carrying capacity budidaya udang
carrying capacity budidaya udang

Cara Meningkatkan Carrying Capacity Budidaya Udang

Artikel Ini Ditulis Oleh:

Tim TS Online eFishery

Tim Ahli Budidaya Udang eFishery

Carrying capacity atau daya dukung lingkungan merupakan hal penting yang wajib diketahui oleh setiap Petambak Udang. Hal tersebut dikarenakan jika nilainya rendah, carrying capacity akan menghambat bahkan menghentikan pertumbuhan udang. Lantas, bagaimana cara meningkatkan carrying capacity di tambak udang? Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!

Pengertian Carrying Capacity 

Risiko merupakan hal yang sudah tidak asing lagi dalam budidaya udang, terlebih dalam budidaya udang intensif yang padat tebarnya banyak. Salah satu penyebab kegagalan dalam budidaya udang adalah tidak diketahuinya daya dukung tambak. Padahal, mengetahui daya dukung tambak sangatlah penting untuk mendapatkan profit dalam berbudidaya. 

Daya dukung lingkungan tambak yang melampaui batas akan berdampak pada penurunan kemampuan lingkungan untuk menyokong kehidupan udang akibat adanya perubahan kualitas lingkungan yang buruk. Maka dari itu, untuk mengetahui keadaan dan kapasitas tambak dalam meningkatkan nilai produktivitas, analisis daya dukung lingkungan adalah hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan.

Salah satu faktor pendukung utama dalam kelancaran dan keberhasilan aktivitas budidaya udang vaname adalah carrying capacity. Carrying capacity adalah kapasitas suatu ruang kolam air yang dapat menampung sejumlah populasi udang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan untuk kelangsungan budidaya. Carrying capacity budidaya ini meliputi tercukupinya jumlah nutrisi, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen), ruang gerak, dan kebutuhan lainnya. 

Konsep dari carrying capacity merupakan kapasitas biomassa maksimum, kepadatan atau jumlah populasi yang dapat didukung secara berkelanjutan dalam area spasial tertentu. Hal tersebut bergantung pada faktor lingkungan, sumber daya, keberadaan predator, agen penyakit, dan kompetitor dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, carrying capacity sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan budidaya. 

Dalam budidaya udang, mempertimbangkan carrying capacity merupakan tanggung jawab masing-masing Petambak terhadap keberlangsungan hidup udang budidayanya. Hal tersebut dikarenakan, tambak yang carrying capacity-nya mencapai jumlah maksimal akan menurunkan kualitas air dan dapat menghidupkan organisme penyebab penyakit berkembang yang berujung pada penurunan produktivitas.

Gejala, Faktor, dan Dampak Penurunan Carrying Capacity 

grafik hubungan carrying capacity dan biomassa
Sumber: Alauddin dan Putra (2023)

Penurunan carrying capacity dapat menjadi penghambat berjalannya proses budidaya. Jika dilihat dari grafik di atas, penurunan dari carrying capacity sejalan dengan peningkatan biomassa udang di tambak. Hal tersebut dikarenakan lingkungan budidaya memiliki daya dukung yang terbatas dalam menyerap limbah dari aktivitas budidaya. 

Keterbatasan tersebut biasa disebut sebagai kapasitas lingkungan. Jika kapasitas lingkungannya terlampaui, maka akan menyebabkan kualitas air menurun, sehingga organisme patogen berkembang, akibatnya produksi akuakultur dapat menurun bahkan runtuh. Banyak orang kehilangan uang dan menjadi terlilit hutang sebagai dampaknya.

Untuk melihat apakah carrying capacity tambak menurun, berikut adalah gejala-gejala yang akan dihadapi udang:

  1. Perkembangan udang menjadi stagnan dan cenderung menurun.
  2. Average Daily Gain (ADG) udang mulai melambat.
  3. Kualitas air menjadi lebih fluktuatif (terutama kandungan oksigen di dalamnya).
  4. Terdapat banyak penumpukan materi organik di dasar tambak.

