tips budidaya di keramba nila jaring apung
tips budidaya di keramba nila jaring apung

Tips Sukses Budidaya di Keramba Ikan Nila Jaring Apung

Keramba ikan nila adalah wadah budidaya berupa kandang yang ditempatkan pada perairan terbuka, seperti danau, sungai, waduk, dan lainnya. Dengan menggunakan keramba, Bapak/Ibu tidak perlu melakukan pembukaan lahan untuk budidaya. 

Dengan demikian, menggunakan keramba atau yang sering disebut Keramba Jaring Apung (KJA) dapat memperluas wilayah budidaya karena dilakukan di perairan terbuka dan berpotensi untuk dikembangkan. Sehingga, penggunaan KJA dapat meningkatkan produktivitas budidaya ikan nila karena dapat dilakukan dengan kepadatan tinggi yang tidak melebihi daya dukung perairan.

Dengan demikian, keuntungan yang bisa Bapak/Ibu dapatkan akan menjadi lebih maksimal. Untuk itu, yuk simak tips sukses budidaya ikan nila di keramba jaring apung (KJA) di sini!

Keuntungan Budidaya Ikan Nila di KJA

Perairan umum air tawar, seperti danau, waduk, rawa, dan sungai berpotensi untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya ikan nila dengan sistem KJA. Budidaya ikan nila di KJA terbilang lebih menguntungkan dibandingkan dengan budidaya di kolam maupun tambak. Adapun berbagai keuntungan yang bisa Bapak/Ibu dapatkan jika melakukan budidaya ikan nila di KJA, sebagai berikut:

pasar nila hitam
Sumber: Tilapia Depot

1. Wilayah Budidaya Luas

Dengan menggunakan KJA, Bapak/Ibu bisa memperluas wilayah budidaya ikan nila ke perairan yang lebih luas, seperti danau dan sungai. Dengan wilayah budidaya yang luas, maka dapat memungkinkan untuk meningkatkan produksi ikan secara signifikan.

2. Padat Tebar Tinggi

Salah satu keuntungan budidaya ikan nila dengan KJA adalah ikan dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi, akan tetapi jumlah benih yang ditebar harus di bawah daya dukung lingkungan. Selain itu, Bapak/Ibu tidak perlu khawatir ikan kekurangan oksigen, karena budidaya sistem KJA memiliki badan perairan luas, sehingga oksigen untuk ikan selalu tercukupi.

3. Menjaga Benih dari Predator

Pada kolam tanah, sering kali ditemukan hama predator yang memakan benih ikan, seperti ular, belut, dan lainnya. KJA dapat meminimalisir benih tersebut untuk dimangsa oleh predator karena memiliki sekat-sekat yang mencegah predator masuk ke dalam keramba.

4. Memudahkan Pemeliharaan Ikan

Dalam budidaya ikan di perairan alami, pemeliharaan akan terasa sangat sulit karena Bapak/Ibu akan kesulitan dalam mengawasi ikan yang tersebar di seluruh perairan. Jika menggunakan KJA, pemeliharaan ikan menjadi lebih mudah karena ikan terkonsentrasi dalam satu tempat.

5. Memudahkan Penyortiran dan Pemanenan

Budidaya yang biasa dilakukan pada kolam tanah atau tambak memerlukan pembuangan air yang sering. Selain itu, proses penyortiran dan pemanenan ikan juga menjadi cukup sulit. 

Sistem KJA dapat membantu meminimalisir kesulitan tersebut karena proses penyortiran dan pemanenan tidak perlu melakukan pembuangan air. Tak hanya itu, ikan nila yang sudah terkondisikan di dalam KJA juga dapat langsung diangkat dan disortir sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

Cara Budidaya Ikan Nila di KJA

Agar budidaya ikan nila di KJA sukses, Bapak/Ibu perlu melakukan proses budidaya dengan baik, mulai dari tahap persiapan budidaya hingga pasca budidaya. Jika melakukan setiap tahap dengan baik dan benar, maka Bapak/Ibu akan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Yuk, simak tahapan budidaya nila di KJA!

