kerugian budidaya ikan lele
kerugian budidaya ikan lele

5 Cara Tepat dan Cermat Mencegah Kerugian Budidaya Ikan Lele

Mengetahui terlebih dahulu potensi-potensi kerugian budidaya ikan lele sebelum memulainya merupakan suatu keuntungan bagi Bapak/Ibu. Hal ini dikarenakan Bapak/Ibu bisa lebih waspada dan berhati-hati akan kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Apalagi, jika Bapak/Ibu juga mengetahui cara pencegahan dan penanggulangannya.

Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui 5 potensi kerugian budidaya ikan lele serta cara penanggulangannya!

Macam-Macam Kerugian Budidaya Ikan Lele dan Cara Mengatasinya

1. Kenaikan Harga Pelet yang Tidak Terduga

kenaikan harga pelet ikan
Sumber: eFishery

Harga pelet ikan, termasuk pelet ikan lele, bisa naik sewaktu-waktu dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini bisa menjadi salah satu kendala serius jika di tengah-tengah siklus budidaya lele Bapak/Ibu tidak mempunyai modal lebih untuk mengikuti peningkatan harga pelet. Untuk mengatasi kenaikan harga pelet yang seringkali tidak terduga ini, Bapak/Ibu bisa menyiapkan dana darurat, mengganti pelet dengan pakan alami, atau membeli pakan untuk 1 siklus di awal budidaya.

2. Ancaman Hama

ancaman hama
Sumber: Kompas

Dalam budidaya lele, hama yang sering mengintai adalah musang, lintah, kucing, katak, belut, dan ular. Bahkan, sesama ikan seperti gabus dan mujair juga dikategorikan sebagai hama bagi ikan lele karena gabus dan mujair bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air. Namun, hama bisa ditanggulangi dengan pemasangan pagar di pinggir kolam, jaring di jalan masuk & keluar air, serta paranet untuk menutupi kolam.

3. Seringnya Terjadi Kematian Larva

kematian larva ikan
Sumber: University of Wisconsin Green Bay

Kerugian yang wajib Bapak/Ibu hindari selanjutnya adalah kematian larva ikan lele yang seringkali terjadi. Ketika mati, larva ikan lele yang telah memiliki organ lengkap akan terkapar di permukaan kakaban, dasar kolam, atau hapa. Larva lele yang sudah mati kerap kali menimbulkan bau busuk di air kolam yang mengganggu kehidupan larva lain.

Biasanya, kematian larva ini disebabkan oleh induk jantan & betina yang belum cukup umur ketika dipijahkan, kualitas air yang kurang baik, serta kandungan oksigen dalam air yang rendah. Namun, biasanya hal ini hanya terjadi kepada lele sangkuriang saja. 

Untuk mengatasinya, Bapak/Ibu bisa melakukan pencegahan awal dengan menggunakan induk yang sudah cukup umur saat proses pemijahan. Bagi lele, induk yang sudah cukup umur adalah induk jantan berumur 10 bulan dan betina berumur 12 bulan. Selain itu, Bapak/Ibu juga bisa memberi aliran air pada kolam penetasan telur untuk membuang bau air akibat telur yang tidak menetas. Hal ini dikarenakan aliran air dapat meningkatkan kandungan oksigen yang bisa membantu tumbuh kembang telur dan larva ikan lele.

4. Kumis Buntung

kumis lele buntung
Sumber: Edubio

Buntungnya kumis pada lele sangat berbahaya karena bisa mengurangi hasrat nafsu makannya. Peristiwa kumis lele buntung dapat disebabkan oleh persiapan kolam yang kurang baik, sehingga kondisi air kolam kurang cocok bagi kehidupan lele. Selain itu, kumis lele yang buntung juga bisa disebabkan oleh jumlah kotoran dan sisa pakan dalam kolam yang menumpuk, sehingga menimbulkan bau air dan menjadi sarang dari berbagai penyakit.

Untuk mengatasi ini, Bapak/Ibu bisa melakukan persiapan kolam yang baik dengan melakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan mengeringkan kolam selama beberapa hari, dan menaburkan dasar kolam dengan pupuk dan dedak ketika kolam sudah kering. Selain itu, penyakit kumis buntung juga bisa diatasi dengan mengganti sebagian air kolam dengan air baru, namun air yang dibuang harus air dari dasar kolam.

5. Penebaran Bibit yang Tidak Tepat

penebaran bibit lele
Sumber: Suara Merdeka

Angka kematian bibit yang tinggi seringkali disebabkan oleh Pembudidaya yang mengalami kegagalan saat proses penebaran. Namun, kematian tersebut sebetulnya bisa diminimalisir dengan menebar bibit yang berukuran minimal 5–6 cm hingga 10–12 cm. Selain ukurannya yang tepat, bibit yang digunakan juga harus unggul, sehat, dan tidak sakit.

Selain kualitas bibit, Bapak/Ibu juga harus memperhatikan cara penebarannya. Bibit yang ditebar harus dipuasakan selama 6–8 jam terlebih dahulu agar tidak mabuk dan muntah. Lalu,  bibit juga harus diserok secara hati-hati dan direndam dengan air garam selama 3 menit.

Jual Hasil Panen dengan Pasti Hanya di Lapak Ikan di eFisheryKu!

Jual ikan lele hasil panen Bapak/Ibu dengan lebih mudah dan cepat secara online di Lapak Ikan, salah satu fitur di aplikasi eFisheryKu yang bisa memudahkan Bapak/Ibu untuk menjual berbagai jenis ikan, termasuk ikan lele, langsung dalam jumlah banyak tanpa melalui perantara.

Selain fitur Lapak Ikan, di eFisheryKu Bapak/Ibu juga bisa beli/sewa eFeeder, mendapatkan akses ke institusi finansial yang diawasi OJK, dan membeli pakan berkualitas untuk budidaya ikan.

Yuk, download eFisheryKu dan registrasi sekarang untuk dapat banyak keuntungan dengan klik tombol di bawah ini!

  • https://nuansatani.com/7-permasalahan-dalam-budidaya-ikan-lele-sangkuriang/
  • http://bptpb.jogjaprov.go.id/pengendalian-hama-dan-penyakit-ikan-lele/#:~:text=Dalam%20beternak%20lele%2C%20hama%20merupakan,musang%2C%20linsang%2C%20dan%20ular
  • https://www.pertanianku.com/cara-mengatasi-permasalahan-budidaya-lele-yang-sering-terjadi/