Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Muhammad Mustofa
Praktisi Budidaya Udang
Dalam budidaya udang, pembenihan udang vaname adalah salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya. Bapak/Ibu perlu memperhatikan pembibitan udang vaname untuk mendapatkan hasil budidaya yang maksimal. Bapak/Ibu perlu memperhatikan cara pembibitan udang vaname untuk mendapatkan benih udang yang unggul dan berkualitas terbaik.
Teknik pembibitan udang vaname dimulai dari penyeleksian induk udang vaname, pemeliharaan, pemijahan, penetasan telur, hingga perawatan larva. Untuk itu, simak artikel ini dan dapatkan informasi terlengkap tentang pembibitan udang vaname yang tepat!
Syarat Teknis dan Non Teknis Pembenihan Udang Vaname
Dalam usaha budidaya udang, pembenihan merupakan faktor krusial yang harus dilakukan secara tepat agar menghasilkan benih udang vaname yang unggul dan berkualitas. Dengan demikian, ada beberapa faktor teknis dan non teknis agar pembenihan udang vaname maksimal. Beberapa faktor yang dimaksud adalah:
1. Syarat Teknis Pembenihan Udang Vaname
a. Sumber Air
Sumber air dalam pembenihan sangat menentukan larva yang dihasilkan. Adapun beberapa aspek sumber air yang perlu diamati, di antaranya:
- Bebas dari polusi dan endapan logam berat
- Mempunyai kandungan bahan organik yang relatif rendah
- Salinitas berkisar 15-25 ppt
- pH air berkisar 7,96-8,05
- Ketersediaan air tawar yang mencukupi dan mudah didapatkan
b. Lingkungan
Lingkungan yang baik adalah salah satu syarat teknik pembenihan udang vaname. Lingkungan yang tercemar akan mengakibatkan kondisi udang menurun, sehingga mudah terserang penyakit. Adapun beberapa aspek lingkungan yang perlu diperhatikan ketika pembenihan udang, seperti:
- Pembuangan pada hatchery dapat membuang limbah yang kaya akan nutrien.
- Lingkungan tidak menjadi perantara penularan penyakit pada udang
- Daerah pembenihan bukan area rawan konflik kepentingan masyarakat
c. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor penunjang proses pembenihan udang vaname. Berikut adalah sarana dan prasarana yang harus ada di lokasi pembenihan, di antaranya:
- Ruang laboratorium, tempat penyimpanan obat-obatan, penyimpanan peralatan, serta kantor atau ruang administrasi.
- Bak atau wadah pengendapan, sistem filtrasi dan tandon, wadah karantina, wadah pemijahan, wadah penetasan, dan pengelolaan limbah
- Peralatan produksi dan panen, serta peralatan laboratorium
- Sarana biosecurity antar unit produksi dan kelengkapan personil
2. Syarat Non Teknis Pembenihan Udang Vaname
Syarat non teknis merupakan pelengkap dan pendukung syarat teknis dalam mensukseskan kegiatan pembenihan udang vaname melalui sarana dan prasarana. Syarat non teknis pada pembenihan udang vaname adalah:
- Sarana Transportasi
- Instalasi Listrik
- Komunikasi
- Pelayanan Kesehatan
Teknik Pembenihan Udang Vaname
Apabila Bapak/Ibu tertarik dalam bisnis pembenihan udang vaname, Bapak/Ibu perlu memahami teknik dasar pembenihan terlebih dahulu. Pasalnya, untuk menghasilkan benur udang yang berkualitas, Bapak/Ibu memerlukan proses pembenihan yang baik dan benar.
Bapak/Ibu perlu memperhatikan pengelolaan kualitas air, pemberian pakan, pemijahan induk, dan penetasan telur udang vaname. Teknik pembenihan udang vaname terdiri dari 3 tahap, di antaranya:
1. Pra Produksi Pembenihan Udang Vaname
a. Persiapan Wadah
Wadah budidaya udang vaname perlu Bapak/Ibu bersihkan dengan menggunakan desinfektan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada dinding dan dasar tambak. Wadah budidaya udang terdiri dari beberapa jenis tergantung dengan fungsinya, seperti wadah pemijahan induk, penanganan telur, pemeliharaan larva, dan penyimpanan pakan.
b. Persiapan Media
Setelah melakukan persiapan wadah, tahap selanjutnya adalah melakukan penyediaan stok air laut yang akan digunakan. Air laut untuk udang vaname sebaiknya memiliki parameter kualitas air, sebagai berikut:
Dalam proses sterilisasi air laut untuk budidaya, Bapak/Ibu memerlukan filter pompa dan instalasi distribusi air. Kemudian, tinggi air yang akan diambil untuk budidaya minimal 80 cm dari permukaan air laut, dengan syarat tidak berlumpur. Setelah itu, Bapak/Ibu dapat melakukan sterilisasi dengan klorin untuk membunuh bakteri pada air laut yang akan digunakan untuk budidaya.