Cara Memperkirakan Carrying Capacity Tambak Udang 

Daya dukung lingkungan untuk budidaya udang vaname dapat diperhitungkan. Berikut adalah cara menghitung carrying capacity tambak udang:

  1. Menghitung produksi limbah per unit produksi Akuakultur.
  2. Menghitung laju penguraian, pembuangan, atau pengenceran limbah.
  3. Menghitung produksi budidaya udang yang akan menghasilkan limbah pada tingkat yang sama dengan kapasitas lingkungan untuk menghilangkannya.

Semua bagian dalam tambak dapat Bapak/Ibu jadikan contoh perhitungan kasar sebagai sampling, tetapi hasilnya kemungkinan besar akan menjadi tidak akurat. Idealnya, Bapak/Ibu disarankan untuk membuat perhitungan yang lebih akurat untuk sistem masing-masing jenis kolam tertentu.

Untuk beberapa sistem budidaya, Bapak/Ibu dapat menghitung secara kasar jumlah limbah yang masuk ke dalam air dan jumlah limbah yang dapat dibuang atau diserap oleh proses alami (baik dengan sistem siphon maupun penguraian yang dibantu oleh bakteri). Jika jumlah limbah yang masuk melebihi jumlah yang dibuang atau diserap, maka kualitas air akan menurun dan patogen dapat meningkat. Namun, beberapa daerah mungkin memiliki perairan dengan kemampuan yang berbeda. Perhitungan berdasarkan rata-rata mungkin tidak akurat dalam kondisi seperti ini.

Cara Meningkatkan Carrying Capacity Tambak Udang 

Nilai carrying capacity yang rendah dalam budidaya udang sangat berbahaya karena dapat menghentikan pertumbuhan udang. Maka dari itu, untuk mengoptimalkan produksi dalam budidaya udang, Bapak/Ibu dapat meningkatkan nilai carrying capacity dengan cara berikut: 

1. Manajemen Pakan yang Efisien dan Optimal

Penggunaan pakan yang berkualitas dan manajemen pakan yang sesuai dapat menekan nilai FCR. Selain itu, manajemen pakan yang tepat juga akan menjaga keoptimalan nilai kualitas air untuk pertumbuhan udang, sehingga stres dan kemungkinan infeksi penyakit pada udang dapat berkurang. Bapak/Ibu juga disarankan untuk memberi pakan sesuai dengan jumlah populasi udang yang ada, agar udang terhindar dari overfeeding yang akan berdampak terhadap penumpukan sisa pakan di dasar tambak.

2. Mengurangi Akumulasi Limbah di Tambak

Mengurangi akumulasi limbah di tambak bisa dilakukan dengan cara berikut:

  • Mengelola manajemen lumpur di dasar tambak dengan memastikan tidak ada lumpur yang menumpuk selama budidaya berlangsung. Untuk membuang lumpur, Bapak/Ibu bisa melakukan siphon.
  • Jika di siklus sebelumnya masih ada lumpur yang tersisa di tambak, pastikan buang dan bersihkan tambak sebelum memulai siklus baru budidaya agar tidak mengganggu dan berpotensi untuk meningkatkan patogen di tambak.
  • Lumpur yang terjebak di dasar kolam (misalkan lumpur di bawah terpal) dapat diolah melalui proses pengeringan di bawah sinar matahari secara langsung. Untuk memastikan lumpur di bawah terpal terkena sinar matahari, Bapak/Ibu bisa membalik terpal terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar tanah yang berada di bawah terpal dapat terhindar dari mikroorganisme yang merugikan budidaya di siklus selanjutnya. 

3. Meningkatkan Nilai Oksigen Terlarut (DO)  

Di tambak, oksigen merupakan kebutuhan mutlak untuk membantu metabolisme udang. Semakin menurunnya carrying capacity di tambak, maka kebutuhan oksigen (DO) pun akan semakin tinggi. 

Selain itu, oksigen juga berfungsi sebagai oksidator yang mengubah bahan-bahan yang beracun menjadi lebih ramah lingkungan. Contohnya, H2S (asam sulfida) yang bersifat racun akan berikatan dengan O2 (oksigen) dan menghasilkan SO4 (sulfat) dan 2H+ (hidrogen) yang bisa dimanfaatkan oleh plankton. Selain itu, oksigen juga dapat dimanfaatkan oleh bakteri pengurai untuk memecah bahan organik menjadi nitrat.

