Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Nabilla Anggi
Magister Budidaya Perairan
Panen udang parsial dan panen total udang adalah salah satu strategi yang biasa digunakan Petambak untuk meningkatkan produktivitas budidaya udang. Indikator peningkatan produktivitas udang adalah meningkatnya ukuran udang saat sampling dan panen total. Selain untuk meningkatkan produktivitas budidaya, panen udang juga menjadi solusi untuk permasalahan lainnya. Baca selengkapnya di sini untuk mengetahui perbedaan panen total dan parsial!
Apa itu Panen Parsial dan Panen Total pada Udang?
Panen tambak udang panen terbagi menjadi dua jenis, yaitu panen parsial dan panen total. Berikut penjelasannya:
Definisi Panen Parsial pada Udang
Panen parsial adalah pemanenan sebagian udang yang ada di kolam tambak. Panen parsial dilakukan minimal 2 kali dan umumnya dilakukan setiap 2 minggu selama 2 bulan terakhir masa pemeliharaan udang. Hal ini berdampak positif bagi pertumbuhan udang karena setelah panen parsial dilakukan, udang tumbuh lebih cepat dan terhindar dari kematian mendadak dalam jumlah besar.
Definisi Panen Total pada Udang
Panen total adalah pemanenan total atau keseluruhan udang dalam tambak di akhir siklus budidaya. Biasanya pemanenan total dilakukan saat DOC 90-120. Namun, tidak menutup kemungkinan udang dipanen lebih awal atau lebih akhir, bergantung dengan laju pertumbuhan udang, permintaan pasar, dan faktor lainnya.
Cara Menentukan Panen Parsial dan Panen Total
Menentukan waktu panen tidak bisa sembarang dilakukan karena pemilihan waktu panen berdampak pada hasil budidaya. Berikut faktor-faktor yang bisa membantu Bapak/Ibu menentukan kapan dilakukannya panen parsial dan panen total.
Faktor Teknis
Faktor teknis adalah faktor pada kondisi budidaya udang Bapak/Ibu yang digunakan sebagai indikator penentu panen parsial. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Biomassa Udang
Pada DOC 60, biasanya biomassa udang sudah hampir mendekati daya tampung lingkungan atau carrying capacity. Carrying capacity adalah kapasitas suatu ekosistem dalam menampung populasi untuk mencukupi kebutuhan. Apabila biomassa udang terlalu tinggi atau sudah memenuhi carrying capacity, maka harus dilakukan panen parsial agar carrying capacity dan pertumbuhan udang tetap optimal.
2. Padat Tebar
Padat tebar berhubungan dengan biomassa udang. Semakin tinggi padat tebar, maka semakin cepat biomassa mendekati carrying capacity, sehingga perlu dilakukan panen parsial untuk mengurangi padat tebar dalam kolam.
3. Kualitas Air
Pada usia budidaya akhir bulan kedua hingga panen terakhir (bulan keempat), kualitas air akan mengalami penurunan karena kepadatan dan biomassa udang makin tinggi. Padat tebar yang terlalu tinggi akan meningkatkan bahan organik yang berasal dari residu pakan dan feses udang. Bahan organik tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas air lainnya seperti kecerahan, pH, nitrit dan lain-lain, sehingga diperlukan panen parsial untuk menjaga kualitas air tetap optimal.
4. Indikasi Serangan Penyakit
Panen parsial dilakukan ketika mulai muncul indikasi serangan penyakit, contohnya ekor udang yang berubah warna menjadi merah. Saat hal tersebut terjadi, Bapak/Ibu bisa langsung mengurangi padat tebar dengan melakukan panen parsial. Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit ke kolam tambak lain.
5. Kematian Mendadak
Kematian mendadak bisa menjadi indikasi beberapa hal, seperti padat tebar terlalu tinggi sehingga terjadi persaingan, serangan penyakit, dan kualitas air buruk. Langkah yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan melakukan panen parsial.
Selain faktor-faktor tersebut, panen total bisa dilakukan saat udang sudah memenuhi target bobot dan size yang diinginkan. Biasanya Petambak akan memanen keseluruhan udang dalam petakan pada DOC 90-120 bahkan lebih.
