alasan kenapa bibit ikan nila banyak yang mati
alasan kenapa bibit ikan nila banyak yang mati

7 Alasan Kenapa Bibit Ikan Nila Banyak yang Mati!

Beberapa Bapak/Ibu Pembudidaya mungkin bertanya-tanya kenapa bibit ikan nila banyak yang mati pada saat ditebar ke kolam budidaya. Kematian pada bibit ikan nila tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal yang sebetulnya bisa Bapak/Ibu cegah sedini mungkin. Ingin tahu apa saja? Simak selengkapnya di artikel ini!

Penyebab dan Cara Mengatasi Bibit Ikan Nila Banyak Mati

1. Kualitas Bibit yang Buruk

Kualitas bibit ikan yang buruk merupakan salah satu penyebab utama bibit nila banyak yang mati. Untuk itu, saat memilih bibit, Bapak/Ibu perlu memastikan bahwa bibit:

  • Lahir dari induk yang sehat.
  • Memiliki jumlah dan bentuk sirip yang normal.
  • Memiliki sisik yang cerah dan mengkilat.
  • Dapat berenang dengan lincah.
  • Memiliki nafsu makan yang baik.

2. Proses Distribusi yang Kurang Tepat

Proses distribusi bibit yang kurang tepat mencakup perjalanan yang terlalu jauh (lebih dari 6 jam), bibit yang tidak dipuasakan saat pengiriman, dan kapasitas oksigen yang tidak cukup. Hal-hal tersebut rentan membuat bibit ikan nila stres, lalu tidak mau makan dan berujung sakit. 

Untuk mencegah hal tersebut terjadi di kemudian hari, ada cara yang bisa Bapak/Ibu lakukan. Cukup remas daun babadotan dan masukkan ke dalam plastik berisi bibit nila. Selain itu, Bapak/Ibu juga perlu memastikan kapasitas oksigen cukup bagi bibit nila selama perjalanan jarak jauh. Agar oksigen tidak bocor ke luar, ikat plastik sekuat mungkin dan jangan kendor.

3. Cara Penanganan yang Kurang Tepat 

Cara penanganan yang kurang tepat saat bibit sampai di kolam budidaya seperti padat tebar yang terlalu tinggi bisa membahayakan ikan nila. Pasalnya, padat tebar yang terlalu tinggi akan membuat bibit nila berebut oksigen dan tidak bebas bergerak. Padat tebar yang cocok bagi bibit ikan nila adalah 75 ekor/m3 di kolam tanpa sirkulasi dan 150 ekor/m3 di kolam dengan sirkulasi.

Selain memperhatikan padat tebar bibit, Bapak/Ibu juga perlu memperhatikan kapan harus mulai membeli bibit. Beli bibit setelah kolam yang akan digunakan sebagai media budidaya siap digunakan. Hindari membeli bibit saat kolam belum siap digunakan karena bibit akan menjadi stres bila diharuskan menunggu terlalu lama untuk ditebar ke kolam budidaya.

Setelah itu, lakukan proses aklimatisasi terhadap bibit agar bibit bisa beradaptasi dengan kondisi air kolam budidaya. Gunakan cara berikut untuk mengaklimatisasi bibit ikan nila:

  • Setarakan suhu air di dalam kantong bibit dengan suhu air di kolam budidaya dengan menempatkan kantong plastik di atas air dan membiarkannya sekitar 5-15 menit.
  • Namun, jika kondisi bibit yang ada di kantong lemah, sebaiknya buka kantong plastik lalu masukkan air wadah pembesaran sedikit demi sedikit. Dengan demikian, suhu air di dalam kantong kurang lebih sama dengan suhu air di dalam wadah pembesaran.
gambaran ikan nila mati
Sumber: PALTV Disway

4. Pengaturan Kolam yang Tidak Sesuai

Pengaturan kolam yang tidak memperhatikan kualitas air, ketinggian, dan kebersihan bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kematian pada bibit ikan nila. Untuk melakukan pengaturan kolam dengan benar, gunakan cara berikut:

  • Cuci kolam (jika menggunakan kolam terpal dan semen) menggunakan sabun, lalu diamkan selama beberapa hari dan kuras sampai bersih.
  • Cuci kembali dengan menggosok semua bagiannya menggunakan kain.
  • Aliri kolam dengan air dan diamkan selama 1 minggu.
  • Kuras lagi kolam, kemudian isi dengan air setinggi 60 cm lalu taburi dengan 2 sdm/ m3 garam untuk mematikan bakteri dan jamur di kolam.
  • Tambahkan probiotik serta air perasan daun pepaya.
  • Gunakan cacing sutra atau ampas kelapa yang dicampur EM4 sebagai pakan awal.
  • Masukkan pakan ke dalam kolam, lalu diamkan selama kurang lebih 1 minggu.
  • Pasang pompa air untuk meningkatkan kadar oksigen di kolam.
  • Tambahkan air hingga ketinggiannya mencapai 80 cm dan tebar bibit nila ke kolam.

