cara pemijahan ikan lele
cara pemijahan ikan lele

Cara Pemijahan Ikan Lele agar Cepat Bertelur

Cara pemijahan ikan lele sangat penting diketahui dalam pembudidayaan ikan lele. Melalui pemijahan ikan lele, Bapak/Ibu bisa mendapatkan bibit lele tanpa perlu membeli pada pembenih ikan lele.

Cara pemijahan ikan lele terdapat beberapa teknik, yaitu pemijahan secara alami dan buatan. Pembudidaya ikan lele banyak melakukan pemijahan secara alami. Tak hanya caranya yang jauh lebih mudah tapi juga biayanya yang lebih kecil.

Lalu bagaimana cara pemijahan ikan lele? Ayo telusuri lebih dalam!

Apa itu Pemijahan Ikan Lele?

Pemijahan ikan lele merupakan teknik untuk mendapatkan benih yang berkualitas, unggul, tahan penyakit, serta cepat untuk tumbuh dan berkembang. Bagi Bapak/Ibu yang ingin menjadi pembenih ikan lele, pengetahuan tentang pemijahan sangat penting dipahami.

Pemijahan merupakan proses untuk pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan. Proses ini diikuti dengan perkawinan antara induk lele betina dan jantan. Proses pemijahan lele biasanya berlangsung pada pukul 00.00-04.30, kurang lebih selama 4,5 jam. Dalam setahun, ikan lele dapat memijah sebanyak 5-6 kali, jika bobot tubuhnya berkisar 700-800 gr.

Selanjutnya, ikan lele akan bertelur dan menetaskan benih lele. Pembenihan ikan lele ini berlangsung selama 8-9 minggu dengan ukuran benih lele 5-7 cm.

Ciri-Ciri Induk Ikan Lele Siap Dipijah

Pemijahan ikan lele tidak boleh menggunakan sembarang induk karena tidak semua induk lele layak untuk dipijah. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan induk yang betul-betul matang kelamin sehingga mengurangi risiko gagal pijah. Seleksi induk lele dilakukan dengan cara melihat tanda-tanda dan perubahan pada fisik induk. Berikut adalah ciri-ciri indukan lele siap pijah untuk betina:

bentuk tubuh lele betina
Sumber: Lele: Persiapan Induk dan Kolam
  • Perut gendut, bila diusap terasa lembut.
  • Warna kulit agak kusam.
  • Gerakan lambat.
  • Alat kelamin bulat, kemerahan, dan agak membengkak.
  • Bila sirip punggung diusap dengan dua jari akan berdiri/tegak.
  • Umur minimal 1 tahun.
  • Berat > 0,7 kg.
  • Panjang standar 25-30 cm.

Berbeda dengan betina, berikut adalah tanda induk lele matang gonad atau siap pijah untuk jantan:

alat kelamin ikan lele jantan
Sumber: Lele: Persiapan Induk dan Kolam
  • Perut ramping.
  • Gerakan lincah.
  • Warna kulitnya lebih cerah.
  • Kelamin memanjang, runcing, kemerahan, agak membengkak, dan berbintik putih.
  • Bila sirip punggung diusap dengan dua jari akan berdiri/tegak.
  • Umur 1 tahun.
  • Berat >0,7 kg.
  • Panjang standar 30-35 cm.

Karantina Induk

Karantina/pemberokan merupakan proses persiapan induk sebelum dipijahkan untuk memastikan induk benar-benar siap dipijahkan dan tidak dalam kondisi sakit. Karantina biasanya dilakukan selama 1-2 hari. Pada betina, proses ini sangat berguna untuk mengetahui apakah perut yang buncit itu karena berisi telur atau hanya lemak. Jika setelah masa pemberokan perut induk mengempis, maka dapat dipastikan perut yang membuncit tersebut bukan mengandung telur, tetapi karena lemak yang berasal dari pakan. 

Pemberokan dapat dilakukan pada kolam khusus agar induk yang dipersiapkan untuk pemijahan dengan induk yang belum dipijahkan tidak tercampur. Hal terpenting dari karantina adalah media yang digunakan harus berasal dari media kolam pemeliharaan induk. Jika media yang digunakan adalah air baru atau air bening, dikhawatirkan induk akan mengeluarkan telurnya sebelum dipijahkan.

Jenis Pemijahan Ikan Lele

Pemijahan Ikan lele dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, pemijahan secara alami, semi buatan, dan buatan. Yuk, ketahui perbedaan ketiganya setelah mempelajari cara membuat kolam pemijahan ikan lele berikut!

1. Pemijahan Secara Alami (Natural Spawning)

Dalam pemijahan alami, induk jantan dan betina yang benar-benar telah matang gonad dipijahkan secara alami di kolam/wadah pemijahan yang diberi kakaban. Pada pemijahan ikan lele kakaban berfungsi sebagai tempat penempelan telur.

