budidaya ikan patin di kolam terpal
budidaya ikan patin di kolam terpal

Tips & Trik Sukses Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal

Banyak Pembudidaya tertarik untuk memulai budidaya ikan patin di kolam terpal karena bisa menghemat biaya budidaya. Pembuatan kolam terpal tidak memakan banyak biaya seperti biaya pembuatan kolam tanah dan kolam beton. Walaupun tidak memakan banyak biaya, beberapa jenis terpal bisa Bapak/Ibu gunakan hingga 5 tahun, lho!

Selain itu, kolam terpal juga terkenal sangat efisien dan tidak meninggalkan kerusakan pada tanah setelah siklus budidaya berakhir. Penasaran dengan analisis, cara, dan tips budidaya ikan patin di kolam terpal? Yuk, simak artikel ini sampai habis!

Analisis Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal 

Setelah mengetahui prospek bisnis ikan patin, saatnya Bapak/Ibu untuk melakukan analisa budidaya ikan patin di kolam terpal. Dalam budidaya ikan patin, ada 2 jenis modal yang harus disiapkan, yaitu modal yang hanya dikeluarkan di awal budidaya dan modal yang dikeluarkan setiap bulannya.

Berbicara tentang modal, salah satu modal yang wajib Bapak/Ibu siapkan adalah modal untuk kolam atau media budidaya. Ukuran kolam ikan patin 1.500 ekor yang ideal adalah 80 m2. Yuk, lihat harga kolam dengan ukuran tersebut dan rincian modal awal lainnya!

modal budidaya ikan patin
Tabel Modal Awal Budidaya Ikan Patin

Selain biaya di atas, ada biaya yang harus Bapak/Ibu keluarkan setiap bulannya. Waktu yang Bapak/Ibu butuhkan untuk memanen ikan patin dari awal siklus budidaya adalah 6 bulan. Yuk, lihat tabel di bawah untuk tahu jumlah yang harus dikeluarkan selama 6 bulan budidaya ikan patin!

biaya bulanan budidaya ikan patin
Tabel Biaya Bulanan Budidaya Ikan Patin

Jadi Bapak/Ibu memerlukan modal sebesar Rp11.330.000 untuk membudidayakan 1.500 ekor ikan patin. Lalu berapa keuntungan budidaya ikan patin di kolam terpal yang dapat diperoleh?

Dalam jangka waktu 6 bulan, ikan patin sudah dapat dipanen dengan berat pada kisaran 1 kg. Bila kita asumsikan keberhasilan budidaya 85%, jumlah ikan patin yang dapat dipanen yaitu sebanyak 1.275 ekor. Maka, berat total ikan patin yang dapat Bapak/Ibu panen adalah 1.275 kg. 

Jika Bapak/Ibu menjual ikan patin di pasaran dengan harga Rp30.000 per Kg, maka Bapak/Ibu dapat menghasilkan keuntungan Rp38.250.000 dalam sekali panen. 

Total Bobot IkanHarga per KgTotal Keuntungan
1.275Rp30.000Rp38.250.000

Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal

kelebihan dan kekurangan budidaya ikan patin di kolam terpal
Sumber: Pupuk Nasa

Kolam terpal adalah jenis kolam yang paling membutuhkan sedikit biaya dibanding kolam tanah dan kolam beton. Jenis kolam ini cocok untuk Pembudidaya pemula yang memiliki modal minim dan lahan yang kecil karena tidak terlalu memakan tempat. Kendati demikian, ada beberapa kelebihan dan kekurangan kolam terpal yang perlu Bapak/Ibu pertimbangkan sebelum menggunakannya.

