Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Eko Afriantoro
Praktisi Budidaya Udang
Saat air tambak udang bau, maka kondisi tersebut merupakan peringatan bagi para Petambak bahwa kualitas air kolam buruk. Tingkat bahan organik total atau Total Organic Matter (TOM) ikut memburuk karena ada banyak organisme yang mati dan membusuk di dasar tambak atau kolam. Organisme yang dimaksud misalnya saja seperti bakteri dan plankton yang mati dan mengendap.
Menurunnya kualitas air tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan udang dan berpotensi menghambat pertumbuhannya, sehingga Petambak akan sulit mendapatkan hasil panen maksimal. Oleh karena itu, berikut ini uraian mengenai ciri-ciri tambak udang bau, penyebab, dan cara mengatasinya.
Ciri-Ciri Tambak Udang Bau
Terciumnya aroma kurang sedap dari tambak atau kolam udang merupakan tanda ketidakseimbangan zat kimiawi atau pengendapan limbah yang dapat mengancam ekosistem pada tambak. Beberapa aroma tidak sedap yang biasa tercium misalnya saja seperti bau busuk, bau kotoran, atau bau telur busuk.
Semula bau busuk bersumber dari dasar tambak. Namun seiring meningkatnya suhu, aroma tersebut akan bercampur dengan lapisan air hingga menguap. Bau busuk bersumber dari endapan bahan organik, seperti sisa pakan atau bakteri yang mati dan hasil sedimentasi pengolahan limbah cair yang terpapar cahaya matahari dan menciptakan gas amonia, dari sanalah asal muasal aroma tidak sedap itu.
Klekap yang membusuk juga dapat menciptakan bau busuk bila tidak segera dibersihkan. Adapun bau telur busuk berasal dari endapan dasar tambak yang merupakan sinyal terjadinya anaerobik atau adanya produk limbah hidrogen sulfida (H2S) yang bercampur dengan karbon dioksida pada tingkat oksigen kolam yang rendah.
Tingkat ideal H2S pada tambak udang berada di angka 0. Saat angka tersebut lebih tinggi atau lebih dari 0, maka berpotensi merusak insang pada udang, biota kolam jadi gampang stress hingga ancaman kematian. Dampak lain pada biota kolam yang terpapar H2S dalam tingkat medium dan durasi yang cukup lama akan memperlambat pertumbuhan biota kolam, menurunnya nafsu makan, biota kolam lebih mudah terpapar bakteri dan penyakit serta tingkat kematian yang tinggi. Karenanya tak heran sewaktu Bapak/Ibu membersihkan dasar tambak yang penuh dengan lumpur akan tercium bau busuk atau bau telur busuk.
Penyebab Air Tambak Udang Bau
Terdapat 5 penyebab air tambak udang bau, antara lain karena tumbuhnya alga dalam jumlah abnormal, lumpur atau kotoran di dasar kolam, aerasi rendah, sistem filter yang buruk, dan bahan organik seperti ikan atau tanaman air yang mati. Berikut ini uraian masing-masing penyebabnya:
1. Blooming Alga
Perkembangan alga yang cukup pesat sejalan dengan cepatnya kematian alga, sehingga bila alga lahir dan tumbuh dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, maka dalam waktu singkat itu pula semua alga tersebut akan mati secara massal.
Namun bila Bapak/Ibu cermati, saat alga tersebut tercipta dan tumbuh, kehadirannya sudah mengganggu keseimbangan ekosistem kolam. Biota kolam akan berlomba dengan alga untuk mendapatkan oksigen, sehingga saat biota kolam tersebut mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen akan menyebabkan kematian dan bangkai-bangkai tersebut akan mengendap di dasar kolam. Endapan tersebutlah yang menciptakan bau busuk.
2. Penumpukan Kotoran dan Lumpur
Sebenarnya, pada taraf tertentu lumpur tidak mengganggu kualitas air kolam. Lumpur berasal dari kotoran udang, sisa pakan yang mengendap, plankton atau bakteri yang mati dan membusuk di dasar kolam, hingga daun yang jatuh dari pepohonan di atas tambak juga akan mengendap di dasar dan menjadi lumpur melalui proses kimiawi.
Secara tidak langsung, kondisi ini mengartikan bahwa lumpur mengandung banyak bahan-bahan organik. Kehadirannya perlu mendapatkan perhatian dan kontrol dari Petambak. Sebab, dalam jumlah yang banyak lumpur dapat mengganggu kualitas air karena memiliki tingkat keasaman yang tinggi dan menurunkan kadar oksigen terlarut di dalam air.
