Menetaskan telur ikan nila adalah salah satu tahap penting dalam pembenihan ikan. Proses ini cukup krusial dalam menentukan keberhasilan budidaya ikan nila. Bapak/Ibu perlu memastikan bahwa penetasan telur ikan nila harus dilakukan dengan cara yang tepat dan hati-hati.
Jika tidak, induk ikan nila bisa mengeluarkan telur dari mulutnya, sehingga telur dapat tercecer dan sulit dikumpulkan. Bapak/Ibu juga perlu melakukan perlakuan yang tepat, agar telur yang baru dikeluarkan dari mulut induk tetap dalam kondisi baik.
Sebagai Pembudidaya profesional maupun pemula, Bapak/Ibu perlu melengkapi wawasan tentang ciri-ciri telur ikan nila yang berkualitas dan bagaimana cara menetaskan telur ikan nila. Simak ulasannya di sini!
Ciri-Ciri Telur Ikan Nila yang Baik & Buruk
Dalam sekali memijah, ikan nila betina bisa mengeluarkan telur sebanyak 300-800 butir, tergantung pada ukuran tubuh induk ikan nila. Telur ikan nila yang berkualitas baik berwarna kekuningan dengan diameter 2,8 mm, terapung di permukaan, tidak lengket, berbentuk bulat, dan terdapat inti telur.
Sedangkan telur ikan nila yang buruk, memiliki ciri-ciri berwarna putih susu dan tenggelam di dasar permukaan. Perlu diketahui bahwa telur ikan nila rentan terhadap serangan jamur. Jika telur yang telah menetas dibalut jamur, kualitasnya akan menjadi buruk dan tidak akan menetas, kemudian membusuk.
Telur yang baik diperoleh dari induk yang sehat dan tidak cacat. Telur yang baik menghasilkan benih yang sehat, pertumbuhan benih cepat, dan tahan terhadap penyakit. Telur ikan nila yang tidak baik akan menghasilkan benih ikan yang tidak sehat, cacat, pertumbuhan lambat, dan mudah terserang oleh penyakit.
Penyebab Telur Ikan Nila Tidak Menetas
Ikan nila bisa menghasilkan telur berkisar 300-800 butir dalam sekali memijah tergantung dari ukuran indukan. Ikan nila dapat memijah 4 kali dalam setahun, bahkan bisa lebih jika dilakukan dengan intens dan jika induk betina berumur ± 8 bulan hingga 3 tahun.
Meskipun telur ikan nila cukup banyak, tidak semua telur ikan akan menetas. Walaupun Bapak/Ibu sudah melakukan langkah-langkah menetaskan telur nila yang baik dan benar, telur nila yang gagal menetas mungkin saja terjadi.
Berikut ini penyebab telur nila tidak menetas.
1. Telur Belum Matang
Telur-telur dalam perut induk betina memiliki tingkat kematangan gonad (TKG). Apabila telur ikan nila masih muda, maka dapat mengakibatkan telur tidak menetas.
2. Kualitas Air Menurun
Kualitas air yang baik dapat mempercepat proses penetasan telur ikan nila. Sebaliknya, air yang kualitasnya buruk dan mengandung logam berat bisa menyebabkan kematian pada telur ikan nila.
Bapak/Ibu disarankan untuk tetap menjaga kualitas air agar tetap bersih dan jernih, sehingga penetasan telur dapat dilakukan dengan benar dan menghasilkan benih berkualitas baik.
3. Suhu Terlalu Tinggi
Suhu adalah salah satu faktor penting dalam daya tetas telur ikan nila. Suhu air optimal bagi budidaya ikan nila adalah 25-30℃. Apabila suhu dalam penetasan telur > 33℃, maka akan menurunkan daya tetas telur. Sebaliknya pada suhu yang lebih rendah, penetasan telur bisa terhambat.
4. Telur Kadaluarsa
Induk nila betina sudah matang gonad tapi tidak segera dibuahi oleh sel sperma indukan jantan, sehingga saat pemijahan telur sudah memasuki masa kadaluarsa atau telur tersebut sudah tua.
5. Serangan Jamur
Telur ikan nila memiliki kandungan protein cukup tinggi yang disukai jamur. Hal tersebut mengakibatkan jamur menempel pada telur ikan nila, sehingga dapat mengakibatkan kegagalan dalam penetasan telur.
Ciri-ciri telur yang berjamur adalah munculnya benang halus berwarna putih seperti kapas. Telur yang terserang jamur akan membusuk dan mati.
