ciri bioflok gagal
ciri bioflok gagal

Ciri Bioflok Gagal dan Berhasil Serta Indikator Lengkapnya

Artikel Ini Telah Direview Oleh:

Muhammad Mustofa
Muhammad Mustofa

Praktisi Budidaya Udang

Mungkin beberapa Bapak/Ibu Petambak masih bingung seperti apa ciri bioflok gagal dan berhasil. Apabila Bapak/Ibu memiliki pemahaman yang salah dan keliru tentang penerapan teknik budidaya udang sistem bioflok, maka dapat mengakibatkan kegagalan budidaya udang.

Untuk itu, Bapak/Ibu perlu mengetahui informasi lengkap tentang penyebab bioflok gagal dan bagaimana cara mengatasinya. Dengan begitu, budidaya yang Bapak/Ibu jalani akan sukses dan mendapatkan keuntungan maksimal. Yuk, simak sampai bawah!

Ciri-Ciri Bioflok Berhasil

Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, alga, protozoa, cacing, dan lain lain), yang tergabung dalam gumpalan (floc). Sistem bioflok disebut sebagai metode yang ramah lingkungan karena limbah budidaya yang dihasilkannya dapat diolah menjadi pakan alami dengan mencampurkan probiotik ke dalam air.

Probiotik tersebut akan tercampur bersama air dengan bantuan aerator. Peran aerator cukup penting untuk mengolah limbah menjadi pakan alami, sehingga sistem aerasi harus kuat dan berkesinambungan untuk menjaga air tetap dalam kondisi yang baik untuk udang.

beberapa kolam terpal udang bioflok
Source: Agrozine

Berikut ini adalah ciri-ciri bioflok yang berhasil, di antaranya:

1. Ketebalan Bioflok berkisar 10-12 cm

Dalam pembuatan bioflok tentunya memerlukan peran organisme, seperti bakteri Bacillus coagulans yang berperan untuk pembentukan asam laktat. Bakteri ini menghasilkan eksopolisakarida dalam pembentukan flok. Selain itu, Bacillus licheniformis yang berperan dalam pensintesis nutrisi dan siklus nitrogen. Sintesis ini berfungsi agar kandungan N bahan organik dapat terurai.

Perlu Bapak/Ibu ketahui, ketebalan standar bioflok berkisar 10-12 cm. Ketebalan yang sesuai akan berpengaruh pada konsumsi udang terhadap bioflok. Kandungan C/N rasio yang sudah seimbang akan membentuk inti dalam pembentukan flok.

2. pH Netral

pH pada bioflok yang berhasil berada pada kisaran 7 atau netral. Kondisi tersebut dikarenakan adanya penguraian bahan organik melalui aktivitas mikroba, sehingga tidak terjadi penumpukan yang menyebabkan turun dan naiknya pH air.

3. Tidak Berbusa

Bioflok yang berhasil memiliki ciri-ciri air tidak berbusa. Biasanya, air yang berbusa disebabkan oleh blooming algae. Hal tersebut terjadi karena adanya pemupukan yang berlebihan.

4. Air Berwarna Coklat Muda atau Krem

Warna air pada kolam bioflok adalah coklat muda atau krem. Perubahan warna pada kolam bioflok terjadi karena penggunaan bakteri yang berfungsi sebagai suplemen pakan.

5. Tidak Berbau

Kondisi kolam bioflok yang berhasil adalah tidak adanya bau pada air. Bau yang muncul biasanya disebabkan oleh penumpukan kotoran di dasar kolam. Penumpukan kotoran dan sisa pakan dapat menyebabkan penguraian bahan organik secara berlebihan, sehingga terjadi penumpukan amonia yang sangat tinggi.

Apabila kolam bioflok Bapak/Ibu bau, maka Bapak/Ibu perlu mengatasinya dengan mengganti air sebanyak 30%, menambah aerasi, probiotik, molase, dan pengapuran pada malam hari.

Ciri-Ciri Bioflok Gagal

tumpukan udang
Source: eFishery

Setelah Bapak/Ibu mengetahui ciri-ciri bioflok yang berhasil, Bapak/Ibu juga perlu mengetahui ciri-ciri bioflok yang gagal, di antaranya:

1. Bioflok Tidak Terbentuk

Salah satu ciri bioflok gagal adalah bioflok tidak terbentuk. Biasanya, hal ini disebabkan oleh bahan organik yang belum cukup, penyusun inti flok yang kurang, C/N rasio yang tidak sesuai (terlalu rendah), dan gangguan cuaca (hujan). Dengan demikian, konsentrasi air terlalu tinggi dan bioflok tidak dapat mengendap.