Limbah-limbah organik tersebut akan membaur dengan air kolam dan cahaya matahari, kemudian melalui proses kimiawi akan terciptanya amonia dan menghasilkan bau busuk seperti telur busuk. Tidak semua lumpur dapat membahayakan ekosistem tambak, hanya lumpur berwarna hitam dan bertekstur kental saja yang perlu Bapak/Ibu perhatikan.
3. Proses Penguraian Protein dan Senyawa Lainnya
Proses penguraian protein dan senyawa kimia lainnya di dalam tambak akan terganggu bila Bapak/Ibu tidak menggunakan sistem aerasi yang benar dan tepat. Sistem aerasi tersebut menghadirkan oksigen dalam jumlah banyak dan memperlancar sirkulasi air sehingga dapat terhindar dari penumpukan limbah organik atau zat tertentu.
Saat air mendeteksi adanya protein tertentu, maka enzim akan bekerja untuk memecah protein tersebut menjadi senyawa-senyawa lain seperti belerang dan amonia. Kendati demikian, dalam kondisi tertentu protein bisa juga terurai oleh bakteri. Amonia atau bakteri inilah yang membuat air kolam jadi bau busuk.
Belum lagi bila air kekurangan kadar oksigen, maka sedikit sekali enzim yang mampu mengurai limbah atau bahan organik. Bila hal tersebut terjadi maka limbah organik akan bercampur dengan karbon dioksida saat kadar oksigen menurun. Dampaknya senyawa hidrogen sulfida (H2S) akan semakin tinggi, dengan kata lain tingkat asam pun ikut meningkat.
4. Sistem Filter Buruk
Penggunaan sistem filter yang buruk juga turut memperparah kondisi ekosistem tambak sehingga mengeluarkan bau busuk. Jika Bapak/Ibu tidak menggunakan filter atau asal-asalan dalam memilih sistem filter maka pengelolaan limbah organik tersebut kurang optimal. Limbah-limbah tersebut justru akan semakin menumpuk dan memicu racun bagi biota tambak dan bau busuk.
5. Pembusukan Organik
Penyebab air tambak udang bau yang terakhir adalah pembusukan limbah atau bahan organik yang dibiarkan mengendap dalam waktu lama di dasar kolam. Selain mengeluarkan bau busuk, pembusukan limbah organik yang dibiarkan di dasar tambak ini akan menciptakan gas beracun yang dapat menyedot oksigen dan menyebabkan kematian.
Cara Mengatasi Air Tambak Udang Bau
Setelah mengetahui penyebab-penyebab air tambak udang menjadi bau, maka berikut ini cara mengatasi persoalan budidaya udang tersebut.
1. Mengontrol dan Menghilangkan Alga
Sekalipun Alga memiliki dampak positif untuk ekosistem tambak, akan tetapi bila jumlahnya tidak terkontrol maka akan membawa dampak buruk bagi kehidupan ekosistem tambak. Oleh sebab itu, Bapak/Ibu perlu mengontrol dan membersihkan tambak dari alga saat jumlahnya sudah banyak.
2. Membersihkan Tambak dari Lumpur dan Kotoran Limbah
Saat lumpur di kolam sudah cukup banyak harus segera dibersihkan untuk menghindari bau busuk dan zat berbahaya bagi udang. Untuk kolam berukuran kecil, Petambak dapat membersihkannya menggunakan jaring kolam untuk membuang lumpur kemudian membersihkan sisa kotoran menggunakan liner kolam.
Adapun untuk kolam berukuran besar, Bapak/Ibu dapat menggunakan vakum (teknik siphon) dan produk khusus untuk mengurai lumpur. Namun, perlu digaris bawahi bahwa teknik siphon atau penyedotan lumpur dari dasar tambak ini hanya bisa dilakukan pada budidaya udang yang menerapkan teknik intensif, sedangkan budidaya ekstensif kurang tepat mengingat dasar tambak terbuat dari tanah.
Alternatif cara lain untuk membersihkan tambak berukuran besar adalah dengan melakukan resirkulasi atau pergantian air secara rutin dengan fase seperti di bawah ini:
- Doc <30 hari pergantian air 10% setiap 3 hari sekali
- Doc 31-60 hari pergantian air 30% setiap 6 hari sekali
- Doc 61 – 90 hari pergantian air 40% % setiap 8 hari sekali
- Doc > 90 hari pergantian air 20% % setiap 4 hari sekali
Kemudian setelah melakukan resirkulasi, Petambak bisa menumbuhkan plankton untuk mengembalikan kualitas air. Disarankan untuk memupuk plankton pada dasar tambak dengan dosis 1.500-2.000 kg/ha.
3. Merancang Sistem Aerasi Tambahan
Aerasi memiliki fungsi untuk mengelola kualitas air sehingga air tidak bau dan dapat membantu pertumbuhan udang. Selain itu, penggunaan aerasi juga membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut dan mengurai gas-gas lain yang terkandung di dalam air.