4. Melakukan Panen Parsial

Panen parsial dilakukan bertujuan untuk mengurangi sebagian populasi udang di kolam. Ketika populasi udang sudah dikurangi, konsumsi oksigen di tambak akan lebih sedikit dikarenakan jumlah udang berkurang sehingga respirasi untuk udang bisa tercukupi. Untuk membuktikannya, dapat dilakukan pengecekkan DO pada waktu kritis DO di kolam. 

Titik kritis nilai DO adalah pada malam hari, seperti pada grafik berikut:

hubungan do dengan suhu budidaya udang berdasarkan waktu dalam 24 jam
Sumber: Ariadi et al., (2021)

Titik kritis atau terendah DO yang dapat ditoleransi udang, yaitu 4 ppm. Sedangkan titik kritis suhu air tambak yang bisa ditoleransi udang adalah 26 °C. Di bawah suhu 26 °C, udang sudah tidak mempunyai nafsu makan.

Dari grafik di atas bisa disimpulkan bahwa titik tertinggi DO di tambak terjadi pada pukul 12 siang dengan angka 9 ppm dan suhu hampir 33 °C. Sedangkan, titik kritis DO terjadi pada pukul 20.00-22.00 malam dengan angka 4 ppm dan suhu hampir 29 °C. 

Daya dukung lingkungan pada tambak udang vaname yang optimal berefek positif pada peningkatan nilai produksi serta menghasilkan implementasi tambak yang berkelanjutan. Maka dari itu, Petambak disarankan untuk selalu memastikan carrying capacity untuk mengetahui daya dukung lingkungan perairan budidaya udang vaname.

Konsultasikan Carrying Capacity yang Ideal bagi Tambak Sekarang!

Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Berdasarkan artikel di atas, Bapak/Ibu Petambak perlu mengoptimalkan manajemen pakan, mengurangi akumulasi limbah, meningkatkan nilai oksigen, dan melakukan panen parsial jika carrying capacity di tambak menurun. Jika Bapak/Ibu membutuhkan bantuan dari Ahli Budidaya untuk mengaplikasikan cara-cara tersebut, Bapak/Ibu bisa langsung mengakses fitur Konsultasi Budidaya di aplikasi eFarm secara gratis. 

Selain bisa berkonsultasi langsung tentang cara meningkatkan carrying capacity tambak udang, di fitur Konsultasi Budidaya, Bapak/Ibu bisa mengetahui tips menarik lainnya seputar budidaya udang.

Isi formulir di atas untuk berkonsultasi di Konsultasi Budidaya!

Tim TS Online eFishery:

Laksono Radityo
Laksono Radityo

Berpengalaman sebagai teknisi tambak udang dan kini menjadi Technical Support Online eFishery

Muhammad Mustofa
Muhammad Mustofa

Berpengalaman sebagai Asisten Dosen dan kini menjadi Technical Support Online eFishery

Syavin Pristiwayuning
Syavin Pristiwayuning

Berpengalaman dalam pelatihan teknisi dan kini menjadi Technical Support Online eFishery

Dziki Farih
Dziki Farih

Kini menjadi Lead Technical Support Online & Field di eFishery regional Sumatera bagian selatan

Muhammad Rezki
Muhammad Rezki

Kini bertanggung jawab sebagai Research and Development Senior Associate eFishery

  • http://dx.doi.org/10.15578/jkpt.v1i0.12214
  • https://assets.publishing.service.gov.uk/media/57a08d31ed915d622c00181f/RLAquacarryingcapacityfactsheetR8094.pdf
  • https://doi.org/10.21107/rekayasa.v14i2.10737
  • https://doi.org/10.3354/aei00430
  • https://jala.tech/id/blog/tips-budidaya/carrying-capacity-ideal-meningkatkan-produktivitas
  • https://jala.tech/id/blog/tips-budidaya/pentingnya-aspek-carrying-capacity-dalam-budidaya-udang?redirect=httss%3A%2F%2Fapp.jala.tech%2Fkabar_udang 
  • https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/JSAPI/article/download/928/818/ 
  • https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/JSAPI/article/view/1346
  • https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S004484860600487X