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan kolam terpal sebagai kolam budidaya ikan patin:

Kelebihan:

  • Tingkat keberlangsungan hidup ikan mencapai 80%
  • Pembudidaya bisa memantau kondisi pertumbuhan dan perkembangan ikan dengan mudah
  • Dapat dibangun di lokasi yang sempit
  • Biaya pembuatan kolam murah
  • Tidak meninggalkan bau lumpur pada ikan patin
  • Lebih mudah dibersihkan

Kekurangan:

  • Mudah bocor
  • Mudah roboh dan hancur

Cara Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal

Berbeda dengan kolam tanah dan kolam beton, cara budidaya ikan patin di kolam terpal dilakukan dengan khusus demi bisa membuat ikan patin tumbuh dengan baik. Berikut adalah cara-caranya:

1. Persiapan Kolam

Persiapan kolam adalah salah satu faktor penting dalam budidaya ikan patin. Hal ini dikarenakan kolam yang buruk dapat menjadi tempat bersarangnya penyakit bagi ikan. Sebelum memulai siklus budidaya ikan patin di kolam terpal, baiknya Bapak/Ibu memastikan sistem saluran air, pH, kualitas air, dan lainya dapat berjalan dengan baik.

Panjang terpal yang digunakan untuk membuat kolam adalah 8-12 m dengan lebar 6- 8 m. Ukuran ini akan menghasilkan kolam terpal dengan panjang 8-10 m, lebar 4-6 m, dan kedalaman sekitar 1 m. 

Setelah itu, Bapak/Ibu bisa meratakan lahan yang akan digunakan sebagai alas kolam menggunakan cangkul dan menebarkan pasir dengan ketebalan 10 cm. Sebagai penyangga agar tetap kokoh, gunakan tiang ataupun anyaman bambu pada pojok kolam terpal. Kemudian, pasang terpal pada penyangga tersebut hingga membentuk persegi panjang.

2. Pemilihan dan Penebaran Bibit Ikan Patin

Tidak semua bibit ikan patin yang dijual di pasar bibit mempunyai kualitas yang bagus. Ada bibit unggul yang tumbuh dengan cepat dan ada bibit kurang unggul yang tumbuh dengan lambat. Berikut adalah ciri-ciri bibit ikan patin kualitas unggul:

  • Ukuran kepala dan badan yang seimbang
  • Bergerak lincah
  • Warna tubuh cerah
  • Bibit dari indukan yang berkualitas dan bersertifikasi

Setelah mendapatkan bibit unggul, selanjutnya tahap penebaran bibit dimulai. Namun sebelum bibit ditebar, pastikan air kolam telah ditumbuhi plankton yang nantinya akan menjadi pakan alami ikan patin.

Sebelum menebar bibit, Bapak/Ibu juga perlu memasukkan kantong plastik berisi benih yang masih terikat ke dalam kolam selama 15 hingga 20 menit untuk menyesuaikan suhu. Kemudian, buka ikatan kantong secara perlahan dan pastikan kolam tidak terlalu padat. Lakukan penebaran benih di sore hari saat sinar matahari tidak terlalu terik.

3. Pemberian Pakan

Pemberian pakan merupakan faktor yang penting dalam proses budidaya ikan patin. Pakan yang bernutrisi akan meningkatkan kualitas dan kecepatan pertumbuhan ikan patin. Dalam budidaya ikan patin, ada 2 jenis pakan yang bisa Bapak/Ibu pilih untuk gunakan. Kedua jenis pakan tersebut adalah pakan alami dan pakan buatan. Untuk budidaya intensif, biasanya banyak Pembudidaya menggunakan pakan buatan yang berupa pelet karena bisa mempercepat pertumbuhan ikan.

Selain memilih jenis pakan, pengaturan frekuensi dan dosis pakan yang diberikan juga harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap perkembangan ikan patin. Jika jumlah pakan yang terlalu banyak, pakan akan mengendap di dasar kolam dan bisa meracuni ikan.

Berikan pelet pada ikan patin dengan komposisi ¾ dari bobot tubuh ikan. Frekuensi pemberian pakan pada bibit ikan patin adalah 4-5 kali sehari. Sedangkan, frekuensi pemberian pakan pada ikan patin dewasa adalah 3 kali sehari.