Tahap Persiapan Budidaya

1. Pemilihan Lokasi

tambak ikan di keramba jaring apung kja
Sumber: eFishery

Lokasi budidaya ikan nila di KJA harus memiliki kondisi yang aman agar pertumbuhan dan perkembangan ikan dapat maksimal. Sebaiknya, lokasi KJA tidak bergelombang besar ataupun ada terpaan angin yang kencang. Bapak/Ibu juga harus memilih lokasi yang mudah dijangkau, misalnya mudah dijangkau dengan menggunakan sarana transportasi ke lokasi budidaya.

Lokasi KJA sangat tidak disarankan berada dekat sumber limbah, seperti pabrik, peternakan, pertanian, dan muara sungai. Selain itu, usahakan untuk meletakkan keramba pada jarak 10 meter antara keramba dengan dasar perairan untuk menghindari fluktuasi air (perubahan naik-turunnya kualitas air).

2. Sarana dan Prasarana Sistem KJA

contoh gambar konstruksi keramba jaring apung budidaya ikan
Sumber: Widada dalam Putri (2022)

KJA adalah rangkaian kerangka terapung untuk menempatkan jaring wadah budidaya. Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang harus ada di lokasi KJA:

a. Sarana Keramba

  • Wadah budidaya, yaitu berupa jaring.
  • Rumah jaga dan gudang (saung), sebagai tempat perlindungan bagi pekerja, serta penyimpanan fasilitas budidaya dan pakan.
  • Kerangka keramba (yang terbuat dari dari bambu, kayu, pipa besi), dan pelampung (yang terbuat dari drum plastik dan besi).
  • Perlengkapan keramba lainnya, seperti gunting, sikat, keranjang, wadah grading, timbangan, cool box, serok, dan perahu atau kapal.

b. Prasarana Penunjang

  • Akses transportasi.
  • Akses komunikasi.
  • Jaringan listrik.
  • Sumber air tawar.

3. Persiapan KJA

KJA terdiri dari beberapa bagian, seperti jaring, bahan penyangga, dan pelampung. Dengan demikian, Bapak/Ibu perlu memastikan semua bahan yang dibutuhkan tersedia. Selain itu, KJA juga perlu dirakit dengan rapi dan kuat sebelum dimasukkan ke dalam air.

4. Pemilihan Bibit Ikan Nila

Berikut adalah kriteria bibit ikan nila berkualitas unggulan:

  • Kondisi fisik bibit sehat.
  • Ukuran tubuh bibit nila seragam.
  • Bibit aktif bergerak.
  • Bibit ikan nila tidak memiliki kecacatan.
  • Warna bibit nila cerah.
  • Bobot bibit nila berkisar 10-20 gram/ekor.
  • Bibit cepat merespon pakan.

Tahap Budidaya

1. Manajemen Pakan

Dalam budidaya ikan nila di KJA, Bapak/Ibu harus memperhatikan kandungan nutrisi pakan agar pertumbuhan dan perkembangan ikan nila optimal. Bapak/Ibu dapat memberikan pakan buatan dengan kandungan protein sebesar 20-30%.

Porsi pakan harian yang diberikan untuk ikan nila adalah 3% dari total bobot tubuh ikan. Pemberian pakan dapat Bapak/Ibu lakukan dua kali sehari, yakni di pagi dan sore hari.

2. Manajemen Kualitas Air

Monitoring kualitas air budidaya ikan nila di KJA adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk memantau perubahan atau fluktuasi parameter kualitas air selama budidaya berlangsung. Berikut adalah kualitas air budidaya ikan nila di KJA:

tabel kualitas air budidaya ikan nila di keramba jaring apung
Sumber: Sutedi E (Usaha Pemeliharaan Ikan Nila dan Ikan Mas dengan Sistem Keramba Jaring Apung)

Setelah Bapak/Ibu mengetahui kualitas air untuk budidaya ikan di KJA, Bapak/Ibu juga perlu mengetahui pengelolaan limbah pakan dan kotoran dari KJA, seperti:

