sampling udang
sampling udang

Sampling Udang: Arti, Manfaat, Jenis, dan Cara Melakukannya

Artikel Ini Telah Direview Oleh:

Nabilla Anggi
Nabilla Anggi

Magister Budidaya Perairan

Ketika berbudidaya udang, Bapak/Ibu akan sulit melihat kondisi keseluruhan udang yang ada di tambak. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, Bapak/Ibu bisa melakukan sampling. 

Sampling udang merupakan salah satu cara yang bisa digunakan oleh Bapak/Ibu untuk mengetahui kondisi udang budidaya selama masa pemeliharaan. Simak di sini untuk mengetahui informasi lebih terkait sampling udang!

Apa Itu Sampling Udang?

Sampling atau monitoring adalah pengamatan terhadap kondisi aktual udang di tambak tertentu. Sampling dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan atau kondisi udang secara individual dan menghitung kebutuhan pakan udang. 

Sampling udang dilakukan secara periodik agar informasi atau data yang didapatkan dari tambak udang lebih tepat dan aktual. Sampling dilakukan selama masa pemeliharaan udang dengan cara mengambil contoh atau sampel untuk dilakukan pemeriksaan.

Macam-Macam Sampling 

Sampling dalam budidaya udang dibagi menjadi 3, yaitu sampling benur, sampling anco, dan sampling jala. 

  1. Sampling Benur, dilakukan sebelum benur ditebar ke dalam kolam. Sampling ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kesehatan benur yang akan ditebar.
  2. Sampling Pertumbuhan Menggunakan Anco, dilakukan pertama kali pada DOC 25-35. Anco digunakan karena ukuran udang masih terlalu kecil, sehingga lebih mudah mengambil sampel udang menggunakan anco daripada jala. Selain untuk melihat kondisi udang, sampling anco juga dilakukan untuk melihat nafsu makan udang  dan penentuan jumlah pemberian pakan pada DOC > 30.
  3. Sampling Pertumbuhan Menggunakan Jala, dilakukan setiap 7 hari sekali pada pagi atau sore hari. Tujuan dilakukannya sampling jala adalah untuk mengetahui pertumbuhan udang dan menghitung kebutuhan pakan udang. Sampling jala juga dilakukan ketika akan panen parsial dan total. Tujuannya agar Petambak  bisa menentukan harga berdasarkan size dan kondisi udang. 

Berikut rangkuman ketiga macam sampling udang dalam bentuk tabel:

macam macam sampling udang
Sumber: eFishery

Cara Melakukan Sampling

Berikut merupakan cara melakukan sampling yang bisa dilakukan berdasarkan macam-macamnya:

1. Cara Sampling Benur

Sampling benur merupakan sampling yang dilakukan untuk mengetahui kondisi benur sebelum ditebar ke dalam kolam. Sampling benur dilakukan dengan cara mengambil kantong benur secara acak sebagai sampel, lalu memindahkan benur di dalamnya ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Setelah itu, Bapak/Ibu bisa mengecek kondisi benur melalui pengamatan visual, uji stress, pengamatan perkembangan insang, dan perhitungan jumlah benur. 

sampling benur
Sumber: eFishery

a. Pengamatan Visual 

Pengamatan visual merupakan pengamatan yang dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti:

  • Anggota Tubuh

Benur yang sehat mempunyai anggota tubuh yang lengkap, sedangkan benur yang tidak sehat biasanya memiliki anggota tubuh yang putus-putus, rusak, atau memiliki kelainan.

  • Panjang Tubuh

Panjang tubuh disesuaikan dengan stadia yang dipilih. Benur PL 10 biasanya memiliki panjang kurang lebih 8 mm.

  • Keseragaman

Salah satu ciri benur berkualitas adalah memiliki ukuran yang seragam (panjang dan besarnya).

  • Aktivitas

Benur yang berkualitas akan aktif berenang. Cara menguji keaktifan benur adalah dengan cara menempatkan benur pada wadah baskom, lalu air diaduk memutar menggunakan tangan. Benur yang baik akan berenang melawan arus dan akan menempel pada dinding baskom. Selain itu, benur yang disentuh akan langsung memberikan respon seperti menjentikkan tubuhnya. Sebaliknya, benur yang tidak bagus akan terbawa arus dan terkumpul di tengah wadah baskom, bahkan cenderung tenggelam di dasar baskom. 

  • Antenula

Antenula adalah cuatan pertama di ujung kepala udang yang ada di sekitar mulut dan biasanya ditutupi oleh rambut2 halus. Antenula benur yang baik berada pada posisi menutup. 