Kelebihan dari sistem pemijahan alami adalah lebih nyaman untuk induk yang memijah, tingkat keberhasilannya lebih tinggi, tidak terjadi penumpukan telur/telur busuk karena perbedaan waktu pemijahan ikan lele, proses penanganan telur lebih mudah, tidak ada biaya tambahan untuk pembelian hormon, dan benih yang dihasilkan cenderung merata karena jumlah telur yang menetas seimbang.

Berikut adalah teknik pemijahan ikan lele secara alami beserta sarana yang dibutuhkannya:

Sarana:

  • Kolam perkawinan
  • Kolam karantina
  • Kakaban
  • Hapa halus
  • Aerator

Semua sarana harus dalam keadaan steril bebas bakteri atau parasit sebelum digunakan. Untuk itu, cuci menggunakan deterjen, bilas dengan air bersih, dan sterilkan dengan kaporit sebanyak 60 ppm.

Cara:

  • Puasakan induk 12-24 jam sebelum dipijahkan.
  • Siapkan kolam berukuran 2 m x 3 m x 0,5 m, lalu bersihkan.
  • Isi air setinggi 30 cm, lalu pasang hapa halus sesuai ukuran kolam.
  • Masukkan 3-4 buah kakaban.
  • Masukkan 1 ekor induk betina dan 1 ekor induk jantan siap pijah pada pukul 14.00 – 15.00.
  • Biarkan lele memijah secara alami yang biasanya akan terjadi sekitar pukul 00.00 – menjelang subuh (pukul 04.30).
  • Sekitar pukul 08.00 pagi, telur akan menempel di kakaban. 
  • Tangkap dan pindahkan kedua induk ke kolam karantina.
  • Biarkan telur menetas di tempat pemijahan. Bila suhu normal, sekitar pukul 09.00-10.00, angkat kakaban, bersihkan, lalu kembalikan ke kolam penetasan.
  • Bila suhu dingin/hujan, angkat kakaban sekitar pukul 12.00-13.00.

Bila induk jantan dan betina betul-betul matang gonad, larva yang dihasilkan bisa sangat banyak dan maksimal. Namun, bila jumlah sperma lele jantan tidak mencukupi, besar kemungkinan telur tidak terbuahi semua atau hanya sebagian. Telur yang tidak terbuahi akan menjadi busuk yang ditandai dengan warna putih seperti beras yang direndam. Telur yang terbuahi berwarna putih transparan kekuningan. 

2. Pemijahan Secara Semi Buatan (Semi Induced Spawning)

Pemijahan semi buatan merupakan pemijahan yang cara kerjanya dilakukan dengan merangsang induk jantan dan betina dengan penyuntikan hormon, lalu dipijahkan secara alami. Tujuan dari penyuntikan hormon adalah merangsang pematangan gonad. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pada pemijahan ikan lele secara semi buatan perbandingan jumlah maupun bobot induk jantan dan betina yang dipijah adalah 1:1 (sebanding).  Kelebihan dari pemijahan semi buatan adalah Bapak/Ibu tidak perlu menunggu induk untuk birahi terlebih dahulu saat sedang dipijah.

Berikut adalah cara pemijahan ikan lele semi buatan beserta alat yang dibutuhkannya:

Alat pemijahan ikan lele secara semi buatan:

  • Hormon perangsang
  • Suntikan
  • NaCl
  • Kolam Pemijahan
  • Kakaban
  • Kain Basah
  • Aerator

Cara pemijahan ikan lele dengan suntikan:

  • Siapkan kolam pemijahan dan masukkan kakaban. 
  • Isi kolam dengan air setinggi 30 cm.
  • Siapkan induk yang sudah diseleksi untuk disuntik hormon.
  • Siapkan hormon perangsang dengan dosis 0,5 ml/kg berat induk.
  • Campurkan larutan hormon dengan 0,5 ml garam fisiologis (NaCl).
  • Suntik hormon di punggung induk pada pukul 15.00-17.00 sambil tutup kepala induk dengan kain basah agar tidak memberontak
  • Gosok bagian bekas suntikan ke arah dalam, agar larutan menyebar di dalam tubuh dan tidak keluar.
  • Masukkan induk yang sudah disuntik ke dalam kolam pemijahan.
  • Tutup kolam dengan jaring agar induk tidak melompat keluar.
  • Induk akan memijah 5-6 jam pasca penyuntikan.
  • Jika induk telah selesai memijah, angkat telur-telur yang menempel di kakaban dan ditetaskan di tempat lain.
  • Kembalikan induk ke tempat pemeliharaan induk seperti semula. 
  • Induk dapat segera dipijahkan kembali jika sudah kembali matang gonad (siap memijah).