4. Pemanenan Ikan Patin

Ikan patin biasanya sudah siap dipanen setelah 5-6 bulan dibudidayakan. Sebelum proses pemanenan, pastikan Bapak/Ibu sudah mempunyai calon pembeli yang siap untuk menerima ikan patin ketika selesai dipanen. Hal ini dikarenakan ikan patin yang masih dalam bentuk segar dan hidup dihargai lebih mahal dan lebih disukai konsumen. Untuk memanen ikan patin, perhatikan cara berikut:

  • Sisakan volume air di kolam hingga 1/3 bagian.
  • Siapkan jaring untuk menangkap ikan patin.
  • Panen ikan dengan hati-hati agar tidak ada luka pada tubuhnya.
  • Segera masukkan hasil panen kedalam air segar.
  • Gunakan air dengan suhu 20 °C di dalam kantong plastik transparan untuk menjaga kesegaran ikan patin
  • Tambahkan oksigen ke dalam kantong agar ikan dapat tetap hidup.

Setelah itu, ikan pun siap untuk didistribusikan ke pelanggan!

Tips Sukses Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal 

Salah satu tips budidaya ikan patin di kolam terpal agar sukses adalah pengelolaan kualitas air kolam yang baik dan benar. Pengelolaan air dilakukan dengan mengganti air secara rutin sebanyak 1x dalam 2-3 minggu untuk membuang sisa makanan dan feses ikan.

Penggantian air dilakukan secara bertahap dengan membuang 1/3 air di dasar kolam. Setelah itu, segera tambahkan air bersih secara perlahan saat volume mulai berkurang. Pengelolaan air juga harus dilakukan secara intensif pada musim kemarau karena air akan lebih cepat menguap pada musim ini.

Selain melakukan pengelolaan air yang baik dan benar, Bapak/Ibu juga harus pintar dalam memilih jenis terpal yang akan dipakai. Untuk membuat kolam terpal, gunakan terpal plastik dengan ketebalan A5/A6. Dengan jenis ketebalan tersebut, kolam terpal bisa bertahan hingga 5 tahun. Jadi, Bapak/Ibu tidak perlu mengeluarkan biaya pembangunan kolam lagi untuk beberapa siklus budidaya ke depan.

Kabayan, Rahasia Sukses Bisnis Budidaya Ikan Patin

Bagi Bapak/Ibu yang ingin mengembangkan bisnis budidaya ikan patin, kabar baiknya kini budidaya ikan patin bisa lebih mudah dengan aplikasi eFisheryKu

eFisheryKu adalah aplikasi yang dibuat untuk membantu Bapak/Ibu memajukan bisnis budidaya ikan. Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai fitur untuk mendukung proses budidaya, seperti akses ke lembaga keuangan yang terpercaya, terdaftar, dan diawasi oleh OJK, melalui Kabayan (Kasih, Bayar Nanti).

Dengan adanya Kabayan, Bapak/Ibu bisa mendapat pakan, benih, dan sarana produksi lainnya yang bisa dibayar setelah panen. Keuntungan menggunakan Kabayan lainnya adalah proses cepat, bunga rendah, persyaratan mudah, akad perjanjian bisa secara syariah, pemesanan pakan atau saprokan melalui aplikasi, serta promo menarik lainnya. Pengajuan Kabayan pun juga mudah, Bapak/Ibu dapat mendaftar melalui aplikasi eFisheryKu.

Tunggu apa lagi? Nikmati berbagai kebermanfaatan Kabayan dengan mengisi form di bawah ini!

Dapatkan Akses ke Lembaga Finansial yang Terpercaya, Terdaftar & Diawasi OJK!

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Pertanyaan Seputar Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal

Ikan patin yang dibudidayakan di kolam terpal bisa dipanen setelah 5-6 bulan masa budidaya.

Bisa, ikan patin bisa dibudidayakan di kolam terpal. Selain kolam terpal, ikan patin juga bisa dibudidayakan di kolam tanah dan kolam beton.

  • https://www.minapoli.com/info/cara-budidaya-ikan-patin-di-kolam-terpal-cocok-untuk-pemula
  • https://berita.99.co/budidaya-ikan-patin-di-kolam-terpal/
  • https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-ikan-patin-di-kolam-terpal