  • Uropoda (Ekor Kipas)

Uropoda benur yang baik akan mengembang menyerupai kipas.  

  • Warna 

Benur yang baik berwarna transparan hingga kecoklatan, sedangkan benur yang buruk berwarna kemerahan. Warna kemerahan pada benur menunjukkan gejala stres yang umumnya dikarenakan proses transportasi yang lama dan proses packing yang kurang baik.

  • Hepatopankreas

Benur yang baik memiliki warna hepatopankreas yang jelas, tidak transparan, dan berukuran besar.

  • Kondisi Usus

Benur yang sehat memiliki usus yang penuh, sedangkan benur yang kurang sehat biasanya memiliki usus kosong atau terisi kurang dari setengah.

  • Bakteri Luminescent (Vibrio sp.) 

Keberadaan bakteri ini dapat diketahui pada ruangan gelap. Benur buruk yang terinfeksi bakteri tersebut akan terlihat menyala kebiruan.

b. Uji Stres

Uji stres benur udang terbagi menjadi 2, yaitu:

  • Uji Salinitas

Uji ini dapat dilakukan dengan cara menempatkan 100 sampel benur dan dimasukan ke dalam air tawar 1 liter salinitas 0 selama 30 menit. Benur yang memiliki kualitas baik memiliki kelolos hidupan (SR/sintasan) hingga 95%.

  • Uji Formalin

Uji ini dilakukan dengan cara menempatkan 100 sampel benur pada wadah yang telah diberi formalin 200 ppm dan air laut 1 liter. Benur yang memiliki kualitas baik memiliki kelolos hidupan (SR/sintasan) hingga 95%.

c. Pengamatan Perkembangan Insang 

Lamela insang (bagian insang yang berbentuk plat tipis, berjumlah banyak, dan saling berdekatan) pada benur yang baik sudah terbentuk menjadi bercabang (filament). Perkembangan insang juga mengikuti stadia atau usia udang. Insang benur yang telah berkembang umumnya memiliki tingkat kehidupan yang lebih tinggi. 

d. Perhitungan Jumlah Benur

Sampel benur yang telah diamati kemudian dihitung secara manual dengan menggunakan alat bantu seperti centong berwarna putih agar benur terlihat jelas. Untuk memudahkan perhitungan benur, sebaiknya Bapak/Ibu menggunakan alat bantu seperti lidi dipotong kecil untuk  digunakan sebagai penanda hitungan benur di setiap kelipatan angka tertentu. Misal, kelipatan 100 diberi tanda 1 lidi dan seterusnya hingga selesai. Setelah dilakukan sampling benur, benur siap ditebar ke dalam kolam. 

2. Cara Sampling Anco

illustrasi anco udang
Sumber: eFishery

Sampling anco adalah sampling pertumbuhan udang dengan menggunakan alat bantu anco. Sampling anco biasanya dilakukan saat sampling pertama pada DOC 25-35. 

Tujuan penggunaan anco saat sampling pertama adalah untuk memudahkan pengambilan udang yang masih berukuran kecil. Selain itu, dengan menggunakan anco, jumlah udang yang terambil tidak sebanyak ketika menggunakan jala. 

Kegiatan sampling anco harus dilakukan secara cepat untuk menghindari udang stres dan penurunan kualitas udang. Cara sampling pertumbuhan dengan anco sebagai berikut:

  1. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti wadah berisi air, timbangan, kalkulator, penggaris, dan sebagainya.
  2. Masukkan pakan ke dalam anco sebanyak 0,5-1,0% berat tubuh udang per anco, kemudian diturunkan secara perlahan ke dalam kolam dan didiamkan selama kurang lebih 2 jam. Bapak/Ibu juga bisa melakukan sampling anco 2-3 jam setelah pemberian pakan pagi hari untuk mempersingkat waktu dan memaksimalkan jumlah udang yang diambil.
  3. Angkat anco secara perlahan dengan menggunakan tali anco.
  4. Masukkan udang di anco ke dalam ember yang telah diisi air petakan.
  5. Masukkan udang ke dalam keranjang sampling.
  6. Timbang udang, lalu catat hasilnya.
  7. Masukkan kembali udang ke dalam ember dan hitung jumlahnya (ekor).
  8. Masukkan kembali udang ke dalam kolam tambak.
  9. Hitung berat rata-rata sampling (ABW/MBW) dan pertumbuhan berat harian (ADG), kemudian catat hasil yang didapat untuk pengambilan keputusan selanjutnya, misal perhitungan jumlah pakan.