2. Produksi Pembenihan Udang Vaname
a. Pengadaan Induk
Dalam pengadaan induk udang, Bapak/Ibu perlu memilih induk yang sehat dan berkualitas untuk mendapatkan benur dengan kualitas terbaik. Untuk itu, Bapak/Ibu perlu mengetahui ciri-ciri induk udang vaname yang berkualitas, di antaranya:
- Usia induk sudah matang, minimal berumur 7-8 bulan
- Induk harus bersertifikat SPF (Specific Pathogen Free) dan SPR (Specific Pathogen Resistant) agar terhindar dari patogen yang menyebabkan penyakit pada udang
- Ukuran induk udang seragam, udang yang berukuran kecil menandakan bahwa pertumbuhannya terhambat
- Bentuk tubuh lengkap dan tidak cacat, Bapak/Ibu perlu memastikan bahwa mata, antena, kaki, dan ekor udang dalam kondisi lengkap dan tidak cacat
- Usus udang vaname berisi, hal ini menandakan bahwa nafsu makan udang besar sehingga pertumbuhan dan perkembangan udang relatif baik
Untuk mendapatkan benih udang vaname yang unggul, Bapak/Ibu harus menggunakan induk yang berkualitas. Untuk itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyeleksi induk udang vaname.
Adapun kriteria atau persyaratan induk udang yang berkualitas, sebagai berikut:
- Berat: 60-80 gram (induk jantan) dan >80 gram (induk betina)
- Panjang Tubuh: 18-20 cm (induk jantan) dan 20-25 cm (induk betina)
- Kelamin: bersih
- Insang: normal dan berwarna merah dengan penutup transparan
- Anggota Tubuh: lengkap dan normal
b. Penanganan Induk Udang Vaname
Proses perawatan induk jantan dan betina harus dilakukan pada tempat yang terpisah. Tempat pemeliharaan yang digunakan berupa kolam beton dengan kedalaman 80-100 cm. Padat penebaran dalam bak pemeliharaan berkisar 1-4 ekor/㎡. Hal ini untuk menghindari terjadinya sifat kanibalisme pada induk yang dipelihara.
Pemeliharaan induk pada udang vaname, meliputi teknik ablasi dan pengukuran TKG (Tingkat Kematangan Gonad). Teknik ablasi pada udang digunakan untuk mempercepat kematangan gonad induk betina. Ablasi mata dilakukan dengan cara menghilangkan X-Organ pada tangkai mata udang melalui cautery (memijat tangkai mata udang) dan cutting (memotong mata udang).
Sedangkan pengukuran TKG dilakukan berdasarkan perkembangan ovari (punggung udang), mulai dari segmen awal hingga ke pangkal ekor udang. Makin matang gonad maka ovari akan menebal dan berubah warna dari putih menjadi merah kekuning-kuningan.
c. Manajemen Pakan Induk
Pakan adalah salah satu kunci dalam perkembangan gonad udang vaname. Pada proses pemeliharaan ini, udang vaname membutuhkan pakan berupa pelet sebanyak 10-45% dari bobot tubuhnya dengan komposisi kandungan protein sebesar 30% dan frekuensi 4-6 kali/hari.
Selain pelet, Bapak/Ibu juga bisa memberikan pakan segar yang mengandung protein dan vitamin yang cukup, sehingga dapat menjaga daya tahan tubuh terhadap penyakit, serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan gonad.
Berikut adalah jumlah pakan segar yang dapat Bapak/Ibu berikan pada induk udang:
d. Pemijahan Induk
Pemijahan adalah pengeluaran telur oleh induk udang betina diikuti dengan pembuahan sperma dari spermatophore yang ada di telicum induk betina. Bagi Bapak/Ibu Petambak yang akan memijahkan udang vaname perlu mengenali secara jeli tanda-tanda indukan yang sudah mengalami pematangan gonad.