  • Pengaturan musim penebaran benih. Cara ini perlu dilakukan agar padat tebar tidak terlalu tinggi, sehingga tidak merusak kualitas air di sekitar KJA.
  • Pengaturan pemberian pakan yang sesuai dengan ketentuan, yaitu 3% dari bobot ikan yang dibudidayakan dan diberikan dua kali sehari untuk mengurangi jumlah sisa pakan yang masuk perairan.
  • Penggunaan KJA yang ramah lingkungan, yaitu konstruksi KJA dengan pelampung polystyrene foam.

3. Manajemen Hama dan Penyakit

Monitoring hama dan penyakit adalah salah satu hal utama yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya ikan nila di KJA. Untuk meminimalkan keberadaan hama dan penyakit, Bapak/Ibu perlu menerapkan biosecurity yang tepat.

a. Hama

Berikut ini adalah biosecurity untuk mencegah hama pada keramba ikan nila:

  • Setiap petak keramba harus memiliki satu peralatan yang tidak boleh digunakan secara bergantian.
  • Membatasi akses masuk ke keramba pada hama yang dapat membawa penyakit, seperti kepiting, burung, biawak, dan hewan lainnya.

b. Penyakit

Penyakit pada ikan nila adalah kondisi abnormal tertentu yang secara negatif mempengaruhi struktur atau fungsi tubuh ikan nila. Kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh virus, bakteri, parasit, dan protozoa. Daya infeksi penyakit pun berbeda-beda, tergantung dari lingkungan dan ketahanan ikan nila itu sendiri.

Untuk mencegah penyakit pada ikan nila di KJA, Bapak/Ibu dapat menerapkan biosecurity, seperti menggunakan benih ikan nila yang berkualitas, monitoring kualitas air secara rutin, manajemen pakan yang baik, pemberian probiotik, dan pemberian imunostimulan.

Pasca Budidaya

nila hitam nila merah
Sumber: Bukalapak

Setelah pemeliharaan ikan nila berlangsung, Bapak/Ibu dapat melakukan pemanenan bila ikan nila telah mencapai ukuran panen. Dalam pemanenan ikan, Bapak/Ibu perlu memastikan ikan nila disortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya sebelum dijual atau dikonsumsi.

Siklus budidaya ikan nila di KJA adalah 4-6 bulan. Ikan nila sudah bisa dipanen ketika memasuki bobot 300 gr/ekor atau 3-4 ekor/kg.

Budidaya Ikan Nila Makin Besar dan Berkembang dengan Kabayan

Mengembangkan bisnis budidaya ikan nila bisa Bapak/Ibu lakukan dengan menggunakan Kabayan (Kasih, Bayar Nanti) yang menyediakan akses ke institusi finansial terpercaya serta diawasi/berizin OJK untuk mempermudah pembelian pakan. Bapak/Ibu bisa mendapatkan pakan berkualitas dengan sistem pembayaran tempo yang dapat dibayarkan setelah panen. Dengan proses cepat dan persyaratan mudah, budidaya ikan pun makin lancar pakai Kabayan.

Isi formulir di bawah ini untuk mendapatkan akses ke Kabayan!

Dapatkan Akses ke Lembaga Finansial yang Terpercaya, Terdaftar & Diawasi OJK!

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

  • https://journal.politeknik-pratama.ac.id/index.php/IMK/article/download/151/144
  • http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2015/06/pengelolaan-kualitas-air-di-karamba.html 
  • https://maulafarm.com/panduan-budidaya-ikan-nila-sistem-keramba-jaring-apung/
  • https://www.academia.edu/9750070/USAHA_PEMELIHARAAN_IKAN_NILA_DAN_IKAN_MAS_DENGAN_SISTEM_KERAMBA_JARING_APUNG
  • https://www.faunadanflora.com/budidaya-ikan-nila-dalam-keramba-jaring-apung-cara-mudah-meningkatkan-produksi-ikan-dengan-menggunakan-teknologi-modern/