Selain untuk mengetahui ABW/MBW dan ADG udang, sampling pakan anco juga dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan pakan pada DOC > 30 berdasarkan nafsu makan udang. 

Caranya sama dengan sampling pertumbuhan anco, dengan sedikit perbedaan. Perbedaannya adalah sampling pakan anco dilakukan setiap 1-2 jam setelah pemberian pakan. Lalu, setelah sampling pakan dengan anco, sisa pakan dalam anco menjadi penentu jumlah pakan di jam pemberian pakan berikutnya. 

3. Cara Sampling Jala

sampling jala
Sumber: eFishery

Sampling jala adalah sampling pertumbuhan udang dengan menggunakan jala. Sampling jala biasanya dilakukan saat udang sudah cukup besar untuk dijala. Cara sampling dengan menggunakan jala adalah sebagai berikut:

  1. Persiapkan alat dan bahan seperti jala, timbangan, kalkulator, wadah atau keranjang, cairan disinfeksi, dan sebagainya.
  2. Masukkan jala ke dalam cairan disinfeksi untuk mensterilkan jala agar patogen penyebab penyakit mati.
  3. Lempar jala di sekitar area pakan dan tarik ke atas permukaan.
  4. Masukkan udang yang terjala ke dalam wadah atau keranjang.
  5. Timbang udang. Pastikan tidak ada air ketika ditimbang, karena akan mempengaruhi perhitungan berat udang.
  6. Hitung jumlah udang dan masukkan ke dalam keranjang lain. Udang sampel tidak dimasukkan kembali ke dalam tambak.
  7. Catat dan hitung hasilnya. Hasil pengukuran yang dihitung adalah berat udang rata-rata atau Average Body Weight (ABW), size (jumlah udang dalam 1 kg berat udang), pertumbuhan udang per hari atau Average Daily Growth (ADG), Survival Rate (SR), konversi pakan atau Feed Conversion Ratio (FCR), keseluruhan berat udang (biomassa), dan penentuan kebutuhan pakan.

Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Sampling

Berikut hal yang harus diperhatikan ketika sampling:

  1. Tidak menggunakan antibiotik, obat-obatan, dan bahan terlarang pada kegiatan sampling secara periodik untuk pertumbuhan, SR, dan biomassa udang. Sebaiknya Bapak/Ibu menggunakan obat-obatan dan saprotam yang sudah terdaftar di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
  2. Pastikan peralatan yang digunakan sudah steril. Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit yang bisa saja terbawa pada peralatan tambak.
  3. Kegiatan sampling sebaiknya menggunakan hitungan udang normal atau udang tidak sedang molting. Hal tersebut bertujuan agar hasil perhitungan yang didapat lebih akurat.
  4. Sebaiknya sampling dilaksanakan di pagi atau sore hari (saat kondisi tidak terlalu terik) agar pengambilan udang lebih maksimal dan kualitas udang tidak turun.
  5. Pemuasaan udang. Bapak/Ibu bisa melakukan pemuasaan udang apabila setelah sampling ditemukan tanda-tanda penurunan nafsu makan, penurunan laju metabolisme udang, peningkatan sisa pakan dalam kolam, dan lain-lain. 

Contoh Tabel Sampling Pertumbuhan

Berikut adalah contoh tabel sampling pertumbuhan dengan menggunakan anco atau jala yang bisa digunakan sebagai referensi beserta cara menghitungnya:

contoh tabel sampling pertumbuhan
Sumber: eFishery

Contoh Perhitungan

Pada saat Sampling 3 DOC 42 di Petak A2, diketahui informasi berikut: 

  • Berat sampel udang = 1.300 gr
  • Jumlah sampel udang = 289 ekor
  • Populasi (jumlah keseluruhan udang di kolam tambak saat sampling 3 DOC 42) = 50.000 ekor  
  • Jumlah tebar benur = 52.000 ekor
  • Selisih hari (selisih dari sampling 2 ke sampling 3) = 7 hari 

Untuk perbandingan, diketahui ABW rata-rata Sampling 2 atau DOC 37 sebesar 2,46 gram.

Hitung:

  • ABW (Berat Rata-Rata Udang)

ABW = Berat Sampel Udang/Jumlah Sampel Udang

= 1.300/289 

= 4,49 gram

Berat rata-rata udang dalam DOC 42 petak A2 diperkirakan sebesar 4,49 gram. Hasil ini bisa dibandingkan dengan ABW di sampling sebelumnya, apakah udang mengalami pertumbuhan yang cukup baik atau tidak.

