Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Eko Afriantoro
Praktisi Budidaya Udang
Cara meningkatkan SR udang cukup mudah. Secara garis besar, Bapak/Ibu hanya perlu memperhatikan faktor-faktor penting berbudidaya seperti menjaga kualitas air dan kualitas pakan.
Akan tetapi, pada prakteknya ternyata cukup sulit untuk mencegah terjadinya penurunan SR udang. Apa saja penyebab tingkat SR menurun, dan apa saja solusinya? Yuk, temukan jawabannya pada artikel ini.
Survival Rate (SR) pada Udang
Kelangsungan hidup, atau survival rate (SR), adalah parameter untuk mengetahui keberhasilan kelangsungan hidup udang yang ditebar dalam 1 siklus budidaya dan dinyatakan dalam satuan persen.
Angka SR yang ideal berkisar antara 80-90%. Kendati demikian, yang terjadi saat ini adalah sulitnya mendapatkan angka ideal tersebut. Rata-rata, tingkat SR cukup rendah yakni berkisar antara 70-80%, bahkan pada jenis udang tertentu tingkat SR jauh lebih rendah yakni antara 33-42%. Rendahnya angka SR tersebut berdasarkan kemampuan Petambak membesarkan udang selama 1 siklus budidaya.
Padahal, untuk mencapai keberhasilan saat berbudidaya udang, Petambak perlu memperhatikan pertumbuhan udang dan tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) karena kedua faktor tersebut yang akan mempengaruhi tonase biomassa yang menentukan apakan budidaya menghasilkan panen maksimal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya SR udang antara lain kualitas air, sistem salinitas, kandungan amonia, jumlah plankton, penggunaan benur berkualitas, manajemen pakan, ruang gerak, moulting, hingga cuaca.
Penyebab SR Rendah
Sebenarnya, yang mempengaruhi angka survival rate adalah bagaimana perilaku dan cara penanganan Bapak/Ibu saat membesarkan udang. Misalnya saja ketidakhati-hatian saat mengambil sampling udang, kurang menjaga kualitas air, salinitas tambak, tidak menggunakan benur yang tepat, minimnya ruang gerak, manajemen pakan, proses moulting, hingga faktor luas seperti cuaca dan hama.
1. Kualitas Air Menurun
Faktor pertama yang mempengaruhi penurunan tingkat SR adalah menurunnya kualitas air tambak. Kualitas air meliputi suhu air, tingkat asam basa (pH air), oksigen terlarut, dan kecerahan air.
- Suhu Air
Suhu air berperan penting pada budidaya udang karena mempengaruhi langsung tingkah laku udang, pertumbuhan udang, reproduksi, pergantian kulit, proses moulting, imunitas, sintasan, dan metabolisme udang. Suhu ideal untuk tambak udang berkisar antara 26-32 derajat celcius. Bila suhu di bawah 14 derajat celcius maka udang berpotensi cepat mati, suhu di bawah 20 derajat celcius, maka nafsu makan udang menurun, suhu di bawah 25 derajat celcius kemampuan udang mencerna pakan bermasalah. Namun, bila suhu melebihi 32 derajat celcius dapat menyebabkan udang rentan stress.
- pH Air
Tinggi rendahnya pH air dipengaruhi fluktuasi senyawa yang bersifat asam maupun fluktuasi O2 dan CO2. pH air yang sesuai untuk tambak udang berkisar antara 6-9. Bapak/Ibu dapat memeriksanya di subuh atau pagi hari. Apabila pH air mencapai lebih dari 10, maka udang lebih mudah mati, namun bila pH air di bawah 5 maka dapat menyebabkan nafsu makan udang menurun, udang jadi keropos dan berlumut, udang juga akan cepat lemah dan sakit, bahkan mati.
- Kadar Oksigen Terlarut (DO)
Kadar oksigen terlarut (DO) pada air tambak udang memiliki peran cukup krusial untuk menentukan hidup matinya udang, termasuk proses pertumbuhan udang. Idealnya angka oksigen terlarut untuk udang berkisar antara 3-6 ppm.
- Kecerahan Air
Kecerahan air menjadi faktor yang paling dianggap enteng. Padahal cerah atau tidaknya air dapat mempengaruhi aktivitas biota di dalam air. Dengan kata lain, bila kecerahan air menurun maka keberlangsungan hidup udang di dalam tambak akan terpengaruh.