Faktor Bisnis
Selain mempertimbangkan faktor teknis, Bapak/Ibu juga harus mempertimbangkan faktor bisnis ketika memutuskan untuk panen parsial atau panen total. Faktor bisnis adalah faktor yang dipertimbangkan dengan tujuan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Jika dilihat dari faktor bisnis, Bapak/Ibu bisa melakukan panen parsial dan panen total sesuai dengan permintaan pasar dan harga udang di pasaran.
Biasanya harga udang muncul mulai size 100 karena pada size tersebut Bapak/Ibu sudah dapat memperoleh keuntungan. Harga udang bersifat fluktuatif, jadi Bapak/Ibu juga perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk panen udang. Contohnya, harga udang di bulan Januari sedang tinggi, bisa jadi di bulan selanjutnya harga udang turun drastis. Salah satu penyebab harga udang turun adalah suplai udang berlebih namun permintaan pasar menurun.
Cara & Penanganan Panen Parsial dan Panen Total
Proses panen tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, karena akan berpengaruh terhadap kualitas udang. Berikut cara dan penanganan pasca panen yang baik dan benar.
Cara Panen Udang Parsial
Berikut cara panen parsial udang yang aman:
- Lakukan sampling udang untuk panen dengan tujuan mendapatkan taksiran ukuran udang dan menentukan harga jual. Sampling dilakukan 1 (satu) jam sebelum pemberian pakan.
- Pastikan Bapak/Ibu melakukan panen saat suhu rendah atau matahari tidak terlalu panas atau terik. Pastikan juga tidak ada endapan lumpur di tambak, untuk menghindari lumpur teraduk ketika proses panen.
- Sterilkan peralatan panen, terutama jala untuk menjaring udang. Sterilisasi sebaiknya dilakukan setiap berpindah kolam atau berpindah tambak. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit yang bisa saja terbawa melalui peralatan tambak.
- Matikan kincir di sekitar lokasi yang akan dipanen untuk memudahkan proses panen.
- Untuk panen parsial, biasanya udang yang dipanen sebanyak 20-30% dari populasi udang. Jika terlalu banyak udang yang dipanen, akan menyebabkan kondisi tambak terguncang.
- Untuk memancing udang berkumpul, Bapak/Ibu bisa memberikan pakan di area yang akan dijala.
- Udang yang sudah dijala dimasukkan ke dalam wadah untuk dibawa ke tempat sortir.
Cara Panen Total Udang
Berikut cara panen total udang yang benar:
- Lakukan sampling udang untuk panen dengan tujuan mendapatkan taksiran ukuran udang dan menentukan harga jual.
- Sterilkan peralatan panen, terutama jala untuk menjaring udang. Sterilisasi sebaiknya dilakukan setiap berpindah kolam atau berpindah tambak. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit yang bisa saja terbawa melalui peralatan tambak.
- Pasang jaring kantong di depan pintu air dengan tujuan mencegah lolosnya udang.
- Buka pintu air yang sudah dipasangi jaring kantong untuk mengeringkan air.
- Udang yang keluar melalui pintu air saat pengeringan air akan masuk ke dalam jala. Bapak/Ibu harus menjaga jala agar udang tidak lepas. Bapak/Ibu juga bisa menjala udang di dalam kolam ketika kedalaman air sudah mencapai 20 cm. Seiring dengan dilakukannya penjalaan udang, kolam dikeringkan sampai air habis.
- Udang yang sudah dijala dimasukkan ke dalam wadah untuk dibawa ke tempat sortir.
Penanganan Pasca Panen Parsial dan Panen Total
Udang adalah komoditas yang rentan rusak. Itulah mengapa proses penanganan pasca panen penting dilakukan untuk memastikan keamanan pangan (food safety) dan mempertahankan kualitas udang.
Adapun penanganan pasca panen yang dilakukan adalah udang dalam wadah dimasukkan ke tempat pembersihan untuk dibilas, kemudian udang disortir berdasarkan ukuran dan kualitas. Proses sortir tersebut akan menghasilkan 3 jenis udang yaitu udang fresh, kulit udang lunak atau molting, dan BS (below standard). Kriteria udang BS adalah ukuran terlalu kecil dan atau terdapat cacat pada tubuh udang.