6. Sel Sperma Indukan Jantan Belum Siap Membuahi
Dalam proses pemijahan, indukan jantan yang belum siap membuahi akan mengakibatkan kegagalan dalam penetasan telur, sehingga telur sulit menetas secara maksimal.
Cara Menetaskan Telur Ikan Nila
Proses penetasan telur ikan nila perlu dilakukan dengan hati-hati. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalkan rendahnya daya tetas telur yang menyebabkan sedikitnya benih ikan nila yang akan didapatkan. Penetasan telur ikan nila dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode konvensional dan metode intensif (menggunakan corong penetasan).
Pada metode konvensional, induk nila yang bertelur akan menetas setelah 4-6 hari setelah pembuahan. Telur yang telah menetas tidak langsung dilepaskan oleh induknya, melainkan tetap di mulutnya.
Kuning telur larva akan habis setelah berumur 5-7 hari. Setelah kuning telur habis, larva akan mencari makanan di sekitarnya dan induk ikan nila akan tetap menjaga dengan mengikuti kelompok larva berenang.
Induk betina akan melepas larva ikan nila jika sudah dapat berenang dan aman dari hewan lain. Jika keadaan lingkungan kurang aman, induk ikan nila akan menghisap kembali larvanya. Secara keseluruhan, proses ini berlangsung selama 18 hari.
Setelah Bapak/Ibu mengetahui cara menetaskan telur ikan nila dengan metode konvensional, saatnya Bapak/Ibu mengetahui cara menetaskan telur ikan dengan menggunakan corong penetasan. Berikut ulasannya:
1. Pemanenan Telur
Panen telur dilakukan dengan cara menurunkan volume air kolam hingga ketinggian maksimal 10-20 cm. Panen telur dilakukan pada hari ke-9 setelah pembuahan.
Bapak/Ibu perlu melakukan panen telur dengan hati-hati agar induk ikan nila tidak merasa terancam. Apabila induk ikan merasa dalam bahaya, dikhawatirkan induk mengeluarkan telur di sembarang tempat sehingga menyulitkan Pembudidaya dalam mengumpulkan telur ikan nila.
2. Tangkap Induk Satu per Satu
Bapak/Ibu perlu menangkap induk satu per satu untuk mengambil telur ikan. Sebelum menangkap induk ikan, Bapak/Ibu perlu mempersiapkan saringan untuk mempermudah menangkap indukan nila. Saringan yang digunakan adalah saringan kasar yang berfungsi untuk menangkap induk dan saringan halus untuk menampung telur ikan nila.
3. Pengambilan Telur dari Indukan Betina
Proses pengambilan telur dari indukan betina dilakukan dengan cara memegang bagian kepala ikan. Pada saat bersamaan salah satu jari tangan membuka mulut dan menutup insang ikan nila.
Setelah itu, Bapak/Ibu dapat menutup insang lalu menyiram bagian mulut ikan menggunakan air, sehingga telur dapat keluar. Kemudian, telur-telur tersebut ditampung dalam wadah yang sudah disediakan. Bapak/Ibu harus melakukan proses ini dengan hati-hati untuk meminimalkan gerakan induk ikan, sehingga telur tidak berceceran.
Bapak/Ibu perlu memastikan bahwa telur yang sudah ditampung di wadah jangan sampai terkena sinar matahari langsung. Selain itu, pastikan telur selalu bergerak karena telur ikan rentan akan kematian.
4. Penetasan Telur
Telur yang diperoleh dari induk ikan dapat Bapak/Ibu bersihkan sebelum memasukkannya ke dalam corong penetasan. Pastikan corong penetasan terlindungi dari air hujan dan terik matahari secara langsung untuk mencegah tumbuhnya jamur.
Pada corong penetasan terdapat pipa pemasukan dan pengeluaran air. Pipa pemasukan terdapat di dasar corong penetasan, sedangkan pipa pengeluaran terletak di bagian atas corong tetas.
Cara kerja dari corong penetasan adalah dengan mengalirkan air dari bak penampungan air (dengan bantuan pompa air) masuk ke dalam masing-masing corong melalui selang dan pipa paralon.
Air yang masuk ke dalam corong akan menghasilkan arus yang dapat menggerakkan telur, sehingga telur yang ada di dalam corong penetasan akan berputar secara terus menerus.
Bapak/Ibu perlu menjaga suhu corong penetasan pada kisaran 28-30 ℃. Dengan suhu ideal, telur ikan dapat menetas dalam 1-3 hari. Kemudian, air dalam kolam penetasan dapat Bapak/Ibu berikan metil blue untuk mencegah infeksi bakteri.
