan yang bisa Bapak/Ibu peroleh dari budidaya udang vaname keramba jaring apung is:
- Tidak memerlukan pergantian air.
- Lahan produksi yang luas.
- Tidak adanya limbah padatan dan tersuspensi yang terakumulasi di sekitar keramba.
- Rendahnya nilai FCR karena ada pakan alami yang membantu memenuhi kebutuhan nutrisi udang.
- Mempercepat proses panen karena semua udang sudah ada di dalam jaring, jadi Bapak/Ibu tidak perlu repot menguras air untuk memanennya.
- Menjaga udang dari predator yang biasa ada di tambak tanah.
- Mengurangi tingkat penyebaran penyakit.
- Bebas dari banjir.
Sama seperti metode budidaya lainnya, budidaya udang di KJA juga mempunyai kekurangannya tersendiri. Salah satunya adalah pakan yang rentan terbuang di KJA yang terbuka. Namun, Bapak/Ibu tidak perlu khawatir karena masalah ini bisa diatasi dengan penggunaan anco. Anco mempunyai ukuran mesh yang lebih kecil dari ukuran pakan dan bentuk yang cembung sehingga bisa menjadi penghalang terbawanya pakan ke arah bawah samping. Udang pun bisa lebih tenang saat mengonsumsi pakan tanpa harus terus berenang.
Hal yang Perlu Diperhatikan saat Budidaya Udang di KJA
1. Site Selection
Dalam memilih lokasi KJA, Bapak/Ibu perlu memperhatikan kondisi arus, kedalaman air, dan tingkat kesuburan air. Untuk arus, usahakan untuk memilih lokasi KJA dengan arus yang tidak terlalu kuat. Namun, dalam hal ini arus dengan kekuatan rendah tetap dibutuhkan untuk melancarkan pergantian air, memberikan kandungan oksigen terlarut dalam air, serta membersihkan sisa pakan dan kotoran yang terjatuh ke dasar air.
Selain arus, Bapak/Ibu juga perlu memperhatikan kedalaman perairan dan tingkat kesuburannya. Pilih perairan dangkal agar air tidak mudah keruh. Sedangkan untuk kesuburan, pilih perairan dengan tingkat kesuburan rendah dan sedang untuk menghindari rendahnya kandungan oksigen di perairan dengan kesuburan tinggi.
2. Alat-Alat Budidaya
Dalam membudidayakan udang di KJA, alat-alat budidaya yang perlu Bapak/Ibu siapkan adalah:
- Pelampung, Bapak/Ibu bisa menggunakan bambu utuh sebagai pelampung jaring KJA. Sedikit tips untuk memperkuat rakitan, gunakan bambu yang memiliki diameter besar.
- Net, Bapak/Ibu perlu menggunakan jaring yang terbuat dari bahan polyethylene dengan mata jaring yang sudah disesuaikan dengan ukuran udang yang akan dibudidayakan.
- Tali dan Benang Plastik, tali digunakan untuk memasang KJA, sedangkan benang digunakan untuk merajut lembaran jaring. Rajut jaring hingga membentuk kantung dan pasangi setiap bagiannya dengan tali untuk selanjutnya bisa diikat ke bambu dengan kuat.
- Batu atau Timah, Kedua benda ini dibutuhkan sebagai pemberat KJA. Gunakan batu atau timah seberat 2-5 kg dan letakkan pada setiap bagian sudut jaring terapung.
3. Cara Merakit dan Memasang KJA
Keramba jaring apung bisa dirakit menggunakan bambu dan kantung jaring. Bapak//Ibu bisa menggunakan kantung jaring berbentuk persegi panjang berukuran 2×3 m, 7×3 m, atau ukuran lainnya serta ketinggian antara 2-3 m. Lalu, rakit jaring dengan bambu utuh yang belum dibelah dan gunakan tali ijuk untuk menyambungkannya.
4. Cara Merawat KJA
Setelah KJA terakit dan terpasang, Bapak/Ibu juga perlu melakukan perawatan agar KJA awet, bisa dipakai lebih lama, dan menghemat biaya budidaya. Perawatan KJA bisa dilakukan dengan membersihkan jaring menggunakan pompa untuk menyemprot airnya. Selain itu, perawatan KJA juga dilakukan dengan mengganti jaring 2-3 minggu sekali dan membersihkan air dari bangkai udang yang mati.
5. Penebaran Benur
Untuk benur, Bapak/Ibu disarankan agar memilih benur yang bebas dari parasit, bergerak dengan aktif, berukuran yang sama, dan tidak memiliki cacat fisik. Setelah bibit dengan kriteria tersebut didapatkan, aklimatisasikan benur terlebih dulu dengan merendam kantungnya di KJA selama 15 menit. Setelah itu, buka penutup kantung agar benur keluar sendiri secara perlahan.