Setelah disortir, udang ditimbang dan dimasukkan ke wadah berisi es curah dengan perbandingan 1:1 dengan penyusunan berlapis dan bertumpuk (es-udang-es-udang-es). Tujuannya untuk menjaga udang tetap segar dan tidak mudah busuk.
Penanganan pasca panen yang bisa dilakukan sehari setelah panen parsial adalah siphon. Proses siphon atau siphoning bertujuan untuk membuang udang yang mati karena proses pemanenan.
Biasanya, setelah panen parsial, udang mengalami stres sehingga nafsu makan menurun, namun kondisi ini tidak berlangsung lama. Hal yang bisa dilakukan adalah pemuasaan udang satu kali di jam pakan berikutnya. Gunanya untuk menghindari pakan yang terbuang sia-sia.
Bapak/Ibu juga harus ekstra waspada dalam mengontrol kondisi kualitas air pasca panen agar kualitas air tetap optimal. Bapak/Ibu juga perlu rutin melakukan kontrol anco untuk memastikan nafsu udang sudah membaik.
Setelah panen total selesai, Bapak/Ibu bisa melakukan evaluasi budidaya dan mempersiapkan rencana budidaya siklus selanjutnya, mulai dari pengeringan hingga pengisian air kolam.
Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Panen
Cara panen udang parsial dan panen total udang sangat mempengaruhi kondisi udang yang dipanen serta keuntungan yang didapatkan. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan ketika panen:
- Sebelum panen, sebaiknya Bapak/Ibu sampling secara mandiri untuk memastikan estimasi bobot, size, dan kualitas udang serta menentukan metode panen yang digunakan.
- Cari tahu kondisi harga udang di pasaran untuk memaksimalkan keuntungan.
- Cari informasi ke supplier mengenai harga, mekanisme pemanenan, dan proses pembayaran. Hal ini untuk mencegah kerugian saat panen berlangsung dan meminimalkan kesalahpahaman.
- Beberapa hari sebelum panen, udang diberi pakan dengan tambahan imunostimulan vitamin dan mineral.
- Jangan tambah atau kurangi air tambak selama 3 hari sebelum dilakukan panen.
- Sebelum dilakukan panen, aplikasikan dolomit dengan dosis 6-7 ppm, tujuannya untuk mengeraskan kulit udang. Selain itu, Bapak/Ibu bisa mengaplikasikan kapur jenis CaOH sehari sebelum panen dengan dosis 5-20 ppm, tujuannya untuk menaikkan pH hingga 9 sehingga udang tidak mengalami molting.
- Lakukan panen secepat mungkin untuk menghindari udang molting dan DO rendah. Waktu pemanenan maksimal 3 jam karena lebih dari itu udang akan stres.
Evaluasi Pasca Panen
Panen total udang menjadi penanda berakhirnya siklus budidaya. Agar siklus budidaya udang selanjutnya bisa lebih sukses, terdapat 2 jenis evaluasi yang bisa dilakukan.
Evaluasi Budidaya
Bapak/Ibu bisa mengevaluasi beberapa hal yang berkaitan langsung dengan bagaimana proses budidaya udang berjalan selama satu siklus terakhir, bagaimana kinerja penerapan SOP (standar operasional prosedur) selama budidaya, serta apakah menghasilkan panen yang lebih baik atau tidak.
Contoh, ketika panen parsial dilakukan karena terserang penyakit, Bapak/Ibu bisa melakukan evaluasi SOP yang ada, seperti SOP manajemen kualitas air, manajemen pakan, atau pemilihan benur yang lebih baik. Evaluasi budidaya ini dilakukan agar proses budidaya di siklus selanjutnya berjalan lebih baik dan produktivitas makin meningkat.
Evaluasi Market
Setelah panen total berakhir, Bapak/Ibu bisa mengevaluasi panen udang berdasarkan dinamika harga pasar dengan size yang diminta. Rata-rata Petambak seringkali meningkatkan size udang hingga size lebih besar hingga size 30. Hal ini dilakukan karena biasanya makin besar size maka makin mahal harga udang.
