cara tebar benur udang vaname yang benar dan anti gagal
cara tebar benur udang vaname yang benar dan anti gagal

Cara Tebar Benur Udang Vaname yang Benar dan Anti Gagal!

Artikel Ini Telah Direview Oleh:

Eko Afriantoro
Eko Afriantoro

Praktisi Budidaya Udang

Cara tebar benur udang vaname adalah salah satu tahapan krusial dalam budidaya udang. Kondisi benur menentukan keberhasilan panen yang akan Bapak/Ibu peroleh. Penebaran benur yang baik dan benar dapat menjaga nilai sintasan atau Survival Rate (SR) udang tetap tinggi. Benur udang harus berada pada PL 7 sampai PL 10 sebelum ditebar ke tambak. Jadi, Bapak/Ibu harus memastikan kualitas benur dengan nilai sintasannya tidak kurang dari 95% setelah mengalami transportasi dari hatchery ke lokasi tambak.

Maka dari itu, Bapak/Ibu perlu memahami cara penebaran benur udang agar mendapatkan panen maksimal!

Ciri-Ciri Benur yang Baik

Salah satu faktor kesuksesan budidaya udang vaname ditentukan oleh kualitas benur yang digunakan. Benur berkualitas tentu memiliki tingkat kesuksesan yang lebih besar saat budidaya. Maka dari itu, sebelum menebar benur ke dalam tambak, Bapak/Ibu sangat disarankan untuk mengamati dan menyortir benur yang akan digunakan. Hal tersebut berguna untuk memastikan bahwa hanya benur terbaik saja yang akan dibudidayakan.

benur udang
Sumber: Benur Top

Berikut ciri-ciri benur berkualitas terbaik untuk mensukseskan budidaya udang vaname:

  1. Umur Benur Sudah Cukup
    Benur dapat dikatakan siap ditebar ketika berusia PL 7 sampai PL 10. Dengan usia benur sudah mencukupi untuk ditebar, maka dapat menjaga nilai sintasan atau Survival Rate (SR) udang tetap tinggi.
  2. Ukuran yang Seragam
    Benur udang vaname yang berkualitas baik dapat dilihat secara langsung. Ciri-cirinya adalah ukuran yang seragam antara benur satu dengan lainnya. Ukuran benur yang tidak seragam menandakan pertumbuhan benur terhambat. Apabila Bapak/Ibu tetap membudidayakannya, maka panen udang vaname tidak dapat dilakukan secara serentak, sehingga Bapak/Ibu tidak mendapat keuntungan maksimal.
  3. Bentuk Tubuh Sempurna
    Bapak/Ibu dapat melihat benur yang sehat dan berkualitas dari bentuk tubuhnya. Benur yang berkualitas memiliki bentuk tubuh yang lurus saat berenang. Sedangkan tubuh benur yang tidak sehat akan cenderung bengkok. Bapak/Ibu juga dapat mengamati mata dan kulit benur. Mata benur yang berkualitas cenderung mengkilap dan kulit tubuhnya tidak memiliki bercak.
  4. Antena Utuh
    Benur berkualitas memiliki antena yang lengkap dan utuh, tidak patah, serta dapat membuka maupun menutup. Apabila Bapak/Ibu melihat antena benur selalu dalam kondisi terbuka, maka dapat dipastikan benur udang vaname dalam keadaan tidak sehat.
  5. Usus yang Terisi Penuh
    Kondisi usus benur yang selalu terisi penuh menjadi penanda benur berkualitas. Hal tersebut disebabkan sistem pencernaan berjalan dengan normal. Benur dalam kondisi sakit atau stres memiliki usus yang kosong, karena nafsu makan sedang mengalami penurunan.
    Cukup mudah mengetahui usus udang yang berisi atau tidak, Bapak/Ibu perlu melakukan sampling dan mengamati kondisi ususnya. Karena warna benur transparan, Bapak/Ibu tidak kesulitan dalam mendeteksi kondisi usus benur.
  6. Ekor yang Membuka
    Benur yang berkualitas dan siap untuk ditebar ke tambak memiliki bentuk ekor yang sudah membuka. Jika belum, sebaiknya Bapak/Ibu perlu menunda penebaran benur dan menunggu hingga ekor membuka.
  7. Benur Aktif Berenang
    Benur udang vaname yang sehat terlihat aktif berenang serta sangat peka terhadap rangsangan dari luar. Benur yang sehat memiliki pola berenang melawan arus dan menempel di dasar kolam ketika terjadi pergerakkan air.