Dalam beberapa kasus, penggunaan aerasi standar saja kurang cukup. Bapak/Ibu dapat menambahkan sistem aerasi lain seperti penggunaan air terjun atau air mancur. Namun, penggunaan alat tambahan tentu berpotensi meningkatkan biaya operasional, khususnya biaya listrik. Solusi untuk memecahkan masalah tersebut adalah Bapak/Ibu dapat menggunakan air mancur bertenaga surya pada kolam kecil.
4. Memanfaatkan Sistem Filtrasi
Selanjutnya, untuk memaksimal kinerja sistem aerasi, Bapak/Ibu disarankan untuk memiliki sistem filtrasi khusus, baik sistem buatan maupun sistem alami. Sistem filtrasi buatan berupa alat filter khusus bisa ditemukan di toko-toko peralatan budidaya atau toko ikan. Sementara itu, sistem filtrasi alaminya dapat menggunakan varietas untuk meningkatkan jumlah bakteri baik di dalam kolam. Bakteri-bakteri baik tersebut membantu menghilangkan bau pada tambak udang dengan memecah zat-zat pada limbah seperti amonia.
5. Memanfaatkan Bakteri Baik
Cara terakhir untuk mengatasi air tambak udang bau adalah dengan memanfaatkan bakteri baik seperti bakteri nitrit dan nitrat melalui proses nitrifikasi. Proses nitrifikasi merupakan langkah untuk mengoksidasi senyawa amonia oleh bakteri baik sehingga berubah menjadi nitrit ataupun nitrat. Hal ini membantu mengurai bahan organik dan lumpur sehingga bisa menekan atau menetralisir senyawa yg menyebabkan bau, seperti amonia dan H2S.
Supaya proses nitrifikasi berhasil, perlu dibantu dengan kadar pH air, suhu, kadar oksigen terlarut, kecepatan gas amonia yang menguap dari permukaan kolam menuju udara, dan kadar amonia itu sendiri. Meski begitu, yang perlu Bapak/Ibu perhatikan adalah apabila kadar nitrit atau nitrat melebihi batas maksimal maka dapat membahayakan kelangsungan hidup udang. Oleh karena itu, atur kadar nitrit dan nitrat pada tambak kurang lebih kurang dari 0,5 mg/L.
Butuh Bantuan untuk Berbisnis Budidaya Udang?
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Apakah penyebab dan solusi air tambak udang bau di atas sudah menjawab persoalan budidaya udang Bapak/Ibu? Jika belum atau bila Bapak/Ibu masih memiliki banyak pertanyaan tentang budidaya udang, maka temukan jawabannya di eFarm.
Melalui fitur unggulannya yakni Konsultasi Budidaya, Petambak memiliki kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan ahli akuakultur dan budidaya udang langsung secara gratis.
Kini, tak perlu khawatir dan repot bila menemukan persoalan budidaya udang. Cukup lakukan Konsultasi Budidaya di eFarm!
Eko Afriantoro - Praktisi Budidaya Udang
Eko berpengalaman sebagai praktisi budidaya udang sejak tahun 2013 yang kini menjadi Farm Lead Research & Development (R&D) Shrimp eFishery.
Pertanyaan Seputar Cara Mengatasi Air Tambak Udang Bau
Ada 5 penyebab air tambak udang bau, antara lain karena jumlah alga yang terlalu banyak, terjadi penumpukan kotoran limbah dan lumpur, terganggunya proses penguraian protein di dalam air, sistem filtrasi yang buruk dan pembusukan organik.
Untuk menghilangkan bau pada tambak udang, Petambak wajib mengontrol dan mengurangi jumlah alga pada tambak, rutin membersihkan tambak dari kotoran limbah dan lumpur serta merancang sistem aerasi dan filtrasi yang tepat.
- https://biotagroup.id/3-cara-budidaya-udang-tambak-untuk-pemula/
- https://gdmorganic.com/bau-amonia-pada-kolam-ikan/
- https://mesin.uma.ac.id/2022/02/21/cara-mengatasi-air-tambak-bau-perawatan-aman-mudah/
- https://mesin.uma.ac.id/2022/02/22/langkah-langkah-mengatasi-mencegah-air-tambak-bau-perawatan-aman-buat-ikan/
- https://nanobubble.id/blog/parameter-kualitas-air-tambak
- http://trobosaqua.com/detail-berita/2014/11/15/13/5318/waspadai-penumpukan-bahan-organik-tambak
- http://trobosaqua.com/detail-berita/2020/07/15/13/13225/agus-somamihardja-bijak-mengelola-limbah-tambak-udang
- https://www.suarantb.com/2019/10/15/bau-amis-tambak-udang-dusun-lengkukun-disikapi-dinas-lh-klu/