2. Bioflok Terlalu Pekat

Bioflok yang terbentuk tetapi terlalu padat dapat dikatakan sebagai bioflok yang tidak berhasil. Kondisi ini perlu Bapak/Ibu hindari, karena akan mengakibatkan rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam kolam. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan udang karena bisa membuat suplai oksigen tidak tercukupi.

3. pH Air terlalu Tinggi atau Rendah

Kondisi pH yang terlalu asam akan berdampak pada kandungan oksigen terlarut pada air. Apabila kandungan oksigen rendah, maka aktivitas pernapasan akan menurun serta menyebabkan bakteri anaerob mudah berkembang dan memunculkan parasit air.

4. Air Berwarna Putih Keruh

Bioflok gagal memiliki warna air putih keruh. Warna tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kandungan kapur dan mineral yang terlalu tinggi, sehingga dapat menaikkan pH dan menyebabkan aerasi kolam menjadi buruk.

5. Adanya Endapan

Bioflok dikatakan berhasil apabila lapisan bioflok terbentuk di permukaan kolam. Namun, jika bioflok tidak berhasil terbentuk, maka akan terjadi pengendapan pada dasar kolam. Hal tersebut terjadi karena bahan organik dari sisa kotoran udang dan sisa pakan tidak terurai.

Arti Warna Air Bioflok

Warna air bioflok yang terbentuk pertama kali adalah hijau muda karena didominasi oleh fitoplankton dari kelompok alga hijau. Seiring dengan pemeliharaan udang, warna air akan berubah dari warna hijau muda ke hijau pekat. Biasanya, perubahan warna berlangsung sekitar 12 minggu pemeliharaan udang.

Selanjutnya, warna akan semakin pekat sejalan dengan penambahan pakan dan molase sebagai sumber karbohidrat. Perubahan warna ini menunjukkan adanya perubahan dominasi dari fitoplankton menjadi mikroba bakteri.

Perubahan warna air yang terakhir adalah hijau tua, hal ini dikarenakan munculnya plankton tertentu yang akan tahan dengan bahan organik serta tumbuhnya fotosintetik di air. Bakteri fotosintetik dan plankton akan hidup bersamaan dengan bakteri lainnya, sehingga membentuk flok. Kondisi warna hijau tua harus dipertahankan hingga masa panen.

Itulah perubahan warna air kolam bioflok yang baik hingga masa panen. Selain itu, Bapak/Ibu perlu mengetahui perubahan warna lain yang patut Bapak/Ibu hindari agar tidak menimbulkan kerugian, di antaranya:

tabel arti warna air pada budidaya udang sistem bioflok
Sumber: Azolla Fish Farm (2014) dan Inipasti.com (2017)

Cara Mengatasi Kegagalan Bioflok

Setelah Bapak/Ibu mengetahui informasi tentang ciri bioflok gagal dan arti warna air pada budidaya udang sistem bioflok. Bapak/Ibu perlu melengkapi informasi tentang cara mengatasi kegagalan dalam sistem bioflok, sebagai berikut:

1. Memperbaiki Kualitas Air

Salah satu cara yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk mengatasi kegagalan bioflok adalah dengan memperbaiki kualitas air. Perlu diingat bahwa air yang sudah lama digunakan pasti akan mengalami penurunan kualitas.

Selain itu, Bapak/Ibu disarankan untuk melakukan pengecekan sebanyak 2 kali sehari. Apabila terdapat gumpalan (flok) yang terlalu banyak atau air berbau tidak sedap, maka Bapak/Ibu harus mengganti air separuh dari jumlah kolam.

Jika dari awal tebar benur, air tidak mengalami gejala tersebut, maka Bapak/Ibu tidak perlu mengganti air hingga panen berlangsung.

2. Seleksi Benur

Dalam pemilihan benur, Bapak/Ibu harus memilih benur udang yang bersertifikat SPF (Specific Pathogen Free). Hal tersebut dikarenakan bila Bapak/Ibu menggunakan benur yang terpapar penyakit, maka bisa jadi udang yang Bapak/Ibu budidayakan akan mengalami kematian massal.

3. Pastikan Suplai Oksigen Terlarut Terpenuhi

Dalam budidaya udang sistem bioflok, Bapak/Ibu harus memastikan suplai oksigen terlarut (DO) secara terus-menerus. Apabila tambak kekurangan oksigen maka dapat mengakibatkan udang di dalamnya mati.