3. Pemijahan Secara Buatan (Induced/Artificial Breeding)

Pemijahan ikan lele secara buatan dilakukan dengan cara merangsang induk (jantan dan betina) dengan penyuntikan hormon, lalu dipijahkan secara manual/buatan. Salah satu kelebihan dari teknik pemijahan ini adalah waktu pengeluaran telurnya dapat diukur, sayangnya teknik ini mengharuskan Bapak/Ibu untuk mengorbankan induk jantan mati.

Teknik pemijahan ini memerlukan keahlian khusus dalam praktiknya. Hal tersebut dikarenakan langkah-langkahnya seperti penyuntikan hormon (ovaprim), pengambilan sperma, pengeluaran telur, dan pencampuran telur dengan sperma tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Berikut adalah cara mengawinkan ikan lele secara buatan yang bisa Bapak/Ibu lakukan:

1. Penyuntikan Ovaprim

Ovaprim merupakan hormon perangsang yang disuntikkan ke dalam tubuh induk lele dengan cara berikut:

  • Siapkan induk yang sudah matang gonad.
  • Ambil ovaprim dengan dosis 0,3 ml/kg induk.
  • Tambahkan 0,3 ml aquabides untuk mengencerkan ovaprim, lalu kocok sampai rata.
  • Suntikkan ke bagian punggung induk.
  • Masukkan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.

2. Pengambilan Sperma

Proses pengambilan sperma dilakukan sekitar 115-30 menit sebelum proses pengeluaran telur dilakukan. Untuk mengambil sperma, Bapak/Ibu bisa mengikuti cara berikut:

  • Tangkap induk jantan yang sudah disuntik ovaprim.
  • Potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang.
  • Keluarkan darahnya, lalu gunting kulit perutnya mulai dari anus hingga belakang insang. 
  • Buang juga organ lain di dalam perutnya.
  • Ambil kantong sperma, lalu bersihkan dengan tisu hingga kering.
  • Hancurkan kantung sperma dengan cara menggunting bagian yang paling banyak mengandung sperma.
  • Peras spermanya agar keluar dan masukkan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides, lalu aduk hingga homogen.

3. Pengeluaran Telur dan Pencampuran Sperma

Pengeluaran telur dan pencampuran sperma dilakukan dengan langkah berikut 10 jam setelah penyuntikan dan setelah larutan sperma siap:

  • Siapkan 3 buah baskom plastik, 1 botol NaCl (infus), satu bulu ayam, kain lap, dan tisu.
  • Tangkap induk betina dengan seser.
  • Keringkan tubuh induk betina dengan kain lap.
  • Bungkus induk betina dengan lap dan biarkan lubang telurnya terbuka.
  • Siapkan 1 orang untuk memegang kepala induk dan 1 orang lainnya untuk memegang ekor induk.
  • Pijat dan urut bagian perut induk betina ke arah lubang telur.
  • Tampung telur dalam baskom plastik.
  • Lakukan pengurutan hingga telur habis.
  • Campurkan larutan sperma yang telah disiapkan ke dalam telur.
  • Aduk dengan bulu ayam. Tambahkan NaCl dan aduk rata.
  • Buang cairan yang ada agar telur bersih dari darah.
  • Telur yang telah dibuahi siap ditetaskan.

Tingkatkan Produksi Ikan Lele dengan Kabayan dari eFishery

Ketiga jenis pemijahan di atas sama efektifnya untuk ikan lele, yang membedakannya adalah skala produksi yang ingin Bapak/Ibu capai. Jika Bapak/Ibu memiliki target produksi tinggi, Bapak/Ibu bisa menggunakan pemijahan semi buatan atau buatan. Sementara, jika target produksi Bapak/Ibu normal, gunakan pemijahan alami.

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan induk lele, Bapak/Ibu bisa memberikannya pakan bernutrisi tinggi pakai Kabayan dari eFishery. Kabayan merupakan penyedia akses ke institusi finansial yang sudah berizin dan diawasi OJK untuk memperlancar pembelian pakan. Dengan Kabayan, pakan bisa dibayar menggunakan sistem pembayaran tempo yang dapat dibayarkan setelah panen.

Isi formulir berikut untuk mendapatkan akses ke Kabayan!

Dapatkan Akses ke Lembaga Finansial yang Terpercaya, Terdaftar & Diawasi OJK!

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

  • https://repository.ump.ac.id/4951/3/Danang%20Kurniawan_BAB%20II.pdf
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/71608
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/209112
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/178135
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/105658/
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/207730
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/12789/
  • https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/178358