  • Size (Jumlah Udang dalam 1 Kg Berat Udang)

Size = 1.000/ABW

= 1.000/4,49 

= 222 ekor

Size udang DOC 42 petak A2 sebesar 222, dimana berarti 1 kg udang berisi 222 ekor. Hal ini menandakan udang belum siap untuk dijual karena ukurannya masih belum memenuhi harga pasar. Udang biasanya siap dijual ketika sudah memasuki size 100.

  • ADG (Pertumbuhan Rata-Rata dalam Satu Hari)

ADG = (ABW Baru (DOC 44)-ABW Sebelumnya (ABW Sampling 2))/Selisih Hari

= (4,49 – 2,46)/7 hari

= 0,29 gram

Pertumbuhan udang rata-rata dalam satu hari adalah 0,29 gram. Dibandingkan dengan target ADG yang diinginkan yaitu 0,20, hasil ADG yang didapatkan saat sampling sudah memenuhi target. 

  • SR (Tingkat Kelulushidupan Udang)

SR = (Populasi/Jumlah Tebar Benur) x 100%

= (50.000/52.000) x 100% 

= 96% 

SR (tingkat kelulushidupan udang) 96% sangat baik karena kematian udang hanya 4% saja. Biasanya SR udang hanya mencapai 80%.

  • Biomassa (Bobot Udang Total (kg) dalam Kolam)

Biomassa = (Populasi x ABW)/1.000

= (50.000 x 4,49)/1.000

= 224,5 kg

Biomassa merupakan berat total atau keseluruhan udang dalam 1 (satu) kolam dimana berat total udang pada DOC 44 petak A2 dalam kolam sebesar 224,5 kg. 

Manfaatkan Kalkulator Budidaya untuk Mempermudah Perhitungan Parameter Sampling

Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?

Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.

Sampling menjadi salah satu kegiatan wajib yang dilakukan selama masa pemeliharaan udang. Melalui sampling, Bapak/Ibu bisa mengetahui pertumbuhan udang dan menerapkan manajemen budidaya dengan baik.

Itulah salah satu alasan mengapa eFarm dilengkapi fitur Kalkulator Budidaya, untuk mempermudah Bapak/Ibu dalam menghitung komponen-komponen dalam pertumbuhan udang, seperti MBW/ABW, Size, ADG, Populasi, Biomassa, dan SR.

eFarm merupakan aplikasi yang dirancang untuk menyediakan solusi bagi berbagai masalah budidaya udang Bapak/Ibu. Tak hanya Kalkulator Budidaya, eFarm juga dilengkapi berbagai fitur lainnya yang mempermudah Bapak/Ibu mendapatkan saprotam, pengetahuan budidaya udang, bahkan langkah perawatan yang tepat melalui konsultasi dengan ahli budidaya udang.

Jadi, download eFarm sekarang dan nikmati berbagai kemudahan dalam berbudidaya udang, termasuk perhitungan sampling cepat serta akurat dengan Kalkulator Budidaya! 

Nabilla Anggi - Magister Budidaya Perairan
Nabilla Anggi - Magister Budidaya Perairan

Nabilla merupakan lulusan sarjana dan magister budidaya perairan serta memiliki pengalaman di dunia perikanan baik hatchery maupun pembesaran

Pertanyaan Seputar Sampling Udang

Sampling atau monitoring adalah pengamatan terhadap udang untuk mengetahui pertumbuhan atau kondisi udang secara individu dan menghitung kebutuhan pakan untuk udang.

Sampling anco adalah sampling udang dengan menggunakan anco, biasanya digunakan untuk mengetahui kondisi dan nafsu makan udang, sedangkan sampling jala adalah sampling pertumbuhan udang dengan menggunakan jala. 

Sampling dalam budidaya dibagi menjadi 2, yaitu sampling anco dan jala. Sampling anco digunakan untuk mengamati nafsu makan udang yang dilakukan sesuai dengan frekuensi pemberian pakan. Sampling anco juga dilakukan untuk sampling pertumbuhan di DOC 30, dilakukan 1-2 kali tergantung ukuran udang. Sedangkan sampling jala dilakukan setiap 7 hari sekali sampai udang panen.

  • Adinugroho, M. 2019. Pemilihan dan Penebaran Benur – Budidaya Udang Vannamei. Slideshare. Diakses pada tanggal 06 April 2023.
  • Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo. 2020. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Milenial. Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 38 hlm.
  • Pratama, A., Wardiyanto dan Supono. 2017. Studi performa udang vaname (litopenaeus vannamei) yang dipelihara dengan sistem semi intensif pada kondisi air tambak dengan kelimpahan plankton yang berbeda pada saat penebaran. e Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. VI (1): 643-652