Tingkat kematangan telur diukur berdasarkan perkembangan ovari yang terletak pada bagian punggung udang. Ovari pada punggung udang berwarna hijau, makin matang ovari maka makin gelap warnanya serta akan terlihat melebar dan berkembang ke arah kepala. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) induk udang betina, sebagai berikut:
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa TKG pada induk udang betina adalah saat sudah memasuki fase TKG III. Sementara untuk udang jantan, kematangan gonad bisa dilihat dari perkembangan petasma yang sempurna dan biasanya mengandung spermatophora.
Pemijahan biasanya diawali dengan pergantian kulit induk betina, kemudian proses perkawinan induk dimulai saat induk udang kembali pada keadaan normal. Induk udang vaname jantan dan betina yang dipijahkan memiliki perbandingan 2:3 atau 1:2.
Proses pemijahan udang dapat berlangsung selama 4-5 jam. Setelah proses pemijahan, Bapak/Ibu perlu memisahkan telur dengan indukan udang, kemudian telur udang dimasukkan secara hati-hati ke kolam penetasan.
e. Penanganan Telur
Telur udang akan menetas dalam jangka waktu 10-12 jam. Dalam penetasan telur perlu adanya pemberian aerasi dan pengadukan telur secara manual dengan frekuensi 15 menit sekali agar telur melayang dipermukaan air, karena telur yang mengendap di dasar bak penetasan akan mudah terserang jamur.
f. Pemanenan Naupli
Telur dalam bak penetasan akan berkembang menjadi naupli. Naupli yang dipanen harus mencapai stadia 4 (N2). Pemanenan naupli dilakukan secara bertahap dengan menunggu naupli melayang di permukaan bak.
g. Pemeliharaan Larva
Larva udang vaname perlu dirawat pada bak terpisah. Bapak/Ibu perlu memberikan pakan yang disesuaikan dengan ukuran mulut larva. Setelah 3 hari menetas, larva udang dapat Bapak/Ibu beri artemia sebagai pakan alami tiap tiga jam sekali.
Pada fase perawatan larva, Bapak/Ibu perlu menjaga salinitas pada kisaran 15-25 ppt. Pergantian air juga perlu dilakukan dengan menggantinya sebanyak 25-50% dari jumlah total air pada bak perawatan larva.
Pemeliharaan larva dilakukan selama 15 hari atau PL 10. Bapak/Ibu perlu menyesuaikan padat tebar dengan dimensi wadah pemeliharaan, hal tersebut agar udang tumbuh dengan maksimal.
h. Manajemen Pakan
Pakan adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan larva udang vaname. Manajemen pakan vaname, terdiri atas jenis pakan dipakai, dosis pakan yang diberikan, waktu pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan, serta cara pemberian pakan untuk larva udang vaname.
Pakan yang diberikan berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami diberikan pertama kali pada awal pemeliharaan (stadia N6-M3) yang berupa mikroalga bernutrisi. Sedangkan, pola pemeliharaan larva di akhir stadia (M3-PL10), dapat diberikan zooplankton (Artemia salina) yang memiliki protein 54,60% untuk menunjang pertumbuhan.
Selain pakan alami, Bapak/Ibu perlu memberikan pakan buatan dengan kandungan protein berkisar 20-70% dan karbohidrat 20% untuk menjaga proses metabolisme dan meningkatkan pertumbuhan larva.
Pakan yang dianjurkan untuk udang wajib bersertifikat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). Selain itu, kandungan gizi pada larva harus mempunyai nutrisi tinggi untuk mempercepat pertumbuhannya.
Untuk menjaga kualitas pakan, Bapak/Ibu perlu menyimpan pada tempat yang terbebas dari hewan pengganggu, seperti tikus dan serangga untuk mencegah masuknya patogen pada pakan.
i. Manajemen Kualitas Air
Monitoring kualitas air pada budidaya udang vaname perlu dilakukan setiap waktu agar kelangsungan hidup larva udang terjaga hingga panen tiba. Pengelolaan kualitas air dapat Bapak/Ibu lakukan dengan pengukuran parameterer kualitas air, seperti suhu, salinitas, pH, alkalinitas, dan oksigen terlarut (DO).
j. Manajemen Hama dan Penyakit
Pada kolam budidaya, terdapat beberapa hama yang sering ditemukan, seperti ikan liar, ketam, dan tritip pada tandon penampungan. Sementara, penyakit pada udang vaname disebabkan oleh virus, jamur, parasit, dan bakteri.
