biosecurity udang dan penerapannya dalam tambak
biosecurity udang dan penerapannya dalam tambak

Mengenal Biosecurity Udang dan Penerapannya dalam Tambak

Artikel Ini Telah Direview Oleh:

Nabilla Anggi
Nabilla Anggi

Magister Budidaya Perairan

Biosecurity udang merupakan salah satu langkah pencegahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan budidaya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penyakit yang mengintai tambak udang dan siap untuk menginfeksi udang budidaya Bapak/Ibu.

Penyakit-penyakit ini muncul karena lingkungan yang buruk atau adanya infeksi/penyakit dari inang. Udang yang terinfeksi penyakit akan mengalami stres, penurunan nafsu makan, bahkan kematian. Itulah mengapa biosecurity udang sangat penting untuk tambak Bapak/Ibu. 

Lantas, apa itu biosecurity udang? Simak penjelasan selengkapnya di sini!

Apa itu Biosecurity Udang?

Biosecurity pada budidaya udang adalah seperangkat aturan yang diterapkan untuk meminimalkan terjadinya risiko penularan penyakit di tambak udang. Penularan penyakit bisa dari mana saja. Penyakit yang disebabkan oleh virus mempunyai rentang inang yang lebar, meliputi berbagai hewan avertebrata air seperti kepiting, cacing polychaeta, copepoda, mikroalga, rotifera, dan telurnya yang dorman. 

Manfaat Penerapan Biosecurity Tambak Udang

Berikut adalah berbagai manfaat biosekuriti pada udang:

  1. Meminimalkan risiko penyebaran penyakit
  2. Mengefisiensi penggunaan pakan, waktu, dan tenaga
  3. Memaksimalkan hasil panen udang
  4. Mendeteksi tanda-tanda penyakit sejak dini
  5. Menekan biaya kerugian yang diakibatkan penyakit

Langkah Penerapan Biosecurity pada Tambak Udang      

Langkah-langkah penerapan biosekuriti pada tambak udang adalah sebagai berikut:

  1. Jangan menggunakan alat yang sama untuk kolam yang berbeda. Gunakan 1 alat untuk 1 kolam. Misal, apabila Bapak/Ibu rutin menggunakan secchi disk, usahakan setiap kolam memiliki secchi disk masing-masing. Apabila alat perlu digunakan untuk semua kolam, seperti DO meter, maka Bapak/Ibu perlu melakukan sanitasi terlebih dahulu sebelum alat tersebut digunakan untuk kolam yang berbeda. 
  2. Pastikan benur yang akan ditebar sudah bersertifikat SPF (Specific Pathogen Free) atau benur sudah terbukti bebas dari patogen atau penyakit udang lainnya.
  3. Sebelum dan sesudah memasuki area petakan tambak, personel tambak wajib membersihkan diri dengan sabun dan disinfektan. Contohnya, saat melakukan tebar benur atau siphon, pegawai harus membilas tubuhnya dengan air yang mengandung disinfektan (yang tidak berbahaya untuk udang) dan tidak keluar masuk atau berpindah-pindah kolam tambak selama proses tersebut berlangsung.
  4. Sterilisasi peralatan tambak sebelum digunakan. Contohnya adalah mencelupkan jala ke dalam larutan disinfektan (yang tidak berbahaya untuk udang) sebelum digunakan untuk menjala udang. Apabila Bapak/Ibu menggunakan larutan yang berbahaya untuk udang, Bapak/Ibu bisa membilas jala menggunakan air bersih sebelum alat tersebut digunakan lagi. 
  5. Lakukan perawatan air tambak dengan baik dan benar untuk mematikan patogen pada air. Contohnya adalah dengan memberikan kaporit pada air kolam penampungan (tandon) sebelum air dialirkan ke dalam petakan.
  6. Lakukan pembersihan kolam penampungan air (tandon) dari lumpur, lumut, dan kotoran lainnya.
  7. Gunakan probiotik untuk menekan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
  8. Lakukan pengujian air dengan mengirimkan sampel air ke laboratorium terdekat untuk mengecek apakah air tambak terkontaminasi penyakit atau tidak.
  9. Batasi akses tamu dan kendaraan yang memasuki area tambak. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang bisa saja terbawa.
  10. Lakukan penanganan limbah padat dan cair secara ketat sebelum dibuang ke perairan. Limbah budidaya udang bisa merugikan tambak dan lingkungan sekitar.
  11. Pastikan tidak ada hama yang masuk kedalam lingkungan budidaya, seperti burung, kambing, kucing, anjing dan hewan lainnya yang memiliki risiko dalam membawa penyakit. Untuk penanganan burung dapat menggunakan bird scaring line.

Belajar Budidaya Langsung dari Praktisi di Fitur Belajar Budidaya eFarm!

Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Bapak/Ibu ingin tahu lebih banyak tentang biosecurity melalui contoh di lapangan? Bapak/Ibu bisa mendapatkannya melalui fitur Belajar Budidaya di eFarm. Salah satu Petambak senior di Lampung telah menceritakan pengalamannya berbudidaya selama bertahun-tahun dan bagaimana Beliau menerapkan strategi biosecurity yang tepat di tambaknya. 

eFarm merupakan sebuah aplikasi yang menyediakan berbagai solusi untuk Petambak seputar masalah dalam berbudidaya udang. eFarm memiliki fitur Belajar Budidaya yang berisikan video seputar budidaya udang, dijelaskan langsung oleh para ahli dan praktisi budidaya udang berpengalaman. Bapak/Ibu bisa mengakses video-video pada fitur ini secara gratis!

Jadi, ayo dapatkan informasi seputar budidaya udang langsung dari fitur Belajar Budidaya di aplikasi eFarm! Miliki aplikasinya sekarang!

Nabilla Anggi - Magister Budidaya Perairan
Nabilla Anggi - Magister Budidaya Perairan

Nabilla merupakan lulusan sarjana dan magister budidaya perairan serta memiliki pengalaman di dunia perikanan baik hatchery maupun pembesaran

Pertanyaan Seputar Biosecurity Udang

Biosecurity pada budidaya udang adalah seperangkat aturan yang diterapkan untuk meminimalkan terjadinya risiko penularan penyakit di tambak udang.

Biosekuriti pada udang bermanfaat untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit, mengefisiensi penggunaan pakan, waktu, dan tenaga, memaksimalkan hasil panen udang, mendeteksi tanda-tanda penyakit sejak dini, dan menekan biaya kerugian yang diakibatkan penyakit

  • Ariadi, H., T. Y. Mardiana dan Linayati. 2022. Aplikasi Penerapan Biosecurity pada Kegiatan Budidaya Udang di PT. Manunggal Setia Makmur, Kabupaten Probolinggo. Jurnal Komunitas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. 4 (2):167-170.
  • Desrina, A. H. C. Haditomo dan S. B. Prayitno. 2011. Survei Keberadaan Virus White Spot Syndrome (WSS) pada Cacing Polychaeta di Tambak Udang: Studi Kasus di Kendal. Jurnal Litbang. 9(2): 130-140.