Artikel Ini Telah Direview Oleh:
Anggie Nur
Magister Bioteknologi
Kemunculan penyakit yang menyerang produktivitas sistem pencernaan udang menjadi masalah serius bagi Petambak udang vaname. Salah satu penyakit tersebut adalah White Feces Disease (WFD) atau berak putih pada udang vannamei. Penyakit WFD berasal dari berbagai patogen bakteri dan parasit. Penyakit ini mempengaruhi pertumbuhan udang, ukuran udang, pengurangan pakan, dan bisa berujung kematian kronis.
Bapak/Ibu bisa mendeteksi WFD dengan cara uji histologi, hibridisasi in situ, dan PCR. Yuk pahami cara mengatasi penyakit berak putih pada udang vaname!
Mengenal Penyakit Berak Putih atau White Feces Disease (WFD)
White Feces Disease (WFD) merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan udang. Penyakit ini disebabkan oleh interaksi antara bakteri vibrio dan parasit.
Bakteri vibrio yang ditemukan pada udang dan air budidaya yang terinfeksi WFD adalah Vibrio parahaemolyticus, Vibrio fluvialis, Vibrio alginolyticus, dan Vibrio mimicus. Selain itu, terdapat beberapa penelitian yang menunjukan keberadaan parasit microsporidia terutama Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) dan protozoa gregarin (genus Nematopsis). Hal ini menyebabkan udang mengeluarkan kotoran berwarna putih pucat yang menandakan adanya kerusakan saluran pencernaan. Kotoran udang yang sudah terkontaminasi penyakit WFD akan mengapung di permukaan kolam tambak udang vaname.
Kandungan vibrio pada feses udang yang terkena WFD akan sangat tinggi. Hal ini menunjukkan adanya patogen vibrio di dalam air budidaya dan usus udang. Penyakit feses putih sering terjadi 1-2 bulan setelah tebar benih udang vaname dan menyebabkan berkurangnya asupan pakan serta penyerapan pakan dalam usus udang vaname.
Selain dapat dilihat dari usus udang, penyakit feses putih juga bisa dilihat dari hepatopankreas udang. Hepatopankreas merupakan organ utama udang yang digunakan dalam metabolisme sistem pencernaan untuk menyerap nutrisi, mineral, zat organik, dan katabolisme senyawa organik. Hepatopankreas udang vaname yang terjangkit WFD akan berubah menjadi keputihan dan lunak. Selain itu, sebagian besar udang yang sakit WFD memiliki warna tubuh lebih gelap dan lunak.
WFD telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi Petambak udang karena menjadi penyebab FCR tinggi, pertumbuhan lambat, dan ukuran udang bervariasi/tidak seragam saat panen. Udang yang dipanen juga sebagian besar mempunyai kualitas yang jelek, seperti memiliki tubuh yang lembek dan keropos. Hal ini terjadi karena daging udang menyusut akibat udang tidak makan, sehingga harga udang yang dipanen menjadi rendah.
Gejala Penyakit White Feces Disease pada Udang
Pengamatan gejala penyakit White Feces Disease pada udang dilakukan dengan melihat perubahan pada udang vaname setelah pemberian pakan. Perubahan yang harus diperhatikan, yaitu:
- Perubahan nafsu makan
- Perubahan warna feses, usus, dan hepatopankreas udang
- Kondisi pergerakan (aktif atau tidak)
- Warna tubuh udang
- Kondisi karapas udang.
Udang yang terkena penyakit WFD bisa dilihat dari kotoran udang berwarna putih, karapas lembek, usus putus-putus, dan insang tampak gelap. Tambak yang terdampak parah menunjukkan penurunan kelangsungan hidup udang sebesar 20-30% jika dibandingkan dengan tambak normal. Dampak selanjutnya adalah penurunan konsumsi pakan, penurunan tingkat pertumbuhan, dan penurunan rata-rata pertambahan berat badan harian atau Average Daily Growth (ADG).
Cara Mengatasi Penyakit WFD pada Udang
Penyakit berak putih mempengaruhi pertumbuhan udang secara langsung, sehingga udang tidak akan tumbuh optimal. Alhasil, banyak Petambak udang yang mengalami gagal panen karena penyakit ini.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan sebelum udang terkena penyakit berak putih adalah menerapkan manajemen dan biosekuriti proaktif selama pengelolaan budidaya tambak udang vaname.
Cara mengatasi penyakit WFD pada udang yaitu sebagai berikut:
- Memberi probiotik seperti Lactobacillus sp.
- Melakukan resirkulasi air
- Melakukan siphoning
- Menjaga kecerahan air pada kisaran 35-40 cm
- Mengurangi pemberian pakan dan cegah overfeeding
- Memberikan treatment oral dengan penambahan imunostimulan
- Memberikan bawang putih dalam bentuk tepung bawang putih kering sebanyak 4 gram/kg pakan atau bawang putih segar dengan dosis 10-15/kg pakan
- Pemberian probiotik, prebiotik, asam organik, dan lain-lain dalam pakan untuk menurunkan kadar vibrio di saluran pencernaan
Atasi Berak Putih pada Udang dengan Konsultasi Budidaya di eFarm
Butuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?
Isi data diri Bapak/Ibu di formulir berikut ini. Tim kami akan segera menghubungi Bapak/Ibu melalui nomor handphone yang terlampir. Pastikan data yang diisi sudah benar.
Salah satu persoalan terbesar pada budidaya udang adalah serangan penyakit, seperti berak putih. Bapak/Ibu dapat mengatasi serangan berak putih ini dengan berkonsultasi bersama Ahli Budidaya melalui fitur Konsultasi Budidaya dari eFarm.
Ada banyak ahli Akuakultur dan Petambak udang profesional yang siap berdiskusi dengan Bapak/Ibu secara online, sehingga Bapak/Ibu memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendampingan GRATIS dalam mengelola budidaya udang.
Isi formulir di atas untuk konsultasi GRATIS di Konsultasi Budidaya!
Anggie Nur - Magister Bioteknologi
Anggie merupakan lulusan sarjana dan magister bioteknologi serta memiliki pengalaman riset di dunia perikanan khususnya udang
Pertanyaan Seputar Penyakit Berak Putih Pada Udang Vannamei
Munculnya kotoran putih disebabkan oleh udang yang terinfeksi penyakit WFD atau berak/feses putih. Warna putih feses disebabkan oleh saluran pencernaan yang memiliki banyak partikel ATM Aggregated Transformed Microvilli) menumpuk dan menjadi kotoran berwarna putih. ATM merupakan partikel hasil kerusakan dan transformasi sel hepatopankreas akibat serangan vibrio dan gregarin. Kotoran udang yang sudah terkontaminasi penyakit WFD akan mengapung di permukaan tambak udang vaname.
White Feces Disease (WFD) merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan udang. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan dari sekumpulan mikroba, seperti Vibrio alginolyticus dan Vibrio fluvialis. Selain itu, WFD juga disebabkan oleh parasit microsporidia terutama Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) dan protozoa gregarin (genus Nematopsis). Udang yang terkena penyakit WFD bisa dilihat dari kotoran udang berwarna putih, karapas lembek, usus putus-putus, dan insang tampak gelap.
- Farida R. 2019. Deteksi White Spot Syndrome Virus pada Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) di Tambak Masyarakat Gampong Paya Kameng Kecamatan Masjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Skripsi. Mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry.
- Helda Y, Harpeni E, Supono. 2018. Aplikasi Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Terinfeksi Penyakit White Feces Disease (WFD). Jurnal Sains Teknologi Akuakultur. Vol.2(2): 7-15.