Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Nabilla Anggi
Magister Budidaya Perairan
Aspek penting kualitas air dalam budidaya udang mencakup nilai pH, kecerahan (tidak keruh), debit/jumlah air yang cukup, salinitas (kurang dari 40 ppt), dan tidak berada di polluted area. Menjernihkan air tambak udang menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan proses budidaya. Air tambak dengan nilai kekeruhan yang rendah menandakan suspensi di perairan juga rendah. Semakin rendah tingkat suspensi bisa membuat udang dapat tumbuh dengan optimal. Yuk kenali lebih lanjut mengenai cara menjernihkan air tambak yang keruh disini!
Pentingnya Manajemen Air Tambak Udang
Kegagalan budidaya udang banyak disebabkan oleh menurunnya kualitas air pada tambak udang. Itulah mengapa manajemen pengelolaan air tambak udang menjadi penting. Parameter kualitas air yang perlu diperhatikan adalah suhu, kecerahan, dan kekeruhan.
Dengan manajemen pengelolaan air tambak yang baik, Bapak/Ibu dapat mengatasi kekeruhan pada tambak. Jika kekeruhan air dibiarkan, kandungan padatan tersuspensi dari bahan organik akan meningkat sehingga hasil suspensi berbentuk butiran halus dapat melekat pada insang udang dan membuatnya sulit bernafas.
Penyebab & Bahaya Air Tambak Menjadi Keruh
Udang pada umumnya lebih sering berada di dasar tambak dan sangat sensitif terhadap tingkat kekeruhan yang tinggi (bahan organik). Kekeruhan yang tinggi dapat disebabkan oleh bahan organik (akibat tingginya padatan suspensi pada perairan). Padatan suspensi yang menyebabkan tingginya bahan organik disebabkan oleh partikel melayang yang terdiri dari komponen biotik seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, dan fungi. Komponen abiotik terdiri dari cangkang plankton (partikel silika), detritus, serta bahan anorganik seperti pasir, dan lumpur.
Jika dibiarkan, penimbunan bahan organik akan mengganggu pernafasan udang. Penumpukan bahan organik yang tebal dalam jumlah besar juga bisa menjadi sarang bagi vibrio dan bakteri merugikan lainnya. Selain itu, bahan organik yang berlebihan akan mengeluarkan gas-gas beracun pada saat proses dekomposisi (pembusukan) dan mengubah warna air tambak menjadi kecoklatan. Jika terus dibiarkan, maka akan mengakibatkan penurunan oksigen terlarut dan sinar matahari tidak dapat mencapai dasar kolam. Kemampuan cahaya matahari menembus air disebabkan oleh keadaan yang beragam yaitu penyerapan cahaya di atmosfer, sudut datangnya sinar dan tingkat kekeruhan.
Cara Menjernihkan Air Tambak yang Keruh
Pada dasarnya, proses penjernihan air berfungsi untuk menghilangkan zat racun yang terdapat pada perairan tambak udang. Standar persyaratan perairan yang aman untuk udang adalah kualitas air yang baik. Berikut ini beberapa cara untuk menjernihkan air tambak yang keruh, yaitu:
- Menerapkan alkalinitas tinggi sebesar 40 mg/L pada perairan tambak. Jika perairan tambak udang memiliki alkalinitas yang rendah, yaitu kurang dari 30 mg/L, Petambak dapat memberikan kapur pertanian dengan takaran 2.000-3.000 kg/ha.
- Menggunakan koagulan (bahan kimia yang dibutuhkan untuk proses pengendapan partikel kecil) untuk menghilangkan kekeruhan dalam jumlah besar pada perairan tambak. Koagulan berperan dalam pengolahan proses kimia fisik dari pencampuran bahan limbah, lalu menghilangkan partikel-partikel yang terdapat di dalamnya. Koagulan yang umum digunakan Petambak dalam budidaya udang adalah gipsum (kalsium sulfat) dan tawas (berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air).
- Melakukan penanganan menjernihkan air tambak dengan menampung air di dalam tandon untuk mengendapkan partikel lumpur dan menetralisir bahan bersifat gas.
Konsultasi Cara Menjernihkan Air Tambak di Konsultasi Budidaya!
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Ketiga cara di atas dapat diterapkan pada tambak budidaya Bapak/Ibu untuk menjernihkan air tambak yang keruh. Untuk informasi lebih detail terkait cara mengatasi air tambak yang keruh, Bapak/Ibu dapat konsultasi dengan ahlinya melalui fitur Konsultasi Budidaya di eFarm.
eFarm merupakan aplikasi manajemen budidaya udang yang menyediakan berbagai solusi untuk budidaya Bapak/Ibu hanya dalam satu genggaman, dengan fitur seperti Konsultasi Budidaya dimana Bapak/Ibu bisa berdiskusi secara langsung dengan ahli atau praktisi budidaya udang.
Dapatkan solusi mudah menjernihkan air tambak di eFarm! Tunggu apa lagi? Dapatkan panen yang optimal dengan berkonsultasi sekarang di aplikasi eFarm!
Nabilla Anggi - Magister Budidaya Perairan
Nabilla merupakan lulusan sarjana dan magister budidaya perairan serta memiliki pengalaman di dunia perikanan baik hatchery maupun pembesaran
Pertanyaan Seputar Cara Menjernihkan Air Tambak yang Keruh
Tingkat kekeruhan tinggi diakibatkan oleh penimbunan bahan organik mentah. Penimbunan ini akan mengganggu pernafasan udang budidaya, bahkan menjadi tempat bersarangnya vibrio dan bakteri lainnya yang merugikan udang. Selain itu, bahan organik yang berlebihan akan mengeluarkan gas-gas beracun pada saat proses dekomposisi (pembusukan) yang membuat warna air tambak menjadi kecoklatan.
Untuk menjernihkan air tambak yang keruh, Bapak/Ibu bisa menerapkan alkalinitas tinggi pada perairan tambak, menggunakan koagulan, atau menampung air dalam tandon.
- Claude E. 2012. Turbidity Removal From Pond Waters. USA.
- Suhendar, D. T., S. I. Sacheoemar dan A. B. Zaidy. 2020. Hubungan kekeruhan terhadap materi partikulat tersuspensi (MPT) dan kekeruhan terhadap klorofil dalam tambak udang. Journal of Fisheries and Marine Research. 4 (3): 332-338.
- Wahid A. 2014. Studi Parameter Kualitas Fisika Air Bagi Peruntukan Usaha Budidaya Ikan Dan Udang (Studi Kasus Tambak Kuricddi). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Makassar.
- Widodo B, Any J, Bambang S, Galis A. 2020. Penerapan Manajemen Kontrol Kualitas Air Tambak Udang Vannamei Di Desa Poncosari, Srandakan, Bantul Untuk Meningkatkan Skill Dan Tingkat Ekonomi Petambak. Prosiding Seminar Nasional seri 7. Menuju Masyarakat Madani dan Lestari. 153-165.