5. Pemanenan Larva
Telur yang sudah menetas dan menjadi larva akan berenang mengikuti arus air dari corong penetasan ke bak penampungan. Setelah itu, Bapak/Ibu dapat melakukan proses pemanenan larva ikan nila.
Penetasan telur sistem corong adalah teknologi yang sederhana, namun sangat efektif dalam meningkatkan daya tetas telur atau hatching rate (HR) dan kelangsungan hidup benih ikan nila di atas 90-95% (dengan kondisi telur teraduk dengan baik), dibandingkan pembenihan sistem konvensional hanya sebesar 30-50%.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tetas Telur
Pembenihan ikan nila memegang peranan penting dalam kebutuhan benih, terutama dalam proses penetasan telur. Permasalahan yang dihadapi dalam penetasan ikan nila adalah daya tetas telur yang masih rendah dan tingkat survival rate (SR) juga masih rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi daya tetas telur ikan. Berikut ulasannya:
1. Kualitas Telur
Faktor pertama yang mempengaruhi daya tetas telur adalah kualitas telur itu sendiri, seperti berat telur, bentuk telur, keutuhan kulit telur, kualitas kulit telur, dan kebersihan kulit telur.
Kualitas telur juga dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan pada induk dan tingkat kematangan telur.
2. Lingkungan
Kondisi lingkungan seperti kualitas air mempengaruhi daya tetas telur. Kisaran suhu untuk penetasan telur ikan nila berkisar 27-30℃ dan suhu optimal untuk penetasan telur adalah ± 29℃. Selain itu, pH optimal untuk penetasan telur ikan nila berkisar 6,5-8,5.
3. Gerakan Air
Faktor lainnya adalah gerakan air yang terlalu kuat. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya benturan yang keras di antara telur atau benda lainnya, sehingga mengakibatkan telur pecah.
Kembangkan Bisnis Budidaya Ikan Nila dengan Dukungan dari Kabayan!
Penetasan telur ikan nila dapat menentukan keberhasilan budidaya. Kabar baiknya adalah kini budidaya ikan nila bisa lebih mudah dengan aplikasi eFisheryKu
eFisheryKu adalah aplikasi yang dibuat untuk membantu Bapak/Ibu memajukan bisnis budidaya ikan. Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai fitur untuk mendukung proses budidaya, seperti akses ke lembaga keuangan yang terpercaya, terdaftar, dan diawasi oleh OJK, melalui Kabayan (Kasih, Bayar Nanti).
Dengan adanya Kabayan, Bapak/Ibu bisa mendapat pakan, benih, dan sarana produksi lainnya yang bisa dibayar setelah panen. Keuntungan menggunakan Kabayan lainnya adalah proses cepat, bunga rendah, persyaratan mudah, akad perjanjian bisa secara syariah, pemesanan pakan atau saprokan melalui aplikasi, serta promo menarik lainnya. Pengajuan Kabayan pun juga mudah, Bapak/Ibu dapat mendaftar melalui aplikasi eFisheryKu.
Tunggu apa lagi? Nikmati berbagai kebermanfaatan Kabayan dengan mengisi form di bawah ini!
Dapatkan Akses ke Lembaga Finansial yang Terpercaya, Terdaftar & Diawasi OJK!
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Pertanyaan Seputar Cara Menetaskan Telur Ikan Nila
Penetasan telur ikan nila dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode konvensional dan dengan menggunakan corong penetasan.
Waktu penetasan telur ikan nila kurang lebih 4-6 hari setelah pembuahan. Telur-telur tersebut akan menetas secara bersamaan dan menjadi larva.
Induk nila betina akan mengasuh larvanya selama 18 hari. Induk betina melepas larva jika sudah dapat berenang dan aman dari hewan lain. Jika keadaan lingkungan kurang aman, induk ikan nila akan menghisap kembali larvanya.
Ada banyak faktor yang menyebabkan telur ikan nila tidak menetas, seperti telur belum matang, telur kadaluarsa, kualitas air menurun, suhu tinggi, serangan jamur, dan sel sperma induk jantan belum siap membuahi.
- https://www.djpb.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/541/PASTIKAN-PASOKAN-BENIH-KKP-KEMBANGKAN-TEKNOLOGI-CORONG/?category_id=14
- https://id.scribd.com/document/540549795/Penetasan-Telur-Ikan-Nila-Menggunakan-Corong-Penetasan
- https://www.dictio.id/t/apa-yang-menyebabkan-telur-ikan-gagal-menetas/106383
- https://kkp.go.id/djpb/infografis-detail/12150-penetasan-telur-ikan-nila-sistem-corong