Lele Mutu Tinggi Tiada Tara, yang lebih dikenal sebagai ikan lele mutiara, merupakan hasil riset pemuliaan ikan lele yang dilakukan selama 5 tahun di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi. Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui potensi dan cara budidayanya!
Mengenal Ikan Lele Mutiara
Lele mutiara adalah salah satu ikan yang memiliki ketahanan hidup yang tinggi, tahan terhadap penyakit, dan masa pemeliharaan yang sangat singkat. Lele mutiara dapat dipanen pada umur 40-50 hari setelah tebar bibit. Budidaya ikan lele mutiara juga terbilang mudah karena risiko gagal panen yang kecil. Oleh karena itu, budidaya lele mutiara berpotensi meraup untung yang besar.
Lele mutiara merupakan persilangan antara lele mesir, phyton, sangkuriang, dan dumbo. Gambar di atas merupakan gambar lele mutiara. Ciri fisik lele mutiara sama dengan lele pada umumnya, yaitu bentuk tubuh menyerupai belut, berwarna hitam pekat, badan silinder memanjang, kepalanya gepeng, dan 4 sungut peraba yang memudahkannya beraktivitas di air yang gelap. Selain itu, ciri lele mutiara bisa dilihat dari beberapa keunggulan berikut:
- Laju pertumbuhan lele mutiara 10-40% lebih tinggi daripada jenis lele lain.
- Lama pembesaran bibit mutiara berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m² berkisar 40-50 hari. Sedangkan, pada padat tebar 200-300 ekor/m² berkisar 60-80 hari.
- Keseragaman ukuran yang relatif tinggi hingga 70-80%, dibandingkan lele jenis lain yang hanya 50-60%.
- Rasio konversi pakan yang relatif rendah, pada pendederan 0,6-0,8 dan pada pembesaran 0,8-1,0.
- Daya tahan terhadap penyakit yang relatif tinggi.
- Toleransi lingkungan yang tinggi, dapat hidup di suhu 15-30 ℃, pH 5-10, amonia < 3 mg/L, nitrit < 0,3 mg/L, dan salinitas 0-10 ‰.
- Produktivitas pada tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi daripada bibit-bibit strains other.
Cara Budidaya Ikan Lele Mutiara
In cara budidaya ikan lele mutiara, ada 5 tahapan yang perlu Bapak/Ibu lakukan, yaitu persiapan kolam, pemilihan dan penebaran bibit, pemberian pakan, perawatan, dan pemanenan. Berikut adalah penjelasan lengkap kelima tahap tersebut:
1. Pool Preparation
Ada berbagai macam tipe kolam yang biasa digunakan untuk budidaya ikan lele seperti kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, dan lain-lain. Namun, dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh Pembudidaya. Berikut adalah tahap persiapan budidaya lele mutiara dengan kolam tanah:
- Pemilihan letak kolam, letak kolam lele harus lebih rendah dari sumber air agar mudah dicari dan lebih tinggi dari saluran pembuangan agar mudah dikeringkan. Kolam memerlukan sinar matahari yang cukup dan terlindung dari hujan untuk menghasilkan kualitas air yang bagus dan meminimalisir terjadinya serangan penyakit.
- Pembuatan kolam, luas kolam pembesaran yang ideal adalah 10-500 m2 dengan kedalaman berkisar 100-150 cm. Kolam bisa dibuat dengan bentuk bulat, persegi, atau persegi panjang. Lengkapi kolam dengan saluran air masuk (inlet) dengan ketinggian minimal 30 cm dari permukaan tertinggi air kolam dan instalasi aerasi yang dipasang di tengah hingga dasar kolam. Dasar kolam/bak pembesaran sebaiknya tidak terlalu berlumpur agar jika ada kondisi darurat, seperti pergantian air total, proses pemasukan maupun pembuangan air dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
2. Selection and Spread of Seeds
Untuk itu, bibit lele mutiara yang ditebar harus berukuran seragam (5-7 cm atau 7-9 cm), kondisinya sehat, gerakannya lincah, dan respon pakannya tinggi. Bibit yang terseleksi ditebar with padat tebar 100-200 ekor/m2 (untuk kolam tanah), 200-500 ekor/m2 (pada kolam/bak beton, terpal, plastik, atau fiber glass), dan 500-1.000 ekor/m2 pada pembesaran intensif seperti sistem bioflok. Penebaran bibit dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu udara tidak terlalu tinggi. Namun, bibit perlu diaklimatisasi terlebih dahulu dengan memasukkan sedikit demi sedikit air kolam pemeliharaan ke tempat bibit. Setelah kondisinya sama, bibit mulai keluar sendiri ke dalam kolam pemeliharaan. Setelah 2 jam penebaran, beri bibit pakan secukupnya.