5. Manajemen Pakan yang Kurang Tepat 

Manajemen pakan yang kurang tepat bisa sangat membahayakan bibit nila. Jika Bapak/Ibu memberikan terlalu sedikit pakan, bibit akan kelaparan. Sebaliknya, jika Bapak/Ibu terlalu banyak memberi pakan, pakan akan terbuang, mengendap di dasar kolam, dan menjadi amonia yang membahayakan bibit nila. Setiap harinya, bibit nila cukup diberikan pakan sebanyak 3% dari bobot totalnya. Total pakan tersebut dibagi untuk ditebar 2-3 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 dengan rumus berikut:

Jumlah Pakan per Hari = Bobot Rata-Rata Ikan x Padat Tebar Kolam x 3%

6. Bibit Ikan yang Belum Divaksin

Vaksinasi bibit ikan merupakan hal yang penting karena dapat memperbaiki kinerja sistem imunnya dengan proteksi imunitas dalam melawan infeksi yang menghampiri. Vaksinasi bibit nila bisa dilakukan dengan metode infiltrasi hiperosmotik menggunakan cara berikut:

  • Siapkan terlebih dahulu media bersalinitas yang dibuat dengan cara melarutkan garam krosok ke dalam air tawar sesuai takaran. 
  • Rendam bibit ikan nila selama 5 menit dengan padat tebar 100 ekor/L
  • Setelah 5 menit, dipindahkan bibit nila ke dalam larutan vaksin berdosis 109 CFU/mL selama 30 menit dengan padat tebar yang sama.
  • Terakhir, kembalikan bibit ke kolam budidaya.

7. Kurangnya Monitoring Bibit Ikan

Kurangnya monitoring terhadap bibit ikan sangat berbahaya karena bisa membuat Bapak/Ibu tidak cepat tanggap mengobati bibit saat bibit menunjukkan gejala sakit. Pasalnya, penyakit yang menyerang tubuh bibit nila merupakan salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit pada bibit nila bisa bersumber dari dirinya sendiri, lingkungannya, maupun penyakit yang dibawa hewan lainnya.

Maka dari itu, Bapak/Ibu perlu memonitor kondisi ikan secara rutin serta melakukan sanitasi terlebih dahulu untuk menyingkirkan bakteri dan patogen yang kerap menyerang bibit nila. Jika nila sudah terjangkit penyakit, Bapak/Ibu bisa memisahkannya dari bibit yang sehat agar tidak menular.

Perbaiki Manajemen Pakan Ikan Nila dengan eFeeder di eFisheryKu!

efeeder alat pakan ikan otomatis
Sumber: eFishery

Salah satu penyebab kematian pada bibit nila adalah manajemen pakan yang kurang tepat. Untuk memperbaiki manajemen pakan, Bapak/ibu bisa menggunakan eFeeder yang mampu mengoptimalkan pemberian pakan. Dengan jarak lontarnya yang mencapai 15 meter, penyebaran pakan ke seluruh kolam pun akan lebih merata. 

eFeeder bisa Bapak/Ibu beli atau sewa di aplikasi budidaya ikan serbaguna, eFisheryKueFisheryKu adalah aplikasi dari eFishery yang menjadi andalan Pembudidaya di Indonesia mulai dari awal siklus budidaya hingga panen. Selain eFeeder, eFisheryKu menyediakan pakan ikan berkualitas dengan harga terbaik di fitur Beli Pakanbantuan akses ke lembaga keuangan terpercaya untuk mendukung bisnis budidaya Bapak/Ibu dengan Kabayan, dan tempat menjual ikan hasil panen Bapak/Ibu dengan harga terbaik di fitur Lapak Ikan. eFisheryKu juga sering melakukan diskusi dengan ahli budidaya melalui webinar gratis.

Yuk, download eFisheryKu di Google Play Store dan registrasi sekarang untuk dapat banyak keuntungan dengan klik tombol di bawah ini!

  • https://mediatani.co/bibit-ikan-nila-gampang-mati-ketahui-penyebab-dan-solusinya/
  • https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penunjang_dir/e9f110c856a2bbcd55698551133a5844.pdf
  • https://www.minapoli.com/info/penebaran-benih-ikan-nila
  • https://www.sangkutifarm.com/kenapa-bibit-ikan-nila-banyak-yang-mati/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kenapa-bibit-ikan-nila-banyak-yang-mati