Untuk memastikan suplai oksigen terlarut terpenuhi, Bapak/Ibu dapat menggunakan aerator atau kincir air sebagai alat pembantu untuk menyuplai oksigen tambahan. Selain itu, Bapak/Ibu juga perlu memastikan jumlah aerator atau kincir air telah sesuai dengan luas tambak yang digunakan untuk budidaya.

Selain menyuplai oksigen, aerator dan kincir air juga berperan agar bioflok tetap tersuspensi. Namun, Bapak/Ibu perlu memperhatikan jika biomassa bioflok tersuspensi tinggi maka dapat mengakibatkan penurunan kualitas air tambak dan akhirnya dapat mengakibatkan gagal panen.

4. Pertahankan Kandungan Bahan Organik yang Tinggi

Mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air berguna untuk memastikan pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat dalam sistem bioflok.

Bapak/Ibu dapat melakukannya dengan memberi udang dengan pakan berkualitas tinggi dan menghindari pemberian pakan yang berlebihan.

5. Kendalikan Padat Tebar

Bapak/Ibu perlu melakukan kontrol padat tebar udang vaname dalam sistem bioflok untuk menghindari densitas berlebihan yang membahayakan kelangsungan hidup udang akibat persaingan nutrisi dan oksigen.

Dapatkan Kiat Sukses Bioflok Langsung dari Ahlinya!

Need Help Regarding Shrimp Cultivation Business?

Fill in your personal data in the following form. Our team will immediately contact you via the number cellphone attached. Make sure the data entered is correct.

Budidaya udang bioflok memang sangat menarik dan menguntungkan. Namun, Bapak/Ibu perlu melakukannya dengan cara yang tepat agar mendapatkan keuntungan maksimal. Sebelum memulainya, Bapak/Ibu bisa berkonsultasi dengan Ahli budidaya udang eFishery through features Cultivation Consultation in app eFarm.

Selain bisa berkonsultasi langsung tentang budidaya udang metode bioflok, di fitur Cultivation Consultation Bapak/Ibu juga bisa mendapatkan tips menarik lainnya seputar budidaya udang. Yuk, isi formulir di atas untuk berkonsultasi di Cultivation Consultation!

Muhammad Mustofa - Praktisi Budidaya Udang
Muhammad Mustofa - Praktisi Budidaya Udang

Berpengalaman sebagai Asisten Dosen Universitas Pekalongan dan kini menjadi Online Technical Capability Development di eFishery

Pertanyaan Seputar Ciri Bioflok Gagal

Air kolam bioflok yang berbusa diakibatkan oleh tingginya kadar CO2, tingginya kadar bahan organik, dan blooming alga. Hal tersebut perlu Bapak/Ibu perhatikan agar kondisi kolam bioflok tidak makin memburuk dan udang selalu terjaga kesehatannya.

Kolam bioflok yang berhasil justru tidak ada bau pada air. Apabila kolam bioflok Bapak/Ibu berbau, maka Bapak/Ibu perlu mengganti air sebanyak 30% dan menambah aerasi.

Faktor yang menyebabkan kegagalan budidaya sistem bioflok adalah kualitas air kurang baik, benur tidak SPF (Specific Pathogen Free), dan aerasi kurang maksimal.

  • https://agrozine.id/cara-budidaya-udang-vaname-dengan-sistem-bioflok/
  • https://belajarmembudidayaikan.blogspot.com/2021/06/Penyebab-Budidaya-Bioflok-Gagal.html
  • https://bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/07/05_Edisi-1-2011-Budidaya-udang-vaname-intensif-sistem-bioflokFILEminimizer.pdf
  • https://bppbapmaros.kkp.go.id/wp-content/uploads/2016/08/FITA-043.pdf
  • https://direktoriukm.com/artikel/443-perubahan-warna-air-dalam-budidaya-lele-bioflok/
  • https://guramebogor.com/2016/12/16/ciri-ciri-kondisi-flok-yang-di-harapkan-dalam-sistem-bioflok/
  • https://www.academia.edu/38860638/BUDIDAYA_UDANG
  • http://www.agrina-online.com/detail-berita/2010/05/26/10/2463/komponen-penyusun-bioflok
  • https://www.minapoli.com/info/ciri-bioflok-berhasil-dan-gagal-serta-contohnya#
  • https://www.sangkutifarm.com/kolam-bioflok/