2. Salinitas Air Rendah
Angka salinitas atau kadar garam yang ideal untuk air tambak udang berkisar antara 15-30 ppt. Khusus untuk usia 1-2 bulan, udang membutuhkan kadar salinitas antara 15-25 ppt agar proses pertumbuhannya lebih optimal. Adapun khusus udang vaname, angka salinitasnya lebih luas yakni berkisar antara 0,5-40 ppt.
Salinitas dapat mempengaruhi tekanan osmotik pada sel organisme sehingga apabila terjadi perubahan yang sangat drastis dan melewati batas toleransinya maka dampaknya adalah kematian pada organisme itu sendiri. Biasanya, pertumbuhan udang akan cepat berlangsung bila angka salinitas air tambak berkisar 5-10 ppt, namun pada angka tersebut justru udang jadi lebih sensitif terhadap penyakit.
Persoalan salinitas yang umum terjadi saat ini adalah lokasi tambak udang yang jauh dari laut, sehingga Bapak/Ibu harus mengganti air laut dengan air yang bersumber dari sumur bor. Padahal, salinitas air pada sumur bor tersebut terbilang rendah. Saat angka salinitas rendah, maka proses pertumbuhan udang melambat, yang juga mempengaruhi dalam penurunan angka SR.
3. Penggunaan Benur
Memilih benur terbaik wajib dilakukan Bapak/Ibu agar hasil panen semakin optimal. Beberapa di antaranya yakni memastikan benur tersebut unggul dan memiliki sistem imunitas yang baik.
Selain itu, memperhatikan ukuran benur yang akan dibesarkan juga penting. Idealnya benur yang dapat Bapak/Ibu tebar pada tambak udang minimal berukuran PL 10 dengan rata-rata panjang 8 mm.
4. Ruang Gerak Udang Terbatas
Tingkat kegagalan budidaya saat menggunakan benur yang terlalu kecil akan semakin diperparah ketika lingkungan dan media budidaya untuk membesarkan benur-benur tersebut kurang diperhatikan.
Sebagai contoh pada media keramba di mana terdapat ikan-ikan liar sebelum udang ditebar. Nantinya benur akan berkompetisi dengan ikan-ikan tersebut di dalam keramba sehingga ruang geraknya semakin terbatas. Saat ruang geraknya terbatas, udang mudah stress dan sistem imunitas yang menurun. Belum lagi bila ditemukan hama-hama atau predator di sekitar tambak.
5. Manajemen Pakan Udang
Nutrisi yang dibutuhkan udang antara lain protein, karbohidrat, mineral, lipid, dan vitamin. Adapun kadar protein yang ideal untuk udang berkisar antara 30-55% dari total pakan, sedangkan kebutuhan fosfolipid hanya 2%, khususnya kandungan phospat di kolam kolesterol, atau fitosterol serta highly unsaturated fatty acids (HUFA).
Mengingat udang memiliki sifat kanibalisme, maka saat kualitas dan kuantitas pakan berkurang yang terjadi adalah udang akan saling memangsa. Kondisi ini kurang baik untuk udang yang berukuran lebih kecil dari yang lainnya.
Selain itu, ketidakseimbangan asam amino pada pakan juga dapat mempengaruhi udang saat proses moulting. Sebab saat proses moulting nanti, udang akan kehilangan protein tubuh sekitar 50-80%.
6. Proses Moulting Tidak Seragam
Fase moulting merupakan fase pertumbuhan pada udang yang ditandai dengan pergantian karapas atau kulit pada udang. Saat moulting terjadi biasanya berat tubuh udang akan bertambah.
Namun, persoalan yang terjadi adalah pada fase moulting tersebut sistem imunitas udang melemah. Sehingga, saat proses moulting tersebut tidak seragam, maka udang pada fase moulting lebih mudah menjadi target pemangsa sesama udang di dalam media budidaya yang sama.
7. Cuaca Mempengaruhi Waktu Budidaya
Faktor eksternal yang mempengaruhi penurunan SR udang adalah cuaca. Indonesia memiliki karakteristik cuaca yang cukup ekstrim sehingga Petambak perlu mempertimbangkan waktu terbaik untuk melakukan budidaya udang.
Misalnya saja saat musim hujan, curah hujan dapat mempengaruhi peningkatan suhu air, tingkat asam basa air, kadar oksigen terlarut dan salinitas tambak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pH air antara lain hujan dan air limpasannya, kadar alkalinitas yang rendah, dan tingkat keasaman tanah serta sumber air.
Cara Meningkatkan SR Udang
Setelah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penurunan SR udang, Bapak/Ibu perlu mengetahui bagaimana cara meningkatkan SR udang.