Cara Tebar Benur Udang Vaname yang Tepat

Saat memulai budidaya udang, Bapak/Ibu akan melewati beberapa proses yang harus dilaksanakan. Apabila Bapak/Ibu tidak melakukan salah satu proses dengan baik, maka pertumbuhan udang akan terganggu dan meningkatkan risiko kerugian.

Salah satu tahap yang paling penting untuk dilakukan yaitu tahap penebaran benur. Dengan melakukan penebaran benur yang baik, maka Bapak/Ibu akan menurunkan tingkat kematian udang, sehingga berpotensi panen maksimal.

tebar benur udang
Sumber: eFishery

Dalam proses penebaran benur, Bapak/Ibu harus memperhatikan suhu lingkungan sekitar benur, tepatnya saat benur berada dalam plastik. Pasalnya, keberhasilan penebaran benur sangat dipengaruhi oleh penyesuaian suhu antara plastik benur dengan lingkungan tambak.

Umumnya, suhu pada plastik benur cenderung rendah. Oleh karena itu, Bapak/Ibu perlu melakukan penebaran pada pagi atau sore hari. Hal tersebut karena suhu tambak masih dalam kondisi rendah. Sebelum benur dipindahkan dari dalam kantong plastik ke tambak, benur perlu diaklimatisasi terlebih dahulu. Aklimatisasi udang vaname dimaksudkan untuk mencegah tingginya tingkat kematian (mortalitas) benur pada saat dan setelah penebaran.

Berikut adalah cara penebaran benur udang vannamei:

  1. Apungkan Plastik Benur pada Permukaan Tambak
    Proses penebaran benur yang pertama adalah mengapungkan plastik benur pada permukaan tambak. Setelah itu, Bapak/Ibu dapat menunggu 15-30 menit agar benur dalam kantong plastik beradaptasi dengan lingkungan tambak.
  2. Aklimatisasi Suhu
    Aklimatisasi terhadap suhu dapat Bapak/Ibu lakukan dengan merendam kantong plastik yang telah berisi benur dalam keadaan tertutup hingga adanya uap di dalam kantong plastik tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa suhu di dalam kantong plastik sudah sama dengan suhu air tambak. Kemudian, benur bisa langsung dikeluarkan dari kantong benur.

Benur yang ditebar memiliki kepadatan yang berbeda-beda tergantung pada teknik budidaya yang dilakukan dan ukuran tambak. Berikut adalah padat tebar yang disarankan:

  • Budidaya ekstensif (rendah), padat tebar yang disarankan < 50 udang/m³. 
  • Budidaya semi-intensif (sedang), padat tebar yang disarankan 50-100 udang/m³.
  • Budidaya intensif (tinggi), padat tebar yang disarankan > 100 udang/m³.

Padat tebar yang tepat akan mengoptimalkan pertumbuhan udang. Hal ini berkaitan dengan kompetisi terhadap pakan yang terjadi dalam tambak dan carrying capacity atau kemampuan sistem kolam untuk menampung aktivitas udang.

Kegiatan penebaran benur dapat Bapak/Ibu lakukan pada pagi atau sore hari bersamaan dengan penebaran artemia sebagai pakan alami benur tersebut. Selain itu, lokasi penebaran benur berada di titik yang berarus lemah (bukan area mati) agar benur tidak stres, sedangkan lokasi penebaran artemia berada di dekat kincir agar artemia tersebut dapat tersebar secara merata.

Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Menebar Benur Udang Vaname

tebar benur udang di tambak
Sumber: eFishery

Setelah Bapak/Ibu mengetahui ciri-ciri benur yang berkualitas baik dan cara penebarannya, Bapak/Ibu juga perlu menambah wawasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan ketika penebaran benur udang vaname. Ada 6 hal penting yang perlu Bapak/Ibu lakukan sebelum menebar benur udang ke tambak udang, simak ulasannya:

  1. Memastikan Kolam Sudah Siap
    Sebelum menebar benur, Bapak/Ibu harus memastikan bahwa kolam sudah siap untuk penebaran benur udang vaname. Kesiapan kolam yang dimaksud dapat dilihat dari parameter kualitas air yang sesuai untuk pertumbuhan benur.
  2. Pengecekan Benur
    Sebaiknya Bapak/Ibu melakukan pengecekan benur terlebih dahulu sebelum menebarnya ke dalam tambak. Pastikan benur memiliki sertifikat Specific Pathogen Free (SPF) dan Specific Pathogen Resistant (SPR).Benur SPF adalah benur dalam kondisi steril dan terbebas dari patogen, seperti virus penyebab WSSV, TSV, IMNV, dan IHHNV. Sedangkan SPR, menunjukkan karakter genetik benur yang resisten terhadap patogen tersebut.
  3. Sampling Benur
    Bapak/Ibu perlu melakukan sampling benur sebelum menebarkannya pada tambak. Sampling dilakukan minimal 10% dari total benur. Dengan begitu, Bapak/Ibu dapat mengetahui kualitas benur tanpa harus mengeceknya satu persatu.
  4. Pengecekkan Kualitas Air
    Proses penebaran benur akan berjalan lebih mudah dan cepat ketika perbedaan suhu dan salinitas pada kemasan benur dengan air tambak tidak terlalu jauh. Perbedaan suhu sebaiknya tidak lebih dari 2 ℃ dan perbedaan salinitas maksimal 5 ppt.
  5. Pengecekan Kondisi Fisik Benur
    Kondisi fisik benur yang dicek adalah nekrosis dan bolitas benur yang dilakukan di laboratorium. Uji nekrosis bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kematian sel yang terjadi dalam organ benur. Nekrosis ditandai dengan adanya penumpukan sel epitel pada tubulus yang berwarna kegelapan hingga kemerahan.
    Sedangkan bolitas ditandai dengan jaringan hepatopankreas benur yang berubah membentuk bola-bola. Ditemukannya bolitas menunjukkan adanya kelainan organ tubuh pada benur. Hal tersebut terjadi akibat benur mengalami stres.
  6. Perhitungan Jumlah Benur
    Proses ini penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan padat tebar masing-masing kolam. Apabila Bapak/Ibu menebar benur melebihi ketentuan padat tebar, tentu akan berdampak pada carrying capacity kolam. Perhitungan cukup dilakukan pada kantong yang terpilih saat sampling. Alat yang digunakan adalah ember besar, ember kecil, hand tally counter (alat hitung manual), dan centong. 

Cara perhitungan jumlah benur cukup mudah, berikut ulasannya:

  1. Tuang semua benur ke dalam ember besar.
  2. Ambil benur dengan menggunakan centong.
  3. Hitung benur yang hidup.
  4. Pindah benur yang sudah dihitung ke dalam ember kecil.
  5. Benur dapat ditebar pada tambak sesuai padat tebar yang diinginkan.

Strategi Menebar Benur Udang Vaname Saat Cuaca Ekstrem

ilustrasi musim hujan di tambak udang
Sumber: eFishery

Kualitas air tambak sangat erat kaitannya dengan kondisi kesehatan udang, kualitas air tambak akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan udang vaname secara optimal. Berikut adalah strategi menebar benur udang vaname saat cuaca ekstrem:

  1. Musim Kemarau
    Musim kemarau akan mengakibatkan perubahan parameter kualitas air seperti peningkatan suhu dan salinitas. Oleh sebab itu, sebelum menebar benur udang pada tambak, Bapak/Ibu disarankan mengecek kualitas air kolam.
    Peningkatan suhu air tambak pada saat musim kemarau dapat mengakibatkan benur udang stres. Upaya yang dapat Bapak/Ibu lakukan adalah dengan melakukan penambahan jumlah kincir untuk mengoptimalkan suhu tambak. Penambahan kincir juga dapat meningkatkan suplai oksigen terlarut dalam air.
    Pada musim kemarau, kondisi air tambak akan menjadi hipersalin atau berkadar garam tinggi. Upaya yang dapat Bapak/Ibu lakukan adalah dengan melakukan penambahan air tawar. Selain itu, Bapak/Ibu juga dapat mengurangi jumlah benur pada kolam. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi daya saing akan oksigen dan benur dapat bergerak lebih leluasa.
  2. Musim Hujan
    Musim hujan akan mempengaruhi kualitas air dan memicu populasi bakteri pada tambak. Penebaran benur udang saat musim hujan cenderung lebih berisiko. Kualitas air menjadi lebih fluktuatif, sedangkan udang masih berupa benur yang rentan terhadap serangan penyakit.
    Berikut strategi penebaran benur udang vaname saat musim hujan:
    • Pastikan saluran pembuangan siap menangani volume air yang tinggi akibat hujan.
    • Buang air permukaan tambak dan pastikan kincir tetap beroperasi.
    • Tebar kapur di sekeliling kolam untuk mengontrol pH air.
    • Maksimalkan penggunaan aerator dan pastikan DO > 4 ppm. 
    • Monitoring populasi mikroalga dan bakteri.
    • Aplikasikan probiotik agar tidak ada bakteri merugikan dalam tambak.
  3. Musim Pancaroba
    Pada musim pancaroba, kombinasi panas-dingin membuat suhu air kolam jadi fluktuatif. Curah hujan yang tidak pasti akan mempengaruhi keseimbangan kondisi air baik pH maupun suhu. Strategi penebaran benur yang dapat Bapak/Ibu lakukan adalah dengan mengurangi padat tebar benur. Langkah ini paling mudah dilakukan dan mengurangi kemungkinan gagal panen. Tak hanya itu, benur akan lebih leluasa bergerak di dalam tambak karena kepadatannya rendah.
    Selain itu, Bapak/Ibu dapat menjaga kestabilan suhu. Perubahan suhu air dapat membuat benur tertekan dan daya tahan tubuh menurun, sehingga membuatnya lebih rentan terserang penyakit bahkan mati. Suhu yang meningkat akan membuat bakteri tumbuh lebih cepat pada tambak. Cara tepat yang dapat Bapak/Ibu lakukan adalah dengan mengalirkan air tambak dan gunakan kincir untuk menambah kadar oksigen pada tambak.

Dapatkan Cara Tebar Benur Udang Vaname yang Tepat Melalui Konsultasi Budidaya Gratis di eFarm

Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Cara penebaran udang vaname perlu dilakukan dengan tepat dan benar, karena akan berpengaruh terhadap panen udang. Namun, apabila Bapak/Ibu masih kebingungan mengenai cara penebaran benur, Bapak/Ibu bisa mengkonsultasikan permasalahan penebaran benur udang vaname melalui eFarm.

eFarm merupakan aplikasi yang dapat membuat proses budidaya udang Bapak/Ibu jadi lebih efisien dengan bantuan teknologi. Aplikasi ini menyediakan fitur Konsultasi Budidaya mempermudah Bapak/Ibu mendapatkan solusi untuk permasalahan budidaya udang. 

Dengan fitur ini, Bapak/Ibu bisa berkonsultasi dengan ahli budidaya dan mendapatkan langkah perawatan budidaya udang yang lengkap dan tepat. Tak hanya itu, fitur ini bisa diakses secara GRATIS! Sangat menarik bukan?

Kunjungi eFarm sekarang, untuk bergabung bersama puluhan ribu Petambak lainnya!

Eko Afriantoro - Praktisi Budidaya Udang
Eko Afriantoro - Praktisi Budidaya Udang

Eko berpengalaman sebagai praktisi budidaya udang sejak tahun 2013 yang kini menjadi Farm Lead Research & Development (R&D) Shrimp eFishery.

Pertanyaan Seputar Cara Tebar Benur Udang Vaname

Langkah penebaran benur udang vaname terdiri dari mengapungkan kantong benur pada tambak, aklimatisasi suhu, aklimatisasi salinitas, dan biarkan benur berenang keluar dengan sendirinya.

Aklimatisasi bertujuan agar benur dapat beradaptasi dengan lingkungan tambak dan untuk mencegah tingginya tingkat kematian (mortalitas) benur pada saat dan setelah penebaran.

Aklimatisasi berlangsung selama 15-30 menit tergantung pada penyesuaian suhu antara plastik benur dengan lingkungan tambak.

  • Ghufron M, Lamid M, Sari PDW, dan Suprapto H. 2017. Teknik Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada Tambak Pendampingan PT Central Proteina Prima Tbk di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Journal of Aquaculture and Fish Health. 7(2): 70-77.
  • Syah R, Makmur, dan Fahrur M. 2017. Budidaya Udang Vaname dengan Padat Tebar Tinggi. Jurnal Media Akuakultur. 12(1): 19-26.
  • Scabra AR, Satria I, Marzuki M, dan Setyono BDH. 2021. Pengaruh Waktu Aklimatisasi yang Berbeda terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Jurnal Perikanan. 11 (1): 120-128.
  • https://www.benurtop.com/post/ciri-benur-udang-sehat-dan-berkualitas-unggul