6. Manajemen Pakan
Udang yang dibudidayakan di KJA bisa memakan pakan alami (fitoplankton yang dikembangbiakan dengan penaburan pupuk kandang) maupun pelet. Fitoplankton akan dimakan udang secara alami karena tersedia di air KJA, sedangkan pelet diberikan sebanyak 2 kali sehari (sore dan malam) sebanyak 5% dari berat total udang dan juga disesuaikan dengan umur udang dimulai dari pembibitan. Pelet diberikan dengan menggunakan anco agar tidak cepat terbuang.
7. Manajemen Kualitas Air
Manajemen kualitas air merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan budidaya. Dalam budidaya udang di KJA, komponen kualitas air yang perlu diperhatikan adalah suhu, salinitas, pH, dan DO. Berikut adalah ulasannya:
- Temperature, dalam budidaya udang, suhu air dipengaruhi oleh iklim dan cuaca serta mempengaruhi metabolisme, pertumbuhan, konsumsi oksigen, siklus molting, respon imun, dan kelangsungan hidup. Idealnya, udang bisa tumbuh dengan baik di air yang bersuhu 26-32 °C. Pada kisaran tersebut, konsumsi oksigen cukup tinggi sehingga nafsu makan udang meningkat. Jika suhu air di KJA tidak pada kisaran tersebut, udang bisa mengalami pertumbuhan yang terlambat.
- pH, pH yang ideal bagi pertumbuhan udang di KJA adalah 6-9. KJA yang pH-nya lebih dari 10 atau kurang dari 5 dapat menyebabkan udang mati. pH dipengaruhi oleh proses pembusukan dan karbondioksida yang tinggi dan bisa diatasi dengan menggunakan kincir/aerator dan pergantian air. Namun, pada budidaya udang di KJA, hal tersebut tidak perlu dilakukan karena pH air laut yang cenderung stabil dan fluktuasinya tidak terlalu besar.
- DO, DO merupakan oksigen terlarut yang ada di tambak. Nilai DO yang ideal untuk budidaya udang adalah 4-8 ppm. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kandungan oksigen di air sudah optimal untuk menunjang kehidupan udang. Namun, jika nilai DO kurang, Bapak/Ibu bisa menggunakan kincir atau aerator untuk meningkatkannya.
- Salinity, udang vaname merupakan hewan yang memiliki sifat euryhaline atau kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan salinitas dalam rentang cukup tinggi, 3-45 ppt. Akan tetapi, udang vaname akan tumbuh dengan baik pada salinitas 15-30 ppt. Salinitas mempengaruhi tekanan osmotik air yang mempengaruhi osmoregulasi (kemampuan udang untuk memelihara kemantapan milieu interiornya melalui pengaturan keseimbangan konsentrasi osmotik antara cairan intrasel dan ekstrasel) dari udang vaname. Jadi, Bapak/Ibu perlu menjaga nilai salinitas KJA di angka 15-30 agar udang bisa melakukan osmoregulasi.
8. Manajemen Hama dan Penyakit
Pada keramba jaring apung, hama yang biasa menyerang udang merupakan ikan pemakan krustasea, burung, biawak, dan siput laut. Sedangkan, penyakit yang membahayakan adalah blackspot atau bintik hitam. Penyakit yang disebabkan oleh jamur ini bisa diatasi dengan pemberian obat anti bakterial atau antibiotika dan fungisida ke seluruh tambak jaring apung.
Budidaya Udang di KJA jadi Lebih Mudah dengan eFarm!
Need Help Regarding Shrimp Cultivation Business?
Fill in your personal data in the following form. Our team will immediately contact you via the number cellphone attached. Make sure the data entered is correct.
Selain untuk memaksimalkan lahan budidaya udang di Indonesia, masih banyak manfaat lain dari budidaya udang di KJA yang bisa Bapak/Ibu dapat. Untuk memudahkan budidaya udang di KJA, Bapak/Ibu bisa berkonsultasi FREE dengan ahli budidaya eFishery in features Cultivation Consultation that's in the app eFarm!
Fill out the form above to consult at Cultivation Consultation!
Syavin Pristiwayuning - Penulis Makalah Ilmiah Perikanan
Berpengalaman sebagai asisten koordinator pelatihan teknisi pada tahun 2020 dan saat ini aktif sebagai Technical Support Online di eFishery
- https://arenahewan.com/budidaya-udang-di-keramba-jaring-apung
- https://jurnal.polinela.ac.id/PROSIDING/article/view/1196
- https://media.neliti.com/media/publications/99626-ID-production-of-white-shrimp-litopenaeus-v.pdf
- https://suburonlineblog.blogspot.com/2016/12/ternyata-budidaya-udang-vaname-pun-bisa.html
- https://www.academia.edu/49585796/Analisis_Kelayakan_Usaha_Budidaya_Udang_Vanname_Litopenaeus_vannamei_di_Keramba_Jaring_Apung_Laut
- https://www.jurnalasia.com/bisnis/kelebihan-dan-kekurangan-keramba-jaring-apung/