1. Manajemen Kualitas Air
Untuk memastikan kualitas air tambak, Bapak/Ibu wajib memperhatikan 4 faktor, antara lain bagaimana cara menjaga suhu air, tingkat asam basa, oksigen terlarut, dan kecerahan air.
Suhu air tambak kurang dari 25 derajat celcius dapat menyebabkan penurunan nafsu makan udang. Kemudian Bapak/Ibu perlu waspada saat musim kemarau tiba karena pada musim tersebut akan terjadi kenaikan suhu. Untuk mengatasinya, Bapak/Ibu dapat mengisi kolam dengan air baru yang memiliki suhu lebih rendah. Selain itu, kurangi jumlah pakannya agar tidak overfeeding.
Sementara itu, untuk menjaga pH air atau tingkat asam basa, Bapak/Ibu dapat menggunakan sistem pengapuran dengan dosis kapur berkisar antara 5-20 pm tergantung dari jenis kapur yang akan digunakan.
Kemudian, untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO), sebaiknya Bapak/Ibu menggunakan kincir air agar suplai oksigen terlarut tercukupi. Adapun untuk menjaga kecerahan air, Bapak/Ibu dapat memanfaatkan bahan organik yang dapat melayang dalam air seperti plankton, jasad renik, detritus, atau bahan-bahan anorganik seperti lumpur dan pasir. Plankton dalam jumlah sedikit dapat membantu mencerahkan air tambak, sebaliknya plankton dalam jumlah banyak dapat memekatkan air tambak.
2. Meningkatkan Salinitas pada Air
Cara meningkatkan SR udang untuk sistem salinitasnya bisa melalui dua langkah yakni sistem aklimatisasi dan mineralnya. Khusus untuk udang vaname, dua langkah ini cukup memberikan dampak yang signifikan terhadap angka SR udang.
Proses aklimatisasi berkaitan erat saat proses penebaran. Benur yang berasal dari hatchery biasanya memerlukan salinitas tinggi yakni 25-30 ppt. Bila udang akan hidup di tambak yang memiliki angka salinitas 5-10 ppt, maka aklimatisasi gradual perlu dilakukan.
Simulasinya yakni dengan membuat salinitas tambak menjadi 30 ppt, kemudian diturunkan secara perlahan menjadi 25 ppt, 20 ppt, hingga terakhir 5-10 ppt. Tak perlu langsung di media budidayanya, udang dapat beradaptasi melalui media terpisah sebelum akhirnya ditebar. Aklimatisasi gradual dinilai lebih efisien untuk menjaga udang agar tidak stress dan menghindari terjadinya kematian massal.
Cara yang kedua adalah dengan memperhatikan keseimbangan mineral, seperti mineral potasium (K), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca). Walaupun Bapak/Ibu telah memastikan angka salinitas tambak dengan air yang bersumber dari sumur telah sama dengan air laut, kandungan magnesium dan potasiumnya belum tentu sama. Untuk mengatasinya, Bapak/Ibu dapat memberikan produk khusus yang mengandung mineral-mineral yang dibutuhkan udang.
3. Ukuran Benur Seragam Menciptakan Ruang Gerak Tanpa Batas
Untuk menciptakan ruang gerak yang ideal, Bapak/Ibu disarankan untuk menggunakan ukuran benur yang seragam dalam 1 media budidaya. Kemudian perhatikan padat tebar benur dalam tambak, Bapak/Ibu perlu mempertimbangkan ukuran benur dan padat tebar agar terciptanya ruang gerak lebih leluasa, menghindari terjadinya kompetisi yang menimbulkan stress pada udang. Sebab bila sudah stress, maka sistem imunitasnya akan melemah dan ini akan mempengaruhi penurunan SR udang.
4. Menekan Kanibalisme melalui Pakan
Untuk mencegah terjadinya kanibalisme dan memangsa udang satu sama lain, Bapak/Ibu harus memastikan kualitas dan kuantitas pakan udang telah terpenuhi. Untuk memastikannya, Bapak/Ibu dapat menggunakan anco. Dengan begitu, Bapak/Ibu dapat mengetahui berapa jumlah pakan ideal untuk udang khususnya saat nafsu makannya tinggi.
Selain itu, untuk mengatasi sifat kanibalismenya sendiri Bapak/Ibu dapat menyertakan protein triptofan di dalam pakan. Sebab protein triptofan berfungsi untuk menurunkan agresivitas udang sehingga dapat menekan sifat kanibalismenya.