3. Feeding
Pearl catfish is included in the class of all-eaters, but tends to eat meat. Catfish is a type of fish that has a habit of eating at the bottom of waters or ponds (bottom feeder). Lele mutiara bersifat nokturnal, yaitu mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam hari. Namun, dalam usaha budidaya ikan lele mutiara akan dibiasakan untuk makan pada pagi atau siang hari.
Ikan lele mutiara tergolong rakus, hal tersebut didukung oleh bentuk mulut yang cukup lebar. Untuk menunjang pertumbuhan ikan lele mutiara, kebutuhan nutrisi perlu tercukupi dengan baik. Pakan pokok lele mutiara adalah pelet apung komersial dengan kadar protein sekitar 30% yang ukurannya disesuaikan dengan bukaan mulut ikan dan dapat ditambahkan pakan tambahan, misalnya “limbah” yang higienis. Pemberian pakan akan lebih baik jika diberikan sedikit kurang, kira-kira 80% dari tingkat kenyangnya, lalu 20% sisanya diberikan 10-15 menit kemudian. Umumnya, Pakan diberikan dengan frekuensi 3 kali/hari pada 2 minggu awal tebar, kemudian 2 kali/hari hingga pemanenan pada pagi, sore, dan malam hari
4. Perawatan
Water quality affects the growth, health level, and survival of fish. Poor water quality can cause fish to experience stress and decreased immunity, easy pathogens to develop, and potential for disease. Kondisi kualitas air dijaga dengan pengelolaan pakan secara tepat agar limbah pakan (kotoran/feses, sisa pakan) tidak menumpuk.
Good water quality for pearl catfish, including:
Parameter | Mark |
Temperature | 15-30℃ |
Dissolved Oxygen | 3.5-6 ppm |
Salinity | 0-10‰ |
pH | 5-10 |
Ammonia | <3mg/L |
Nitrite | <0.3mg/L |
Air yang bagus untuk pembesaran ikan lele adalah air yang berwarna kehijauan atau kecokelatan, bukan yang berwarna hitam ataupun jernih. Ketinggian air dinaikkan secara bertahap sebanyak 10 cm per 10 hari, mulai dari 50 cm hingga 100 cm. Agar kualitas air tetap stabil, selama masa pembesaran diminimalisir adanya penggantian air. Namun, jika pergantian air sangat diperlukan, cukup berikan aliran air dengan debit yang diatur kecil yang tidak sampai merubah kondisi air. Penggantian air hanya dilakukan ketika kualitas air telah benar-benar buruk, berbau atau berwarna hitam, sehingga membuat bibit tidak sehat dan mati massal.
5. Harvesting
The time needed to harvest pearl catfish depends on stocking density. Harvest time for catfish with a stocking density of 100 fish/m² ranges from 40-50 days. Meanwhile, at a stocking density of 200-300 heads/m², it takes around 60-80 days.
Pemanenan dilakukan ketika sebagian besar lele mutiara telah mencapai ukuran 10-6 ekor/kg atau berbobot sekitar 100-150 g/ekor. Pada saat pemanenan dilakukan penyortiran dengan kelompok ukuran konsumsi sebanyak 70- 80%, kelompok ikan berukuran kecil (undersize) 20-25%, dan kelompok ikan berukuran besar (oversize) kurang dari 10%. Ikan-ikan yang berukuran kecil (undersize) dapat dipelihara lebih lanjut dan umumnya dapat dipanen 2-4 minggu kemudian.
Akses Pinjaman Modal Budidaya dengan Kabayan
Sebelumnya, Bapak/Ibu sudah mengetahui potensi yang besar dari ternak ikan lele mutiara. Namun, modal menjadi kendala untuk mengembangkan budidaya.
Tidak perlu khawatir! Ada Kabayan yang siap membantu mendapatkan akses permodalan usaha budidaya.
Kabayan (Love, Pay Later) adalah pinjaman modal usaha untuk Pembudidaya. Jadi Bapak/Ibu bisa mendapatkan pakan dan sarana budidaya lainnya dengan sistem pembayaran tempo. Keuntungan mengajukan Kabayan adalah proses cepat, bunga rendah, persyaratan mudah serta bisa dibayar nanti setelah panen.
Ayo dapatkan akses ke lembaga pembiayaan untuk budidaya dengan Kabayan! Ajukan Kabayan dengan mengisi formulir berikut:
Get Access to Financial Institutions that are Trusted, Registered & Supervised by OJK!
Fill in your personal data in the following form. Our team will immediately contact you via the number cellphone attached. Make sure the data entered is correct.
- http://bppisukamandi.kkp.go.id/komoditas/produk-rilis/ikan-lele-mutiara/#:~:text=Keunggulan%20%3A,m2%20berkisar%2060%2D80%20hari.
- http://103.177.176.199/index.php/amafrad/issue/view/932
- https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/209132