Namun, ada Petambak lain yang tidak melulu mengejar size besar, karena harga udang cenderung fluktuatif dan mengikuti permintaan pasar. Ketika size belum besar tetapi harga sedang naik, Bapak/Ibu bisa melakukan panen untuk mengejar keuntungan yang lebih tinggi. Contohnya ketika ABW telah mencapai standar permintaan pasar (size 60-80) maka panen dapat dilaksanakan walaupun masa pemeliharaan belum 100 hari.
Akan tetapi, semua kembali lagi ke keputusan bisnis masing-masing Petambak yang tentunya melalui perhitungan untung-rugi. Untuk bisa mengambil langkah yang tepat, Bapak/Ibu harus harus selalu memantau harga udang secara berkala di pasar untuk mengetahui harga terkini.
Ambil Keputusan Panen yang Tepat dengan Konsultasi ke Ahlinya
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Proses budidaya memang tidak semudah teori yang ada, contohnya ketika menentukan antara panen parsial atau panen total. Terkadang permasalahan yang terjadi di tambak berbeda dengan informasi yang beredar sehingga pengambilan keputusan untuk panen menjadi sulit untuk dilakukan.
Namun, Bapak/Ibu tidak perlu khawatir, karena Bapak/Ibu bisa mengkonsultasikan permasalahan budidaya secara langsung melalui Konsultasi Budidaya di aplikasi eFarm.
Konsultasi Budidaya merupakan fitur eFarm yang disediakan oleh eFishery untuk membantu Bapak/Ibu mendapatkan solusi atas permasalahan budidaya udang. Bapak/Ibu bisa melakukan konsultasi budidaya yang nantinya akan dijawab oleh ahli di bidangnya. Tentunya fitur ini bisa diakses secara gratis!
Jadi, tunggu apa lagi? Konsultasikan masalah budidaya Bapak/Ibu sekarang juga!
Nabilla Anggi - Magister Budidaya Perairan
Nabilla merupakan lulusan sarjana dan magister budidaya perairan serta memiliki pengalaman di dunia perikanan baik hatchery maupun pembesaran
Pertanyaan Seputar Panen Udang
Panen parsial adalah pemanenan sebagian udang yang ada di tambak, sedangkan panen total adalah pemanenan total atau keseluruhan udang dalam tambak pada akhir siklus budidaya
Panen dalam budidaya udang terbagi menjadi dua, yaitu panen parsial dan panen total. Panen parsial dilakukan minimal 2 kali dan umumnya dilakukan setiap 2 minggu selama 2 bulan terakhir masa pemeliharaan udang. Sedangkan panen total dilakukan saat DOC 90-120. Namun, tidak menutup kemungkinan udang dipanen lebih awal atau lebih akhir, bergantung pada laju pertumbuhan udang, permintaan pasar, dan faktor lainnya.
Panen parsial dilakukan ketika biomassa mendekati carrying capacity, padat tebar terlalu tinggi, penurunan kualitas air, muncul indikasi serangan penyakit, dan banyaknya kematian yang ditemukan saat dilakukan siphon. Tujuannya agar pertumbuhan udang menjadi lebih cepat dan udang terhindar dari kematian mendadak dalam jumlah besar.
Panen total dilakukan ketika udang sudah memenuhi target bobot dan size yang diinginkan Petambak atau permintaan dan harga pasar sedang tinggi. Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
- Adinugoho, M. 2019. Pemanenan dan Pasca Panen Pada Budidaya Udang Vannamei. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei. 2 hlm.
- Baiduri, M. A., Andriani, Ridwan dan Muslimin. 2022. Panen parsial sebagai penyeimbang antara biomassa udang dan daya dukung media pada budidaya udang vaname di Tambak Intensif. Prosiding Semnas Politani Pangkep. 3:115- 122.
- BLUPPB Karawang. 2016. Teknik Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang. 4 hlm.
- BPBAP Situbondo. 2021. Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Millenial Shrimp Farming (MSF). Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo. 46 hlm.
- Iskandar, A., D. Wandanu dan Muslim. 2022. Teknik Produksi Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei): Studi Kasus di PT. Dewi Laut Aquaculture Garut. Nekton. 2(2): 1-13