5. Usahakan Fase Moulting Seragam
Ketidakseragaman fase moulting merupakan salah satu faktor yang menyebabkan udang dapat saling memangsa. Penurunan imunitas akan terjadi pada udang yang sedang berada di fase moulting. Oleh karena itu, sebaiknya usahakan agar fase moulting terjadi serentak oleh seluruh udang di dalam tambak. Namun, yang perlu jadi perhatian adalah pentingnya mempersiapkan pakan dalam jumlah banyak agar fase moulting massal tersebut berjalan lancar.
6. Waktu Terbaik Budidaya Udang
Untuk mendapatkan angka SR yang optimal, salah satu caranya dengan memperhatikan waktu yang tepat untuk budidaya udang. Waktu terbaik budidaya udang ini berkaitan pula dengan cuaca.
Berdasarkan hasil riset langsung Petambak di lapangan yang dilakukan salah satu platform budidaya, menyarankan untuk melakukan budidaya udang pada bulan Juli. Pada bulan Januari dan September juga menjadi waktu terbaik budidaya udang karena di akhir proses budidaya pada waktu tersebut menghasilkan angka SR terbaik.
Meskipun telah terjamin berdasarkan pengalaman para Petambak di lapangan, namun Bapak/Ibu tetap harus menyesuaikan dengan kondisi tambak milik Bapak/Ibu. Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi tambak udang.
7. Mengaplikasikan Produk Probiotik Khusus
Cara meningkatkan SR udang yang terakhir adalah dengan mengaplikasikan produk probiotik khusus yang dicampur pada pakan udang. Misalnya saja produk Probiotik Protexin Aquatech yang mengandung Bacillus subtilis- PXN21 yang berfungsi untuk meningkatkan angka pertumbuhan dan kelangsungan hidup (SR).
Dengan menggunakan probiotik protexin ini, selain dapat meningkatkan SR juga dapat mengurangi kematian massal yang diakibatkan dari virus patogen penyakit dan virulensi bakteri, mengoptimalkan pertumbuhan dan kesehatan udang serta efisiensi pakan.
Dapatkan Bantuan untuk Meningkatkan SR Udang bersama Ahli Budidaya!
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
SR udang merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya. Bapak/Ibu harus mengupayakan langkah-langkah pencegahan untuk menjaga SR udang tetap tinggi.
Jika Bapak/Ibu ingin langsung berkonsultasi dan mendapatkan rekomendasi terkait cara meningkatkan SR udang, Bapak/Ibu bisa langsung mengakses fitur Konsultasi Budidaya di aplikasi eFarm secara GRATIS. Bapak/Ibu akan berkonsultasi langsung dengan Ahli Budidaya eFishery dan mengetahui tips menarik lainnya seputar budidaya udang.
Isi formulir di atas untuk berkonsultasi di Konsultasi Budidaya secara GRATIS!
Eko Afriantoro - Praktisi Budidaya Udang
Eko berpengalaman sebagai praktisi budidaya udang sejak tahun 2013 yang kini menjadi Farm Lead Research & Development (R&D) Shrimp eFishery.
Pertanyaan Seputar Cara Meningkatkan SR Udang
Penyebab SR udang rendah adalah penurunan kualitas dan salinitas air, penggunaan benur berukuran kecil, ruang gerak udang terbatas, minimnya pengaturan pakan udang, fase moulting tidak seragam, dan cuaca yang dapat mempengaruhi waktu terbaik budidaya udang.
Cara meningkatkan SR udang adalah dengan menjaga kualitas air, meningkatkan salinitas air tambak, memastikan ukuran benur seragam, menekan kanibalisme melalui manajemen pakan udang, mengusahakan agar fase moulting serempak, mempertimbangkan waktu terbaik untuk budidaya udang dan mengaplikasikan produk probiotik terbaik.
- https://agribiznetwork.com/kiat-tingkatkan-survival-rate-udang-windu/
- https://app.jala.tech/kabar_udang/budidaya-salinitas-rendah
- https://app.jala.tech/kabar_udang/kanibalisme-pada-udang
- https://app.jala.tech/kabar_udang/survival-rate-produktivitas-budidaya-udang?redirect=https%3A%2F%2Fapp.jala.tech%2Fkabar_udang%2Fperan-bakteri-budidaya-udang-vaname%3Fredirect%3Dhttps%253A%252F%252Fapp.jala.tech%252Fkabar_udang%252F44
- https://repository.polipangkep.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZDFmZmI1ZjJkNDU0OTU4M2Y5YjMwYzU3NDkyYzE5MmQ5NzEwNTk4OA==.pdf