Ada beberapa cara dalam mencegah penyakit udang yang perlu Bapak/Ibu ketahui, berikut ini adalah cara ampuhnya:
- Penerapan Biosekuriti
Biosekuriti adalah langkah pencegahan agar penyakit tidak masuk ke dalam sistem budidaya. Bapak/Ibu dapat menerapkan biosekuriti dengan cara yang sederhana, seperti manajemen kualitas air dan sanitasi.
- Benur Bersertifikasi
Salah satu langkah manajemen penyakit adalah dengan memilih benur unggul. Benur bersertifikasi dan terbebas dari patogen menjadi salah satu persyaratan agar budidaya udang dapat sukses dan lancar.
- Pemberian Probiotik
Probiotik adalah bakteri baik yang dapat meminimalkan tumbuhnya bakteri patogen dan dapat meningkatkan produktivitas. Umumnya, jenis bakteri baik yang dapat diberikan adalah jenis lactobacillus dan bacillus.
- Pemberian Imunostimulan
Imunostimulan berfungsi untuk meningkatkan imunitas pada udang. Pemberian imunostimulan berfungsi agar udang lebih tahan terhadap penyakit. Imunostimulan yang biasa diberikan ke udang adalah vitamin C.
Ketahui Berbagai Teknik Terkait Budidaya Udang di eFarm!
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Sekalipun Bapak/Ibu telah mengetahui teknik pembenihan udang vaname yang tepat, bukan berarti Bapak/Ibu Petambak akan terlepas dari persoalan lain yang berkaitan dengan budidaya udang. Bapak/Ibu perlu melengkapi informasi dan pengetahuan tentang budidaya udang dan peluang bisnisnya di Belajar Budidaya eFarm!
Fitur Belajar Budidaya akan mempermudah Bapak/Ibu dalam mendapatkan bantuan dari tim profesional untuk memastikan bahwa aktivitas budidaya yang sedang Bapak/Ibu jalani berjalan lancar tanpa kendala.
Belajar Budidaya eFarm dilengkapi dengan video-video edukasi dan tutorial, seperti manajemen pakan udang, manajemen penyakit, cara menghitung modal usaha budidaya udang, dan masih banyak lagi.
Semua solusi budidaya yang Bapak/Ibu butuhkan ada di eFarm. Yuk, download eFarm secara GRATIS, sekarang juga!
Muhammad Mustofa - Praktisi Budidaya Udang
Berpengalaman sebagai Asisten Dosen Universitas Pekalongan dan kini menjadi Online Technical Capability Development di eFishery
Pertanyaan Seputar Pembenihan Udang Vaname
Pembenihan udang vaname terdiri dari pra-produksi pembenihan dan produksi pembenihan. Dalam tahap pra-produksi pembenihan, terdiri dari persiapan wadah dan persiapan media.
Sedangkan, tahap produksi pembenihan udang vaname, terdiri dari pengadaan induk, pemeliharaan induk, manajemen pakan induk, pemijahan induk, penanganan telur, pemanenan naupli, pemeliharaan larva, manajemen pakan, manajemen kualitas air, serta manajemen hama dan penyakit.
- Afrianto A dan Muqsith A. 2014. Manajemen Produksi Nauplius Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Di Instalasi Pembenihan Udang Balai Perikanan Budidaya Air Payau, Gelung, Situbondo, Jawa Timur. Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP), Situbondo. Jurnal Ilmu Perikanan. 5(2): 53-64
- FAO Fisheries Department. 2003. Health Management And Biosecurity Maintenance In White Shrimp (Penaeus Vannamei) Hatcheries In Latin America. Viale Delle Terme Di Caracalla, Italy. 62 hlm.
- Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pemilihan dan Pemeliharaan Induk Udang. 35 hlm.
- Ismail IMI. 2017. Manajemen Pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) PT. Sinar Barru Prima, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Skripsi. Program Studi Agribisnis Perikanan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
- Melmambessy EHP. 2011. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Udang Penaeus merguiensis De Man (1988) di Laut Arafura pada Distrik Naukenjerai Kabupaten Merauke. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate). 4(2): 75-81.
- Ramadhanthie R, Kristiany MGE, dan Rukmono D. 2020. Kajian Teknis Analisis Finansial Pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di CV. Pasific Harvest Shrimp Hatchery, Banyuwangi, Jawa Timur. Buletin JSJ. 2(1): 13-22.
- SNI 7311:2009. 2009. Produksi Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
- Syaifullah. 2020. Pembenihan Udang Vaname
- Tahe. S., A. Nawang, & A. Mansyur. (2011). Pengaruh Pergiliran Pakan Terhadap Pertumbuhan Sintasan Dan Produksi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Sulawesi Selatan.